D. Tingkah laku dan kebiasaan makanan ikan
Kebiasaan makanan ikan adalah jenis, kuantitas, dan kualitas makanan yang dimakan ikan. Sedangkan kebiasaan cara makan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan waktu, tempat, dan cara mendapatkan makanan tersebut. Ketersediaan makanan di perairan dipengaruhi oleh kondisi biotik dan kondisi
abiotik lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang, dan luas permukaan Effendie, 1997.
Besarnya populasi ikan di suatu perairan ditentukan oleh makanan yang tersedia. Menurut Royce 1972, setiap organisme membutuhkan energi untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan, pemeliharaan, dan berkembangbiak. Energi tersebut diperoleh dari makanan yang dikonsumsinya. Dari sejumlah makanan
yang dimakan oleh ikan kurang lebih hanya 10 yang digunakan untuk tumbuh dan menambah beratnya, sedangkan yang selebihnya digunakan untuk tenaga atau
memang tidak dapat dicerna. Hal ini juga berhubungan dengan sistem pencernaan yang terjadi dalam tubuh ikan. Sistem pencernaan pada ikan melibatkan saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Secara umum, saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum
dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaannya terdiri dari hati dan kantong empedu. Di samping itu, saluran pencernaannya lambung dan usus juga
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan Mujiman, 1995. Saluran pencernaan yang berperan dalam adaptasi makanan adalah mulut, gigi, tapis insang, lambung
dan usus Lagler, 1972. Namun, lambung pada umumnya digunakan untuk mempelajari studi kebiasaan makanan ikan karena lambung merupakan organ
pencernaan yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan organ pencernaan lainnya. Lambung berfungsi sebagai penampung makanan dan mencerna
makanan secara kimiawi Affandi dan Tang, 2002. Ikan layur adalah ikan karnivora dengan ikan sebagai makanan
kesukaannya, tetapi kadang mereka kanibalistik. Adakalanya mereka cenderung menjadi pemakan yang rakus. Secara umum, semua ikan layur adalah piscivorous
semasa hidupnya Bal dan Rao, 1990. Jika dilihat dari spesies ikan layur yang
ada T. lepturus, L. savala dan G. serpens, terdapat persamaan jenis makanan yang dimakannya. T. lepturus memakan Euphausiidae, crustacea kecil seperti
Paracalanus, Acartia, Oncaea dan ikan-ikan kecil pada saat belum dewasa. Adapun makanan T. lepturus saat dewasa umumnya adalah ikan seperti
Myctophids, Sardinella, Carangidae, mackerel, dan terkadang memakan cumi- cumi dan crustacea. L. savala memakan ikan-ikan kecil dan crustacea dalam
variasi yang luas terutama udang-udangan dan spesies dari Setipinna, Anchoviella, Harpodon, Trichiurus dan lain-lain pada daerah estuaria Nakamura
dan Parin, 1993. Selain itu, L. savala juga memakan ikan Stolephorus, Sardinella,
Dussumieria dan
Carnax, udang-udangan
Penaeus dan
Metapenaeus, Acetes, Squilla, Lucifer, dan Sepia Bal dan Rao, 1990. G. serpens memakan ikan-ikan Myctophids, Exocoetids, Sauries, dan Scombrids,
cumi-cumi, dan crustacea. Menurut Huet 1971, struktur anatomis dari kategori ikan karnivora dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Struktur anatomis organ pencernaan pada ikan karnivora Huet, 1971 Organ
Ikan Karnivora Tulang tapis insang
Sedikit, pendek, dan kaku Rongga mulut
Umumnya bergigi tajam dan kuat Lambung
Berlambung dengan bentuk yang bervariasi Usus
Pendek, terkadang lebih pendek dari panjang tubuhnya
Ikan layur memiliki migrasi vertikal diurnal yang berlawanan saat dewasa dan juvenil dalam hal mencari makan. Ikan layur dewasa pada umumnya mencari
makan dekat permukaan perairan sepanjang siang hari dan migrasi ke dasar perairan saat malam. Juvenil membentuk kelompok-kelompok pada daerah 100 m
di atas dasar perairan sepanjang siang hari dan membentuk kelompok untuk mencari makan saat malam hari di permukaan perairan www.zipcodezoo.com.
Ikan layur lebih dominan memanfaatkan indera penglihatannya daripada indera penciumannya dalam mencari makan sehingga ikan ini lebih peka terhadap
cahaya Setiawan, 2006. Ikan-ikan Trichiuroidea adalah ikan karnivora buas yang terutama tersebar
di perairan tropis dan hangat pada kedalaman 50 - 1500 meter. Spesies dari famili
Trichiuridae beradaptasi pada daerah benthopelagis dan secara khas menangkap mangsa dengan menunggu di perangkap. Spesies dari famili Gempylidae
beradaptasi pada daerah mesopelagis, benthopelagis atau pelagis dan kebanyakan dari mereka berenang cepat saat mengejar mangsa, tetapi beberapa spesies dari
Gempylidae yaitu Diplospinus dan Paradiplospinus bergerak lebih lambat atau mengapung sementara, menunggu untuk menjebak mangsa Nakamura dan Parin,
1993. Selain itu, Gempylidae makan lebih sedikit sebelum pemijahan dan lebih banyak setelah pemijahan. Hal ini mempengaruhi proporsi kepenuhan dari
lambung ikan Mehl, 1969. Pada penelitian sumberdaya perikanan laut menggunakan K.M. Mutiara IV
di laut Jawa selama periode tahun 1974 – 1976. Diketahui bahwa konsentrasi ikan layur Trichiuridae terdapat pada kedalaman lebih kurang 20 meter. Ikan ini
banyak tertangkap antara bulan September-November Dwiponggo,1977 dalam Herianti dkk., 1992.
Menurut Martin dkk. 2005, ikan layur mencari makan secara nokturnal. Ikan layur saat juvenil dan remaja makan lebih intensif daripada ikan dewasa
selama musim hangat. Sedangkan ikan dewasa lebih intensif makan selama musim dingin. Pemangsaan antara ikan layur yang berukuran sama sering terjadi
pada saat malam hari selama musim hangat berlangsung. Jumlah makanan ikan layur meningkat sejalan dengan peningkatan ukuran
panjangnya Bakhoum, 2007. Ukuran ikan layur berhubungan dengan kematangan seksualnya. Ikan betina tumbuh lebih cepat dan berukuran lebih
besar dibandingkan ikan jantan. Ikan layur yang sudah dewasa akan mengalami penurunan laju pertumbuhan sampai ukurannya menjadi maksimum Haweet dan
Ozawa, 1996.
E. Luas relung dan tumpang tindih relung makanan