5.2 Prospek Bisnis Jahe di Pasar Internasional
Tanaman jahe selain digunakan untuk memenuhi permintaan pasar domestik, jahe juga dipasarkan ke luar negeri sebagai salah satu komoditi ekspor yang
handal untuk menambah devisa negara. Ekspor jahe Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 Ditjenbun, 2002. Khusus untuk pasar ekspor, jahe gajah merupakan
jenis jahe yang paling banyak dicari. Jahe gajah digemari karena ukurannya yang besar dan rasa pedasnya tidak begitu menyengat.
Pasar ekspor mengolah kembali jahe menjadi aneka produk seperti ginger beer
, menggunakan ginger oil sebagai campuran penting untuk membuat roti dan kue jahe. Jahe juga dibuat sebagai manisanasinan jahe. Tetapi, walaupun jahe
Indonesia baik itu dalam bentuk segar, kering, dan olahannya sudah bisa menembus pasar internasional masih banyak kekurangan yang harus dibenahi
terutama dari segi kualitas dan kemudahan pemasaran. Pemasaran jahe baik itu produk segar maupun olahan seringkali terlalu berbelit-belit yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan biaya transportasi. Berikut ini pada gambar 5 dapat dilihat Jalur Tataniaga Jahe Untuk Pasar Ekspor.
Petani
Konsumen Eksportir
Pedagang Pengumpul Pedagang antar
Kecamatan
Gambar 5. Jalur Tata Niaga Jahe untuk Pasar Ekspor
Gambar 5 menunjukkan bahwa petani biasanya menjual hasil panen jahenya kepada pedagang pengumpul, karena petani belum bisa melakukan kegiatan
sortasi dan grading. Pedagang pengumpul menjual jahe yang sudah disortasi untuk memudahkan pemberian harga, jadi harga jahe ditetapkan berdasarkan
kualitas. Eksportir disini adalah eksportir yang menjual jahe dalam bentuk segar, kering ataupun perusahaan yang mengolah jahe kembali menjadi produk lain.
Data Ditjenbun 2002 menunjukkan bahwa ekspor jahe telah dimulai sejak tahun 1981 dengan volume ekspor sebesar 6.217 ton dan nilainya adalah US
845.000. Tabel 10 menunjukkan perkembangan volume ekspor jahe segar Indonesia ke 10 negara tujuan ekspor dari tahun 2001 – 2005.
Tabel 10. Perkembangan Volume Ekspor Jahe Segar Indonesia ke 10 Negara Tujuan Ekspor dari Tahun 2001 – 2005
Volume Kg Negara
2001 2002 2003 2004 2005 Jepang 249.822
418.249 583.124
553.404 526.633
Hongkong 60.101 5.300
– 36.261 44.000
Thailand 98.526 210.297
141.796 161.287
25.997 Singapura 1.029.548
991.767 55.429
1.394.451 401.908
Malaysia 2.734.639 3.646.398
1.554.797 5.090.406
767.411 Pakistan 2.267.156
100.190 51.150
3.548.449 49.470
Bangladesh 413.670 680.302
66.000 3.374.649
441.353 Saudi Arabia
76.039 20.480
25.335 47.143
54.282 Uni Emirat Arab
147.000 –
– 135.860
– Bulgaria 309.897
102.450 –
– –
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS, 2006 Tabel di atas menunjukkan bahwa volume terbesar terjadi pada tahun 2004
dengan negara tujuan Malaysia sebanyak 5.090.406 kg. Hal itu terjadi karena negara Malaysia merupakan salah satu negara yang mengolah jahe menjadi
produk lain dan kemudian akan memasarkannya kembali. Negara Jepang juga banyak mengimpor jahe segar dari Indonesia untuk diolah menjadi tepung jahe
ataupun minuman penghangat tubuh Harmono dan Andoko, 2005. Sedangkan untuk perkembangan nilai ekspor jahe segar indonesia ke 10 negara tujuan dari
tahun 2001 – 2005 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Perkembangan Nilai Ekspor Jahe Segar Indonesia ke 10 Negara Tujuan
Ekspor dari Tahun 2001 – 2005
Nilai US Negara
2001 2002 2003 2004 2005 Japan 308.022
574.379 1.119.554
1.255.034 1.134.916
Hongkong 18.232 922
– 22.013 22.000
Thailand 754.345 1.016.213
741.390 833.041
310.144 Singapura 228.228
192.141 178.551
309.936 115.461
Malaysia 394.393 1.050.589
558.085 1.841.622
227.707 Pakistan 504.658
18.594 11.252
1.355.545 18.284
Bangladesh 85.697 196.235
8.900 831.279
165.815 Saudi Arabia
87.351 60.078
72.544 40.531
40.983 Uni Emirat Arab
68.596 –
– 91.762
– Bulgaria 75.962
25.000 –
– –
Sumber: Badan Pusat Statistik BPS, 2006 Nilai ekspor jahe segar terbesar diperoleh pada tahun 2004 senilai 1.841.622
US hal itu dikarenakan harga jual jahe segar yang sedang bagus di pasaran dan permintaannya yang cukup banyak. Selain jahe segar, negara pengimpor juga
banyak yang membuthkan jahe yang sudah diolah, baik itu dalam bentuk setengah jadi maupun telah berbentuk produk akhir. Ekspor jahe kering, minyak jahe dan
oleoresin banyak dilakukan ke nebara-negara Jepang, Hongkong, Inggris, Belgia, dan Amerika Serikat Andoko dan Harmono, 2005. Ekspor produk olahan jahe
lainnya seperti: jahe kering, asinan jahe, oleoresin, gula jahe, dan minyak jahe juga cukup menjanjikan keuntungan. Tabel 12 menunjukkan volume dan nilai
ekapor produk olahan jahe tahun 2000 – 2006.
Tabel 12. Volume dan Nilai Ekspor Produk Olahan Jahe Tahun 2000 – 2006. Tahun
Produk Jahe Volume Kg
Nilai US 2000 Jahe
kering 787.808
1.477.647 Asinan jahe, oleoresin,
gula jahe 108.071
146.473 Minyak
jahe 2.810
139.226 2001 Jahe
kering 542.814
902.461 Asinan jahe, oleoresin,
gula jahe 32.758
56.088 Minyak
jahe 1.347
123.510 2002 Jahe
kering 518.815
352.786 Asinan jahe, oleoresin,
gula jahe 57.897
46.313 Minyak
jahe 2.050
100.632 2003 Jahe
kering 1.006.070
995.046 Asinan jahe, oleoresin,
gula jahe 67.231
127.058 Minyak
jahe 16.660
21.304 2004 Jahe
kering 400.114
407.828 Asinan jahe, oleoresin,
gula jahe 38.483
56.539 2005
Asinan jahe, oleoresin, gula jahe
42.317 61.351
2006 Jahe kering
100 66
Asinan jahe, oleoresin, gula jahe
37.246 35.914
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS, 2007 : Perhitungan hanya enam bulan
Tabel 12 memperlihatkan bahwa ekspor terbesar adalah jahe kering. Hal tersebut dikarenakan jahe kering akan diolah kembali oleh negara pengimport
menjadi produk lain seperti ginger beer, tepung jahe ataupun manisan jahe. Sedangkan untuk minyak atsiri dan oleoresin digunakan sebagai bahan pencampur
dalam minuman beralkohol, es krim dan sosis Harmono dan Andoko, 2005. Selain mengekspor jahe segar, Indonesia juga hingga saat ini masih melakukan
impor jahe segar terutama dari Cina dan India. Cina dan India juga merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat terbesar Harmono dan Andoko, 2005.
Tabel 13 menunjukkan perkembangan impor jahe segar selama tahun 1990 - 2000
.
Tabel 13. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Jahe Segar Indonesia selama Tahun 1990 – 2000
Impor Tahun
Volume Ton Nilai US
1990 15 9
1991 96 65
1992 345 155
1993 80 109
1994 22 30
1995 153 125
1996 152 106
1997 42 80
1998 8 44
1999 3 0,50
2000 19 21
Sumber: Direktorat Jendral Bina Produksi Pertanian 2002 Impor jahe dilakukan karena petani Indonesia sendiri cenderung menjual hasil
panennya pada pedagang pengumpul dimana jahe tersebut diperuntukkan untuk ekspor karena dianggap harga yang diterima lebih baik. Jumlah hasil produksi
petani yang berkualitas juga masih belum bisa memenuhi kapasitas yang diinginkan oleh perusahaan, sehingga impor jahe segar masih perlu dilakukan,
terutama oleh perusahaan obat tradisional yang berskala besar Direktorat Tanaman Sayuran, Hias, dan Aneka Tanaman, 2002.
Produk olahan jahe saat ini yang sedang mengalami peningkatan adalah jahe yang diolah menjadi obat tradisional atau jamu. Jamu dari Indonesia memiliki
potensi ekspor khususnya di negara-negara ASEAN, Timur Tengah, bahkan Jepang. Potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal karena pada tahun 2003
saja, dari omzet penjualan jamu nasional yang mencapai Rp. 2 Triliun, kontribusi ekspornya hanya lima persen
7
. Tabel 14 menunjukkan volume dan nilai ekspor jamu tahun 2003- 2006.
7
Bali news, Edisi 23, Tahun V, November – Desember 2004
Tabel 14. Ekspor Jamu Tahun 2003 - 2006 Tahun Volume
Kg Nilai
US 2003 31.731
26.659 2004 29.946
1.475.796 2005 18.438
3.704.006 2006 26.248
1.431.238
Sumber : Data diolah
8
: Perhitungan hanya enam bulan Tabel 14 memperlihatkan bahwa ekspor jamu-jamuan Indonesia belum begitu
mengalami peningkatan yang berarti. Tahun 1998 justru ekspor jamu Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal itu disebabkan selain karena pada
saat itu kondisi politik Indonesia memang kurang stabil, jamu produksi Indonesia masih dicekal oleh negara tujuan ekspor akibat tidak sesuai dengan standar yang
diberlakukan di negara tujuan ekspor tersebut dan Indonesia juga belum memiliki uji standar mutu bahan baku.
Ekspor jamu Indonesia selama lima tahun dari 2001 hingga 2005 naik rata-rata 8,47 persen setahun dan diekspor ke 82 negara
9
. Kenaikan ekspor tersebut disebabkan karena saat ini, perusahaan-perusahaan obat tradisional sudah mulai
lebih serius menangani masalah mutu. Proses pengolahan jamu yang dilakukan oleh perusahaan sudah menggunakan Good Manufacturing Practices GMP.
Negara-negara eksportir penerima produk jamu Indonesia yang cukup besar diantaranya : Perancis dengan pangsa pasar 12,9, Swedia 8,9, Jepang 7,7,
Singapura 7,5, Belgia 7,3, dan Amerika Serikat 7,2 . Indonesia untuk pasar ekspor berdasarkan nilai ekspornya masih menempati urutan ke-27 pada tahun
2001 dengan pangsa pasar masih 0,2 Pusat Studi Biofarmaka, 2006. Tabel 15 menunjukkan negara-negara pengekspor jamu terbesar.
8
http:agribisnis.deptan.go.idPustakabab4-02-kinerjaeksim20pertanian.pdf
9
www.Balinesia.com.”Indonesia Sebagai Destinasi Spa Dunia”, 2 Desember 2006 diakses 30 November 2007
Tabel 15. Negara-Negara Pengekspor Jamu Terbesar dan Negara Tujuan Ekspornya pada Tahun 2001
Negara Pengekspor Tahun 2001
Juta US Negara Tujuan Ekspor
Tahun 2001
Irlandia 500
Jepang, Amerika Serikat dan Perancis Perancis
380 Inggris, Italia, dan Belgia
Jerman 270 Jepang
dan Portugal
Swedia 260
Inggris, Perancis, dan Italia Jepang
227 Irlandia dan Amerika Serikat
Singapura 220
Belgia, Perancis, dan Meksiko Belgia 220
Amerika Serikat
Sumber : Pusat Studi Biofarmaka 2006 Pangsa pasar Irlandia yang terbesar adalah Jepang yaitu sebesar 23,37,
sedangkan untuk Amerika Serikat dan Perancis secara berturut-turut 20,33 dan 15,20. Negara tujuan ekspor Perancis yakni : Inggris, Italia, dan Belgia memiliki
pangsa pasar secara berturut-turut 50,39, 10,87, dan 10,48. Sedangkan untuk negara lain nilai pangsa pasar ekspornya masih kurang dari 7. Tahun
2001, pangsa pasar Jerman lebih terfokus pada Jepang dan Portugal dengan pangsa pasar ekspor masing-masing 30,16 dan 12,14. Negara pengekspor
Swedia membidik Inggris, Perancis dan Italia yang masing-masing memiliki pangsa pasar ekspor sebesar 30,64, 25,76 dan 15,96. Negara Jepang
memiliki negara tujuan ekspor Irlandia dan Amerika Serikat dengan pangsa pasar 31,69 dan 26,21. Negara tujuan ekspor Singapura adalah Belgia, Perancis dan
Meksiko dengan pangsa pasar ekspor masing-masing adalah 27,54, 14,96, dan 12,95. Sedangkan untuk Belgia negara tujuan ekspor terbesarnya adalah
Amerika Serikat dengan pangsa pasar sebesar 64,5. Selain melakukan ekspor jamu, Indonesia juga mengimpor jamu terutama dari
Cina dan India. Tabel 16 menunjukkan Impor Jamu dari tahun 1996 hingga tahun 2000.
Tabel 16. Impor Jamu Tahun 2003 – 2006 Tahun Volume
Ton Nilai
US 2003 45.453
3.721.991 2004 170.843
11.813.598 2005 96.920
21.266.915 2006 78.467
16.063.247
Sumber : Data diolah
6
Tabel 16 menunjukkan bahwa Indonesia cukup banyak mengimpor jamu dari luar karena dibenak masyarakat tertanam bahwa jamu buatan luar itu biasanya
lebih berkualitas dan lebih cepat dalam menyembuhkan, selain itu harganya juga bisa lebih murah. Maka dari itu perlu kerja sama antar berbagai pihak yang
berkepentingan terutama pemerintah untuk melindungi produk jamu Indonesia di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
6
http:agribisnis.deptan.go.idPustakabab4-02-kinerjaeksim20pertanian.pdf
BAB VI. STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS JAHE DI INDONESIA