terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok menemukan jawaban.
Pada kesempatan ini tiap- tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together”
berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil siswa yang memiliki nomor
yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga
semua siswa dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban
itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga siswa dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merujuk pada pengajaran siswa yang bekerja secara kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi pelajaran. Menurut Slavin 2005:8, pembelajaran kooperatif akan membantu dan mendorong siswa satu sama lain untuk berhasil dalam
belajar. Hal yang melatar belakangi pembelajaran kooperatif adalah apabila para siswa dalam timnya berhasil, mereka akan mendorong anggota timnya untuk
berhasil dan saling membantu melakukan kerja tim baik melalui diskusi maupun percobaan yang dilakukan. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
memberikan siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan
memberikan kontribusi.
Model pembelajaran
kooperatif, menjadikan
pembelajaran dalam kelas lebih bervariatif karena siswa dapat menyampaikan pengetahuan yang dimiliki melalui diskusi dan perilaku siswa lebih demokratis,
selain itu juga dapat meningkatkan motivasi siswa melalui lingkungan yang kompetitif individual sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna.
Menurut Huda 2014:112-114, model pembelajaran kooperatif didasari oleh sistem sosial, perantugas guru, dan pengaruh. Sistem sosial dalam model
kooperatif merupakan sistem yang menjadikan kelas mencapai kesepakatan secara kolektif antar anggota kelompok. Dalam pembelajaran IPA materi perubahan
lingkungan fisik ini, sistem sosial yang dilakukan adalah persiapan kelompok dan pembentukan kelompok dalam kelas. Peran guru dalam pembelajaran kooperatif
guru harus membimbing dan merefleksi pengalaman kelompok. Dalam pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik ini, peran guru adalah
membimbing kelompok dalam memecahkan masalah yang dilakukan pada saat diskusi kelompok melakukan percobaan. Pengaruh dalam model kooperatif adalah
pengaruh instruksional, yaitu efektivitas pengelolaan kelompok, konstruksi pengetahuan, dan kedisiplinan dalam penelitian kolaboratif, dan pengaruh
pengiring yaitu penghargaan reward, penelitian secara sosialbersama, dan hubungan antar personal. Dalam pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan
fisik ini, pengaruh yang diberikan antara lain mencakup keefektifan pengelolaan yang guru lakukan pada kelompok, hubungan pengetahuan yang dimiliki siswa
dengan percobaan yang dilakukan dalam memecahkan masalah, kedisiplinan dalam melakukan percobaan, pemberian penghargaan, kekompakan kelompok,
dan hubungan antar personal baik guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran kelompok, dimana siswa
belajar secara berkelompok melalui kegiatan, untuk membangun pengetahuan yang sesuai dengan pengalamannya.
2.1.7 Teori belajar mendasari model pembelajaran Numbered Head