Hakikat Belajar TINJAUAN PUSTAKA

10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Belajar

Menurut Morgan, sebagaimana dikutip oleh Soekamto Winataputra 1997: 8, belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Definisi ini mencakup tiga unsur, yaitu: 1 belajar adalah perubahan tingkah laku, 2 perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman. Perubahan yang terjadi pada tingkah laku karena karena unsur kedewasaan bukan belajar, dan 3 sebelum dikatakan belajar, perubahan tersebut harus relative permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Menurut Rifa’i Anni 2011: 82, konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Adapun definisi belajar menurut beberapa ahli sebagai berikut. 1 Gage Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. 2 Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. 3 Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Pada dasarnya belajar merupakan sebuah proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri siswa apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan perilaku itu menjadi indikator bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar. Siswa akan memahami pelajaran apabila siswa aktif sendiri membentuk atau menghasilkan pengertian dan hal-hal yang diinderanya, penginderaan dapat terjadi melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Pengertian yang dimiliki siswa merupakan bentukan siswa sendiri dan bukan hasil bentukan dari orang lain. Rifa’i Anni 2011: 85-91 menyatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Dalam pembahasan hasil belajar dikenal tiga taksonomi yang kemudian dikenal dengan tiga ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis sintesis, dan penilaian evaluation. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori ini mencerminkan hirarkhi yang bertentangan dari keinginan untuk menerima sampai pada pembentukan pola hidup. Kategori tujuan peserta didikan afektif adalah penerimaan receiving, penanggapan responding, penilaian valuing, pengorganisasian organization, pembentukan pola hidup organization by a value complex. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena seringkali tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif. Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu persepsi perseption, kesiapan set, gerakan terbimbing guided response, gerakan terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originality. Hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini adalah pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada ranah kognitif berupa nilai pretest dan posttest sedangkan ranah afektif dan psikomotorik berupa peningkatan keterampilan proses sains.

2.2 Model Pembelajaran Multidimensional