47
melakukan pengamatan dan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar sekolah. Pengidentifikasian terhadap alam sekitar menuntun siswa untuk dapat memahami
hakekat sumber daya alam sebagai pemenuh kebutuhan hidup manusia. Siswa juga dapat diajak untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan
kualitas lingkungan hidup, mengidentifikasi perilaku manusia yang mempengaruhi kualitas lingkungan hidup, serta berbagai upaya yang dapat
dilakukan manusia untuk menjaga kelestarian alam. Perjalanan lintas alam melatih kepekaan alat-alat indera yang bisa
dilakukan dengan beberapa cara yang berbeda dan mungkin bisa dilakukan di beberapa tempat yang berbeda pula. Beberapa tempat yang dapat dijadikan
sebagai lokasi pembelajaran dengan metode field trip seperti daerah persawahan, perkebunan, sungai, dan sebagainya. Melalui interaksi langsung antara alam
dengan siswa dapat membantu penanaman pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Diharapkan siswa lebih responsif dan
sensitif terhadap pentingnya menjaga kualitas lingkungan hidup, serta memahami pentingnya keseimbangan fungsi dari setiap bagian ekosistem bagi kelangsungan
dan kelestarian alam beserta penghuninya Barlia 2006: 64-65.
2.1.17 Performansi Guru
Conny R. Semiawan dalam Danim 2011: 10 mengemukakan bahwa kompetensi guru memiliki tiga kriteria yang terdiri dari:
1 Knowledge criteria
, yakni kemampuan intelektual yang dimiliki seorang guru yang meliputi penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara
mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu,
48
pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang kemasyarakatan dan pengetahuan umum.
2 Performance criteria
, adalah kemampuan guru yang berkaitan dengan berbagai keterampilan dan perilaku, yang meliputi keterampilan mengajar,
membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa dan keterampilan menyusun persiapan mengajar
atau perencanaan mengajar. 3
Product criteria , yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan
dan kemajuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 dan UU No. 14
Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dalam Sagala 2009: 30, menyatakan kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Masing-masing
kompetensi terdiri dari beberapa subkompetensi yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Kompetensi pedagogik, terdiri dari lima subkompetensi, yaitu: memahami
siswa secara mendalam; merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; melaksanakan
pembelajaran; merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; dan mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.
49
2 Kompetensi kepribadian, terdiri dari lima subkompetensi, yaitu
kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia.
3 Kompetensi sosial memiliki tiga subranah. Pertama, mampu
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa. Kedua, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan. Ketiga, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali siswa dan masyarakat sekitar.
4 Kompetensi profesional terdiri dari dua ranah subkompetensi. Pertama,
subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi; memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami
struktur, konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan, menguasai langkah-langkah
penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
2.2 Kajian Empiris