Keberhasilan pembelajaran keterampilan kerajinan tangan dengan menggunakan media clay tepung, anak-anak dapat berkreasi sesuai dengan yang
diinginkan. Berdasarkan hasil wawancara, pembimbing keterampilan kerajinan tangan menyatakan bahwa media clay tepung dapat dimanfaatkan menjadi media
alternatif baru dalam berkarya dan berkreasi untuk anak tunagrahita.Selain sebagai media berkarya clay tepung juga dapat digunakan sebagai media untuk
terapi.
4.3 Aktivitas Keterampilan Kerajinan Tangan dengan Media Clay Tepung
sebagai Terapi Seni bagi Anak Tunagrahita
Aktivitas keterampilan kerajinan tangan teknik membentuk bagi anak merupakan kegiatan yang menyenangkan. Melalui aktivitas ini, anak dapat dengan
bebas menuangkan atau mengekspresikan gagasan. Media yang digunakan dalam membentuk juga merupakan faktor pendukung, dengan menggunakan mendia clay
tepung yang bersifat plastis sehingga mudah dibentuk. Selain itu warna yang digunakan bewarna-warni, dan sebagian besar anak menyukai warna-warna yang
cerah. Aktivitas keterampilan kerajinan tangan teknik membentuk dengan media
clay tepung tergolong dalam jenis motor activities. Motor activities yang termasuk didalamnya antara lain melakukakn percobaan, membuat kostruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun dan berternak. Aktivitas teknik membentuk termasuk dalam kategori motor activities karena sama dengan membuat
konstruksi. Selain motor activities aktivitas teknik membentuk juga berkaitan
dengan visual activities, oral activities, dan emosional activities. Visual activities terjadi pada saat anak memerhatikan video demostrasi, oral activities terjadi pada
saat anak bertanya, wawancara antara peneliti dengan anak. Sedangkan emosional activities misalnya anak bersemangat, tenang gembira atau gugup.
Selain anak dapat berkarya melalui pembelajaran keterampilan kerajinan tangan teknik membentuk dengan media clay tepung juga dapat digunakan
sebagai alternatif bentuk terapi seni. Terapi seni merupakan proses penyembuhan dengan menggunakan media seni. Pada penelitian ini media seni yang digunakan
adalah media clay tepung. Clay tepung digunakan untuk berkarya atau membuat seni. Pada proses berkarya anak tunagrahita berlatih sabar, kosentrasi, tekun, dan
membangkitkan semangat. Anak tunagrahita dapat menyalurkan atau
mengeluarkan segala sesuatu yang bersifat kejiwaan, seperti perasaan, memori, pada saat kegiatan berkarya seni berlangsung.
Media clay tepung juga dapat digunakan sebagai media terapi seni dan sebagai terapi gerak. Melalui media clay tepung tersebut anak dilatih
menggerakkan jari-jari tangan pada saat proses membentuk. Pada saat pembelajaran terapi ini dapat diterapkan pada anak yang mempunyai masalah
pada gerak tangan, seperti contoh pada penelitian ini anak yang memiliki kelemahan dalam gerak tangan Arif Kurniawan dan Yuli Hariyanto. Arif
mempunyai gerak tangan yang kaku, pada saat proses membuat adonan Arif tidak dapat mencampur adonan tepung dan lem menjadi clay tepung, kondisi ini
disebabkan karena gerak tangannya yang kurang dengan ditambah kelemahan pada mata, sehingga koordinasi antara mata dan tangan kurang. Namun, pada saat
proses membentuk Arif dapat membentuk bulatan yang utuh walaupun sedikit terdapat retakan. Berbeda dengan Arif, Yuli Hariyanto juga memiliki kelemahan
pada gerak tangan namun masih dapat membuat adonan menjadi adonan clay tepung yang baik. Pada saat membuat bentuk juga dapat dikerjakan dengan baik.
Meskipun mempunyai kelemahan pada tangan namun Arif dan Yuli tetap semangat dalam berkreasi.
Berdasarkan uraian di atas aktivitas keterampilan kerajinan tangan teknik membentuk anak tunagrahita tergolong dalam motor activities, visual activities,
oral activities, dan emosional activities. Kegiatan membentuk juga dapat digunakan sebagai salah satu bentuk terapi seni dan terapi gerak. Terapi ini untuk
melatih kerja otot tangan dan jari-jari agar dapat terlatih untuk bergerak. Dari analisis hasil karya penelitian di atas, dapat ditegaskan beberapa hal
sebagai berikut: 1.
Melalui pembelajaran keterampilan kerajinan tangan dengan media clay tepung bagi anak tunagrahita BBRSBG Kartini Temanggung, anak tunagrahita
dapat berkreasi sesuai dengan keinginan masing-masing. Kreasi anak dapat berkembang dapat dilihat dari:
a. Pengungkapan ide anak tunagrahita untuk berkreasi sehingga
menghasilkan karya yang unik. Anak sudah mulai bekarya sesuai dengan keinginan dan tema yang sudah ditentukan, karena pada proses
pembelajaran yang sebelumnya anak hanya berkarya dengan mencontoh, sehingga tidak dapat berkreasi. Anak tunagrahita mengkreasikan bentuk
dan warna dari tema yang sudah ditentukan.
b. Semangat anak dan keingin tahuan anak dalam berkarya, faktor utama
karena ketertarikan pada media yang disediakan. Media clay tepung merupakan media yang baru dikenal oleh anak tunagrahita dan media yang
mudah dibentuk. 2.
Selain digunakan sebagai media berkarya media clay tepung dapat digunakan sebagai bentuk terapi seni dan juga dapat sebagai terapi gerak, dengan media
clay tepung anak dapat melatih kesabaran, kosentrasi dan ketenangan jiwa serta melatih gerak otot tangan dan jari-jari untuk membentuk sebuah karya.
4.4 Kendala-kendala Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Tangan