Teknik pilin dipilih untuk melatih gerak tangan, kecermatan, dan konsentrasi anak dalam membentuk dengan cara digulung-gulungkan sehingga
menghasilkan bentuk pilinanyang bagian ujung dan tengah sama.
Gambar 2: Teknik Pilin Sumber: Iswidayati, 2011: 81
Dalam membentuk kedua teknik tersebut dapat dipadukan. Kedua teknik tersebut melatih kerja otot tangan dan jari-jari dalam membentuk. Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membentuk dengan media clay tepung dapat digunakan sebagai terapi, karena clay tepung merupakan media yang lentur
dan mudah dibentuk dengan teknik pijit dan teknik pilin untuk melatih gerak tangan dan jari-jari. Selain itu membentuk dengan clay tepung dapat melatih
kesabaran, meningkatkan kosentrasi, dan kecermatan.
2.4 Anak Tunagrahita
2.4.1 Pengertian Anak Tunagrahita
Tunagrahita atau terbelakangan mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai
tahap perkembangan yang optimal Somantri, 2007: 103.Menurut Delphie 2006: 2bahwa anak tunagrahita merupakan anak dengan hendayaperkembangan
kemampuan, memiliki problematika belajar yang disebabkan adanya hambatan perkembangan intelegensi, mental, emosi, sosial dan fisik.
Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan daya pikir serta seluruh kepribadiannya, sehingga tidak mampu
hidup dengan kekuatan sendiri di masyarakat meskipun dengan cara yang sederhana Munzayanah, 2000: 13. Menurut Santrock dalam Nisa 2010: 9 anak
tunagrahita adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan biasanya nilai IQ-nya di bawah 70 dan sulit beradaptasi dengan
kehidupan sehari-hari. IQ rendah dan kemampuan beradaptasi yang rendah biasanya tampak pada masa kanak-kanak, dan tidak tampak pada periode normal.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kemampuan intelektual yang rendah dan mengalami
hambatan dalam perilaku adaptif serta seluruh kepribadiannya, sehingga anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan terjadi pada masa
perkembangan, batas usia dari masa perkembangan adalah 18 tahun.
2.4.2 Karakteristik Anak Tungrahita
Menurut Smart 2010: 48 karakteristik anak tunagrahita ditandai dengan keterbatasan sebagai berikut.
1 Keterbatasan Intelegensi
Intelegensi merupakan fungsi yang kompleks untuk mempelajari informasi dan keterampilan-keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah-
masalah dan situasi kehidupan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, berfikir abstrak, dapat menilai kritis dan kemampuan untuk merencanakan
masa depan. Anak tungrahita memiliki keterbatasan dalam semua hal tersebut. Keterbatasan intelegensi terlihat pada kemampuan belajar anak
sangat kurang, terutama yang bersifat abstrak, seperti membaca dan menulis, belajar dan berhitung sangat terbatas.
2 Keterbatasan Sosial
Anak tunagrahita mengalami hambatan dalam mengurus dirinya sendiri di dalam
kehidupan masyarakat.Maka
dari itu
anak tunagrahita
membutuhkan bantuan. Anak tunagrahita cenderung berteman dengan anak yang lebih muda usianya, ketergantungan terhadap orang tua sangat
besar, tidak mampu memikul tanggungjawab sosial dengan bijaksana, sehingga harus selalu dibimbing dan diawasi. Anak tunagrahita juga
mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.
3 Keterbatasan Fungsi Mental Lainnya
Anak tunagrahita memerlukan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya.Anak tunagrahita
memperlihatkan reaksi terbaiknya bila mengikuti hal-hal yang rutin dan secara konsisten.Anak tunagrahita tidak dapat menghadapi sesuatu
kegiatan atau tugas dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa, bukan mengalami kerusakan
artikulasi, melainkan karena pusat pengolahan pengindraan kata kurang berfungsi.Selain
itu anak
tunagrahita kurang
mampu untuk
mempertimbangkan sesuatu, membedakan antara yang baik dan buruk,
dan membedakan yang benar dan yang salah, sehingga tidak dapat membayangkan terlebih dahulu konsekuensi dari suatu perbuatan.
Dari pemaparan di atas, karakteristik anak tunagrahita dapat dilihat dari 1 kemampuan intelegtual; membaca, menulis dan berhitung sangat terbatas, 2
keterbatasan sosial; ketergantungan terhadap orang tua, tidak tanggung jawab, mudah dipengaruhi, 3 keterbatasan fungsi mental; lama dalam menyelesaikan
sesuatu, kurang mampu membedakan baik dan buruk.
2.4.3 Klasifikasi Anak Tunagrahita