Klasifikasi Anak Tunagrahita Anak Tunagrahita Debil Mampudidik

dan membedakan yang benar dan yang salah, sehingga tidak dapat membayangkan terlebih dahulu konsekuensi dari suatu perbuatan. Dari pemaparan di atas, karakteristik anak tunagrahita dapat dilihat dari 1 kemampuan intelegtual; membaca, menulis dan berhitung sangat terbatas, 2 keterbatasan sosial; ketergantungan terhadap orang tua, tidak tanggung jawab, mudah dipengaruhi, 3 keterbatasan fungsi mental; lama dalam menyelesaikan sesuatu, kurang mampu membedakan baik dan buruk.

2.4.3 Klasifikasi Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori.Klasifikasi anak tunagrahita pada umumnya didasarkan pada taraf intelegensinya, yang terdiri dari tungrahita ringan, sedang, dan berat.Kemampuan intelegensi anak tunagrahita lebih banyak diukur menggunakan Skala Weschler WISC dan tes Stanford Binet Somantri, 2007: 106. Effendi 2006: 89, mengklasifikasikan anak tunagrahita menjadi empat macam, yaitu: 1 Klasifikasi menurut kelainaan fisik; tipe Mongoloid, tipe Microchepalon, tipe Cretinis; 2 Klasifikasi menurut derajat kemampuan penyesuaian diri; tidak tergantung pada orang lain, semi tergantung pada orang lain, sama sekali tergantung pada orang lain; 3 Klasifikasi menurut aspek intelegensi; Idiot, IQ 0-25, Embisil, IQ 25-50, Debil atau Moron, IQ 50-70; 4 Klasifikasi menurut penilaian pendidikan; Tunagrahita mampudidik, Tunagrahita mampu lati, Tunagrahita mampu rawat.

2.4.4 Anak Tunagrahita Debil Mampudidik

Efendi 2006: 88 berpendapat bahwa tunagrahita debil mampudidik adalah seseorang dikategorikan berkelainan mental subnormal atau tunagrahita jika memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya di bawah normal. Untuk meniti tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara spesifik termasuk dalam hal pendidikan. Walaupun terdapat subnormalitas penderita ini tidak seberat imbisilitas, penderita debilitas mempunyai kemampuan belajar lebih baik, mereka dapat menerima pelajaran-pelajaran sampai batas tertentu. Penderita debilitas mampu memecahkan persoalan hidupnya yang sederhana secara intelegen. Berdasarkan testing intelegensi pada umumnya penderita debilitas mempunyai IQ antara 50 sd 70. Penderita debilitas dapat dibimbing atau dipelajari dan dilatih dalam beberapa mata pelajaran seperti membaca, menulis berhitung pekerjaan tangan dan keterampilan lainnya Tim Penyusun Buku BBRSBG, 1978: 17. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat diambil suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan anak tunagrahita debil mampudidik adalah anak yang mempunyai intelegensi di bawah rata-rata, kemampuan berfikirnya rendah, perhatian dan ingatan lemah, kurang mampu menanggapi masalah-masalah yang dihadapinya, serta masih mungkin dikembangkan potensinya dalam bidang akademis dalam tarap sederhana sesuai dengan kemampuannya.

2.5 Aktivitas Belajar Anak Tunagrahita