Bisnis Jahe di Pasar Dalam Negeri

Pada gambar jelas terlihat bahwa petani lebih memilih untuk menjual hasil panen jahenya kepada pedagang pengumpul, karena walaupun harga yang diterima itu rendah namun ada jaminan hasil panennya dapat terjual habis. Konsumen khususnya perusahaan membeli jahe tidak langsung pada petani melainkan kepada pedagang pengumpul karena selain kapasitasnya bisa lebih besar, harga lebih besaing, jahe tersebut juga sudah disortir menurut kualitasnya.

5.1 Bisnis Jahe di Pasar Dalam Negeri

Awal mulanya jahe hanya dikenal sebagai bahan minuman penghangat badan dan sebagai bumbu masak atau campuran obat tradisional. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan, maka jahe telah bertambah manfaatnya menjadi bahan baku dalam proses produksi makanan dan minuman, obat-obatan tradisional atau jamu. Gaya dan pola hidup masyarakat yang lebih natural atau back to nature serta banyaknya penelitian mengenai khasiat jahe sebagai bahan baku obat tradisional atau jamu semakin meningkatkan peluang tanaman jahe untuk menjadi suatu bisnis yang menguntungkan terutama pada bisnis obat tradisional berbahan baku utama jahe. Peranan dari beberapa lembaga yang menggeluti tanaman obat khususnya jahe juga ikut mendukung pengembangan bisnis jahe ini. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh para pengusaha baik yang sudah lebih dulu menggeluti bisnis obat dan jamu tradisional maupun perusahaan yang muncul karena merespon peluang pasar yang dianggap memberikan prospek yang cukup baik di masa yang akan datang. Sekitar tahun 1900-an, pabrik-pabrik jamu besar mulai berdiri di Indonesia seperti Jamu Jago, Mustika Ratu, Nyonya Meneer, Leo, Sido Muncul, Jamu Simona, Jamu Borobudur, Jamu Dami, Jamu Air Mancur, Jamu Pusaka Ambon, Jamu Bukit Mentjos, dan tenaga Tani Farma Aceh. Sedangkan di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, industri kecil jamu tradisional mulai berdiri sejak tahun 1970-an dan terus berkembang di tahun 1980-an. Sehingga saat ini Kabupaten Sukoharjo terkenal sebagai salah satu sentra jamu tradisional di Indonesia. 5 Pabrik-pabrik atau perusahaan jamu tersebut ada yang termasuk kedalam Industri Obat Tradisional IOT dan Industri Kecil Obat Tradisional IKOT. Perusahaan tersebut dalam melakukan proses pengolahannya masih ada yang menggunakan teknologi sederhana namun ada juga yang sudah menggunakan teknologi modern. Proses pengolahan obat tradisional atau jamu di Indonesia sebagian besar sudah mengikuti prosedur GMP dan sudah melalui uji khasiat serta uji klinis. Namun, beberapa perusahaan kecil masih ada yang belum memperhatikan pentingnya proses pengolahan suatu produk, sehingga jamu yang dihasilkan ada yang mengandung bahan kimia yang berlebihan. Indonesia saat ini, dibanjiri oleh produk-produk yang berasal dari Cina termasuk obat tradisional atau jamu. Jamu dari Cina memang terkenal memiliki daya sembuh yang cepat, tapi untuk penggunaan jangka panjang belum ada jaminannya. Selain itu, produk jamu dari luar tersebut terkadang banyak juga yang mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi organ tubuh, tapi masih dibiarkan untuk beredar di pasaran. Konsumen yang tidak jeli dan kurang pengetahuan tentu akan mengalami kerugian yang cukup besar. 6 5 www. bi.go.id. “Industri Jamu Tradisional Indonesia” diakses 30 Nevember 2007 6 www.detikfinance.com.”Pengusaha Tuding Malaysia Pembuat Jamu Palsu Indonesia”. 2006 diakses 30 November 2007

5.2 Prospek Bisnis Jahe di Pasar Internasional