53
Kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat menjadikan siswa mengalami perubahan tingkah laku sebagai wujud adanya proses belajar. Untuk mengetahui
tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa terhadap materi ini, guru perlu melakukan pengukuran dan evaluasi sehingga dapat terlihat hasil belajar
yang diperoleh siswa, baik secara kuantitaif, institusional, maupun kualitatif.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:
Melalui metode field trip dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi pelestarian alam pada siswa kelas 3
SD Kaligayam 02 kecamatan Talang kabupaten Tegal.
54
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Dalam PTK, mengajar, meneliti, mengevaluasi hasil dan memperbaiki proses
pembelajaran merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dalam satu siklus. Menurut Supardi 2002: 8-9 langkah-langkah yang perlu dilakukan guru dalam
merancang PTK adalah sebagai berikut: 1
Membentuk tim pelaksana penelitian, dalam hal ini peneliti yang masih berstatus sebagai mahasiswa dibantu oleh guru kelas dan teman sejawat.
2 Peneliti menginventarisasi atau mendata masalah-masalah keseharian di kelas
yang perlu diperbaiki atau diteliti. 3
Dari banyak masalah tersebut dipilih salah satu masalah yang paling urgen untuk diteliti melalui PTK kemudian merumuskan masalah secara jelas.
Masalah-masalah yang lain disimpan dahulu untuk diteliti di lain waktu. 4
Berdasarkan masalah yang ditetapkan, peneliti menjaring berbagai alternatif tindakan atau solusi dan atau perbaikan yang dapat diterapkan atau dilakukan
tindakan untuk memecahkan atau mengatasi permasalahan tersebut. 5
Dari berbagai alternatif dipilih salah satu alternatif tindakan yang paling efektif untuk dilaksanakan.
6 Memahami tahap pelaksanaan tindakan dan cara observasi-interpretasi yang
dilakukan saat PTK berlangsung.
55
7 Menerapkan alternatif pilihan dalam proses belajar mengajar yang telah
diterapkan. Dalam penerapan alternatif ini sebelumnya peneliti harus merancang dengan baik apa yang akan dilakukan, bagaimana cara
melakukannya, alat pendukung apa saja yang digunakan, perlakuan apa yang akan dikenakan pada siswa, serta bagaimana urutan tindakan yang akan
dilakukannya. 8
Dilakukan pencatatan setiap tampak hasil atau dampak akibat yang timbul sebagai hasil tindakan.
9 Penyusunan alat ukur atau evaluasi untuk mengetahui hasil tindakan
penelitian. 10
Berdasarkan data yang diperoleh, perlu memahami cara menganalisis data hasil observasi serta melakukan refleksi berkenaan dengan tindakan
perbaikan. 11
Menyimpulkan ada tidaknya perubahan atau peningkatan hasil pembelajaran sebagai indikator keberhasilan tindakan yang dilakukan.
12 Bila dirasa kurang memuaskan dan masih mungkin dilakukan tindakan lagi,
dapat diulangi ke siklus dua, dan seterusnya. 13
Setelah peneliti selesai melakukan berbagai kegiatan atau langkah yang diterapkan, melakukan refleksi, merenungkan kembali dan bertanya pada diri
sendiri apakah alternatif yang diterapkan membawa perbaikan memecahkan masalah.
14 Bila sudah dianggap cukup, peneliti membuat laporan lengkap sampai
dengan tahap tertentu mulai dari penerapan masalah hingga refleksi perlu
56
ditata dalam bentuk rancangan yang berisi urutan kegiatan, jenis tindakan, alat atau instrumen yang digunakan, cara mendata mencatat proses serta
mengukur hasil dan dampak penerapan alternatif yang dipilih untuk memecahkan masalah sebagai pedoman kerja.
Rancangan PTK yang lebih konkret dapat saja dilakukan dalam beberapa siklus untuk memperoleh hasil yang optimal, namun perlu dipertimbangkan
bahwa dalam rangka PTK sebaiknya pelaksanaannya tidak melompati semester yang bersangkutan. Dengan demikian, meskipun PTK tidak dituntut persyaratan
metodologi yang ketat, namun peneliti perlu secara sistematik menyajikan komponen-komponen PTK.
Terdapat empat komponen pokok dari PTK yaitu perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan observing, dan refleksi reflecting. Komponen
PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Nurhalim 2002: 5 adalah 1 plan;
2 action and observation; dan 3 reflection. Komponen tindakan dan pengamatan disatukan dalam satu tahap dengan dasar pertimbangan bahwa kedua
hal tersebut tidak terpisahkan yakni implementasinya dilaksanakan dalam kesatuan waktu. Kesatuan dari komponen perencanaan; tindakan dan pengamatan;
serta refleksi membangun suatu siklus yang apabila dirasa belum mencapai tujuan perbaikan dapat dikembangkan pada siklus selanjutnya. Desain PTK pada
penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart.
3.2 Perencanaan Tahap Penelitian