Kalor Laten Perubahan Wujud Zat

Peristiwa perubahan wujud dari satu wujud ke wujud lain digambarkan sebagai berikut. 1 Perubahan wujud zat dari wujud padat menjadi cair disebut melebur menyerap kalor. 2 Perubahan wujud zat dari wujud cair menjadi padat disebut membeku melepas kalor. 3 Perubahan wujud zat dari wujud gas menjadi cair disebut mengembun. 4 Perubahan wujud zat dari wujud padat menjadi wujud gas disebut menyublim. 5 Perubahan wujud zat dari wujud gas menjadi padat disebut deposisi.

2.5.2.1 Kalor Laten

Kalor laten suatu zat ialah kalor yang dibutuhkan untuk merubah wujud zat tersebut menjadi wujud zat yang lain pada suhu dan tekanan yang tetap. Jika kalor laten= , maka untuk merubah wujud suatu zat bermassa seluruhnya menjadi wujud yang lain diperlukan kalor sebesar: 2.5 Keterangan: = kalor yang dibutuhkandikeluarkan selama perubahan fase joule = massa benda kg = kalor laten Jkg Definisi kalor lebur, kalor beku, dan kalor didih sebagai berikut. 1 Kalor lebur ialah kalor laten pada perubahan wujud padat menjadi cair pada titik leburnya. 2 Kalor beku ialah kalor laten pada perubahan wujud cair menjadi padat pada titik bekunya. 3 Kalor didih kalor uap ialah kalor laten pada perubahan wujud cair menjadi uap pada titik didihnya. Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik di bawah ini dapat dilihat semua persamaan kalor yang digunakan. Gambar 2.2 Grafik Suhu dan Kalor untuk Es yang Dipanaskan Sampai Menjadi Uap Air Keterangan: Pada Q 1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0ºC kalor yang diterima digunakan untuk melebur Q 2 , setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air Q 3 , setelah suhunya mencapai suhu 100ºC maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap Q 4 , kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali Q 5 .

2.6 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori yang melandasi penelitian ini, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut. Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai tes KPS sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran multidimensional. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai tes KPS sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran multidimensional. Fakta  Pembelajaran teacher centered  Pembelajaran fisika hanya menekankan pada produkhasil belajar  Inovasi pembelajaran kurang  Pemberdayaan potensi siswa rendah Akibat o Kurangnya peran aktif siswa dalam pembelajaran o Kurangnya pemberdayaan keterampilan proses sains siswa o Pembelajaran fisika sebagai proses dan sikap terabaikan o Pembelajaran fisika menjadi membosankan Perlu penerapan model pembelajaran yang efektif agar tercapai tujuan secara maksimal serta dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa Penerapan model pembelajaran multidimensional pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa 1. Tercipta keterampilan proses sains siswa 2. Pembelajaran fisika sebagai proses, sikap, produk, aplikasi tercapai Peningkatan keterampilan proses sains dan hasil belajar dalam pembelajaran fisika