7
berkembang dan memiliki skill scientist melalui kegiatan di dalam laboratorium, seperti perancangan alat, pengaturan bahan, penentuan masalah, memahami
fenomena, mengolah data, menentukan dugaan sementara dan menyimpulkan hasil yang diperoleh Nugroho et al., 2009: 109. Penilaian dilakukan pada saat
prapraktikum, prakrikum dan akhir praktikum. Model penilaian ini dikembangkan dengan memodifikasi indikatornya dari beberapa teori para ahli dan
pengembangan aspek-aspek yang dinilai yang meliputi perancangan kegiatan praktikum, pengaturan alat dan bahan praktikum, mengamati, berkomunikasi,
mengolah data, kedisiplinan dan tanggung jawab.
1.5.4 Aktivitas di Kelas
Aktivitas belajar adalah aktivitas rohani dan jasmani yang mencakup aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas gerak dan
aktivitas menulis Usman, 2000: 26-27. Sardiman 2007: 101 membagi aktivitas siswa dalam beberapa aspek, yaitu aspek visual, oral, listening, writing, mental
dan emotional activities. Penelitian ini mengembangkan penilaian aktivitas siswa di dalam kelas dengan memodifikasi indikator yang dinilai dari Usman dan
Sardiman.
1.5.5 Keefektifan Model Penilaian
Kriteria instrumen yang baik adalah instrumen yang mampu mengukur obyek dengan baik dan dapat meningkatkan objek yang dinilai. Keefektifan model
penilaian proses yang dikembangkan dalam penelitian ini sesuai dengan BSNP. Model penilaian proses dikatakan efektif untuk mengukur keterampilan
laboratorium dan aktivitas siswa , apabila :
8
1 Mengukur keterampilan laboratorium siswa sesuai di laboratorium yang
ditunjukkan 8 dari 10 orang siswa pada uji coba skala kecil, 20 dari 26 siswa pada uji coba skala besar, dan 23 dari 30 siswa pada tahap implementasi
memiliki keterampilan laboratorium minimal berada pada kategori tinggi. 2
Mengukur aktivitas siswa di kelas sesuai di kelas yang ditunjukkan 8 dari 10 orang siswa pada uji coba skala kecil, 20 dari 26 siswa pada uji coba skala
besar, dan 23 dari 30 siswa pada tahap implementasi memiliki aktivitas minimal berada pada kategori tinggi.
1.5.6 Kelayakan Model Penilaian
Uji kelayakan dilakukan menggunakan kelayakan menurut ahli, guru, dan observer. Uji kelayakan ini meliputi aspek isi dari instrumen penilaian proses dan
instrumen pendukungnya.
1.5.7 Validitas dan Reliabilitas
Kriteria yang digunakan pada penerapan produk model penilaian ini memiliki derajat validitas yang memadai dengan berada pada kategori valid.
Validasi instrumen dilakukan oleh para ahli di bidangnya. Model penilaian dikatakan reliabel ketika model penilaian yang diproduksi menunjukkan tingkat
kekonsistenan yang tinggi sehingga hasilnya dapat dipercaya.
9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Model Penilaian dalam Pembelajaran
Penilaian merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dan urgen dalam proses pembelajaran. Penilaian seringkali disebutkan sebagai tiga pilar utama
dalam proses pendidikan. Ketiga pilar tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian Muchtar, 2010: 72. Ketika ketiga pilar tersebut mampu
bekerjasama dan seimbang maka tujuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan akan tercapai. Hal tersebut tidak akan terwujud tanpa kinerja dari
pendidik dan peserta didik. Mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dari siswa tidak selalu menggunakan penilaian dalam bentuk tes soal, namun perlu
menggunakan penilaian keterampilan dan penilaian sikap. Model penilaian dalam pembelajaran terus mengalami perkembangan
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penilaian standar tradisional dalam pembelajaran terdapat enam model. Sejalan dengan yang
pendapat Meyer 1992: 3-4 mengenai enam macam penilaian standar yaitu alternative assessment, informal assessment, authentic assessment, performance
assessment, descriptive assessment, dan direct assessment. Selanjutnya Simonson tahun 2000
menyebutkan jenis dari penilaian adalah alternative assessment dan traditional assessment. Alternative assessment terdapat tiga instrumen yaitu
authentic assessment, performance-based assessment, dan constructivist