Pembelajaran Kooperatif KAJIAN TEORI

gaya belajar, pembelajaran hendaknya dilakukan dengan multisensori dan diisi dengan berbagai variasi.

2.1.14. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya dalam Hamdani, 2011:30, model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Slavin 2010:4 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Pembelajaran kooperatif diyakini sebagai praktik pedagogis untuk meningkatkan proses pembelajaran, gaya berpikir tingkat tinggi, perilaku sosial, sekaligus kepedulian terhadap siswa-siswa yang memiliki latar belakang kemampuan, penyesuaian, dan kebutuhan yang berbeda-beda Huda, 2012:27. Menurut Rusman 2012:207, karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif antara lain 1 pembelajaran secara tim; 2 didasarkan pada manajemen kooperatif; 3 kemauan untuk bekerja sama; 4 keterampilan bekerja sama. Roger dan Johnson dalam Suprijono, 2011:58 mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap sebagai pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah 1 positive interdependence saling ketergantungan positif; 2 personal responsibility tanggung jawab perseorangan; 3 face to face promotive interaction interaksi promotif; 4interpersonal skill komunikasi antaranggota; 5 group processing pemrosesan kelompok. Diungkapkan Slavin 2010:5, ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif layak diterapkan dalam proses pembelajaran. Selain sebagai upaya untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, dan adanya penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik sehingga meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka. Adapun tahap-tahap pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut Ibrahim dalam Hamdani, 2011:34 : Tabel 2.1 Tahap-tahap pembelajaran kooperatif Fase-fase Perilaku Guru Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase 2: Menyajikan informasi. Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan. Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase 5: Evaluasi. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari meminta presentasi hasil kerja kepada kelompok. Fase 6: Memberikan penghargaan Menghargai upaya dan hasil belajar individu dan kelompok. Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa belajar dalam kelompok dengan tujuan tercipta hubungan sosial yang baik antarsiswa, melatih siswa agar pandai berkomunikasi, berani menyampaikan idependapat, saling membantu dalam memahami materi, serta saling menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing siswa.

2.1.15. Model Team Game Tournament

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS V SD KALIWIRU SEMARANG

0 45 235

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DI KELAS IV SD NEGERI KARANGAYU 02 SEMARANG

1 29 361

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VC SDN KARANGAYU 02 SEMARANG

2 27 251

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TGT(TEAM GAME TOURNAMENT) MENGGUNAKAN MULTIMEDIA

1 21 306

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS III SDN KARANGANYAR 02 SEMARANG

1 12 297

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI PENDEKATAN COOPERATIF LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERNOMOR BERBASIS TIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGANYAR

1 9 257

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

0 6 232

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui model Example Non Example pada Siswa Kelas IVA SDN Karangayu 02 Kota Semarang

0 13 266

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN TEORI BRUNER DI KELAS V SD WONOSARI 03 SEMARANG

0 8 261