3.7.2.6 Uji N-Gain
Uji ini dilakukan untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar kognitif setelah mendapat perlakuan. Rumus yang digunakan adalah:
N-Gain Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Pencapaian
Rata-rata Nilai Kriteria
0,00 – 0,29
0,30 – 0,69
0,70 – 1,00
Rendah sedang
tinggi Ruseffendi, H. E. T., 2003
3.7.2.7 Analisis Deskriptif Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
Data dari hasil pengukuran pengembangan keterampilan proses sains siswa dianalisis dengan deskriptif kualitatif menggunakan rumus sebagai
berikut: skor =
Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Sains Persentase Nilai
Kriteria 0 skor
20 20 skor
40 40 skor
60 60 skor
80 80 skor
100 Sangat kurang
Kurang Cukup
Baik Sangat baik
Riduan, 2005
3.7.2.8 Analisis Data Angket
Data yang diperoleh melalui angket tanggapan siswa dalam bentuk skala kualitatif dikonversikan menjadi skala kuantitatif. Untuk pernyataan
bersifat positif diberi skor tertinggi 4 yang menyatakan Sangat Setuju SS, skor 3 yang menyatakan Setuju S, skor 2 yang menyatakan Tidak Setuju TS
dan skor 1 yang menyatakan Sangat Tidak Setuju STS, dan sebaliknya jika digunakan pernyataan negatif pada daftar pernyataan pada angket. Data yang
terkumpul selanjutnya dijumlahkan dari masing-masing pilihan. Besarnya presentase tanggapan siswa dihitung dengan rumus:
100 responden
Jumlah nilai
Jumlah aspek
tiap nilai
rata -
Rata x
Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Data Angket Persentase Nilai
Kriteria 25 skor ≤ 40
40 skor ≤ 55 55 skor ≤ 70
70 skor ≤ 85 85 skor ≤ 100
Sangat kurang Kurang
Cukup Baik
Sangat baik
81
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Siswa mengalami peningkatan keterampilan proses sains pada hasil belajar kognitif materi larutan penyangga melalui penerapan praktikum berbasis
masalah dengan harga N-gain sebesar 0,49 pada kategori sedang 2. Rerata keterampilan proses sains siswa pada praktikum berbasis masalah
materi larutan penyangga adalah sebesar 91,12 dengan kategori sangat baik.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini adalah: 1. Penerapan pembelajaran dengan metode praktikum berbasis masalah
sebaiknya berkesinambungan dengan materi kimia lainnya sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses sains serta hasil belajar siswa
2. Sebaiknya praktikum yang diadakan di sekolah tidak hanya bersifat memverifikasi teori yang telah dipelajari di kelas, namun lebih kepada
praktikum yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, bersifat penyelidikan dan pengembangan keterampilan proses sains
3. Kekurangan dalam pembelajaran praktikum berbasis masalah dapat diantisipasi dengan cara guru harus menguasai materi yang akan
disampaikan dan membuat perencanaan kegiatan pembelajaran yang lebih matang.