10
assessment, sedangkan pada traditional assessment berupa multiple-choice tests, truefalse test, short answers, dan essays.
Penggunaan penilaian untuk mengukur ketercapaian pembelajaran pada siswa sangat diharuskan. Selain untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah
dilakukan juga dapat mengontrol proses pembelajaran yang lebih terkonsep dengan matang. Sampai sekarang jenis penilaian yang sering digunakan adalah
jenis penilaian yang dikemukakan oleh Simonson. Penilaian yang baik dalam mengukur kemampuan siswa adalah penilaian
autentik. Penilaian autentik meliputi beberapa macam penilaian, salah satunya yaitu penilaian proses kinerja. Pelaksanaan penilaian proses atau kinerja ini
dilakukan pada awal danatau akhir pembelajaran. Proses penilaian mencakup pengumpulan data yang menunjukkan pencapaian belajar siswa. Beberapa
kegunaan dilakukannya proses penilaian, yaitu 1 membantu belajar siswa, 2 mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa, 3 menilai efektivitas strategi
mengajar, 4 menilai dan meningkatkan efektivitas kurikulum 5 meningkatkan dan menilai kinerja pendidik dalam mengajar 6 memberikan data dan membantu
menetapkan keputusan, dan 7 efektifitas peran orang tua Swearingan, 2006.
2.1.2 Inovasi Model Penilaian
Inovasi adalah pengembangan atau penciptaan hal baru dari fakta lama sehingga membentuk fakta yang baru KBBI. Inovasi model penilaian berarti
membuat penilaian yang lebih berkembang yang memiliki perbedaan antara penilaian yang lama dengan yang baru. Depdiknas 2007 tentang standar
11
penilaian pendidikan mengemukakan mengenai prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan penilaian belajar siswa, yaitu sebagai berikut :
1 Valid, yaitu penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur fakta. 2
Objektif, yaitu penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai.
3 Adil, yaitu penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa, dan tidak
melibatkan perbedaan latar belakang, ekonomi, ras, sosial, budaya, agama, bahasa, maupun jender.
4 Terpadu, yaitu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari proses
pembelajaran. 5
Terbuka, yaitu prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dilakukan secara transparan, artinya dapat diketahui oleh pihak
yang berkepentingan. 6
Menyeluruh dan berkesinambungan, yaitu penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk
membantu perkembangan kemampuan siswa. 7
Sistematis, yaitu penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap sesuai dengan langkah-langkah yang berlaku.
8 Menggunakan acuan pemerintah, yakni penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditentukan, 9
Akuntabel, yaitu penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknik, prosedur, hasilnya.
12
Instrumen penilaian yang dirancang dengan baik dan sesuai dengan kompetensi yang akan diukur dapat meningkatkan kemampuan siswa Amalia
Susilaningsih, 2014: 1381.
2.1.3 Model Penilaian Autentik
Penilaian autentik Authentic Assessment adalah proses pengumpulan data atau informasi siswa yang dapat memberikan gambaran terhadap perkembangan
belajar siswa Abidin, 2012: 168. Menurut Azim dan Khan 2012: 319 menerangkan bahwa penilaian autentik adalah proses penilaian yang memberikan
gambaran baru untuk penilain tradisional dan mempermudah pendidik dalam memperoleh data perkembangan peserta didiknya. Atac 2012: 13 juga
menjelaskan bahwa penilaian autentik adalah proses penilaian yang dilakukan secara langsung dengan mengamati proses belajar siswa. Berdasarkan penjelasan
di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah proses pengumpulan data atau informasi terhadap perkembangan belajar siswa yang dilakukan secara
langsung. Performa kinerja aktual nyata dari siswa dalam aktivitasnya merupakan
hal yang secara langsung diukur oleh penilaian autentik Siswono, 2002: 51. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau
evaluasi. Sedangkan istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable. Penilaian autentik memiliki beberapa nama lain, diantaranya adalah
penilaian kinerja, penilaian alternative, dan penilaian langsung Atac, 2012: 10. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna dibandingkan dengan tes
pilihan ganda terstandar. Menilai kinerja siswa diperlukan penilaian dengan
13
kriteria penilaian dan standar penilaian yang sesuai dengan rubrik penilaian autentik Azim Khan, 2012: 316.
Penilaian autentik menuntut siswa untuk aktif belajar secara mandiri, guru hanya memfasilitasi proses pembelajarannya. Aspek utama dari penilaian autentik
adalah menilai dan mengukur serta mengolah informasi yang telah didapatkan dari hasil pengamatan terhadap perkembangan siswa. Penilaian autentik sangat
menekankan pada metakognitif dan pengolahan informasi dari hasil belajar siswa Azim Khan, 2012: 319. Beberapa macam penilaian autentik, diantaranya
penilaian kinerja, portofolio, dan self-peer assessment. Masing-masing penilaian tersebut dapat mengumpulkan informasi dari hasil belajar siswa dengan baik.
Penilaian autentik tidak hanya meminta siswa untuk mengulang kembali informasi yang mereka teruma, namun siswa juga diminta untuk menunjukkan
kemampuan mereka dalam menemukan, memahami, dan menerapkan konsep yang ada. Penilaian autentik mengintegrasikan pengajaran, pembelajaran, dan
penilaian. Model penilaian autentik menilaian kemampuan siswa secara menyeluruh dari tiga kompetensi, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Atac, 2012: 13-14. Penilaian autentik bermakna bagi siswa dan mampu mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Pelaksanaan dari penilaian autentik dilakukan secara
langsung dengan mengamati kemampuan siswa Astuti et al., 2012: 40. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moon 2005: 120 tentang pelaksanaan
penilaian autentik yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 fokus pada materi yang penting, ide-ide besar atau kecakapan-kecakapan khusus, 2
14
merupakan penilaian yang mendalam, 3 mudah dilakukan di kelas atau di lingkungan sekolah, 4 menekankan pada kualitas produk atau kinerja dari pada
jawaban tunggal 5 dapat mengembangkan kekuatan dan penguasaan materi pembelajaran pada siswa, 6 menyediakan banyak cara yang memungkinkan
siswa dapat menunjukkan kemampuannya sebagai hasil belajar, dan 7 pemberian skor penilaian didasarkan pada esensi tugas. Selain karakteristik
tersebut, dalam penilaian autentik tampak: 1 menekankan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah, 2 siswa mengalami proses pembelajaran secara
bermakna dan memahami mata pelajaran dengan penalaran, 3 siswa secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan awal.
Karakteristik tersebut, menunjukkan bahwa dalam penilaian autentik sejalan dengan pembelajaran kontekstual dan pendekatan konstruktivis.
Penilaian yang baik adalah penilaian yang dapat menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik baik dalam mengobservasi, menanya,
menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Oleh karena itu perlu adanya penilaian seperti ini yang dapat memberikan informasi, menilai proses dan hasil
pembelajaran, serta relevan dengan pembelajaran, yaitu salah satunya penilaian autentik Wandansari Wahyuni, 2012: 45.
2.1.4 Model Penilaian Proses