Ikan layur dibedah menggunakan gunting bedah, dimulai dari bagian anus menuju ke bagian dorsal di bawah linear lateralis sampai ke belakang operkulum
kemudian ke arah ventral hingga ke dasar perut. Alat-alat pencernaan makanan ikan yang dianalisis adalah lambung, piloric caeca, dan usus Lampiran 2.
Setelah dibedah, alat pencernaan dipisahkan dari tubuh ikan, untuk selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap panjang usus dan dihitung jumlah piloric caeca.
Insang ikan juga dipisahkan dari tubuhnya Lampiran 3. Alat-alat pencernaan dan insang tersebut diawetkan menggunakan larutan formalin 4 .
c. Identifikasi makanan ikan
Pada waktu pengamatan, saluran pencernaan dibersihkan dari formalin dengan aquades dan dikeringkan dengan tisu. Isi lambung dipisahkan dari
lambung, kemudian diukur berat dan volumenya. Jenis makanan yang berukuran makro diamati secara langsung, kemudian untuk memperjelas dilihat di bawah
mikroskop binokuler dan diidentifikasi jenisnya dengan buku identifikasi Holthuis 1980.
D. Analisa data
1. Penentuan kelompok ukuran panjang
Langkah-langkah dalam membuat sebaran frekuensi panjang menurut Walpole 1992 sebagai berikut :
Menentukan banyaknya kelompok ukuran yang diperlukan dengan rumus : n = 1 + 3,32 log N
Keterangan : n
= Jumlah kelas N
= Jumlah ikan Menentukan lebar kelas setiap kelas ukuran dengan rumus :
C = n
b a
Keterangan :
C = Lebar kelas
a = Panjang maksimum ikan layur
b = Panjang minimum ikan layur
n = Jumlah kelas
Menentukan batas bawah kelompok ukuran yang pertama kemudian ditambah dengan lebar kelas dikurangi satu untuk mendapatkan batas atas
kelompok ukuran berikutnya. Melakukan hal yang sama sampai kelompok ke-n.
Menentukan frekuensi jumlah masing-masing selang kelas, yaitu frekuensi
dibagi jumlah total dikalikan seratus persen.
2. Hubungan panjang-berat
Analisis hubungan panjang-berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk
membandingkan kebiasaan makanan antar ukuran panjang dan aktifitas makan. Hubungan panjang-berat ikan digambarkan dengan menggunakan rumus umum
Effendie, 1979 : W = aL
b
Keterangan : W
= Berat ikan gram L
= Panjang total ikan mm a, b
= Konstanta Nilai b digunakan untuk menduga pola pertumbuhan kedua parameter yang
dianalisis, dengan hipotesis : 1. Nilai b = 3 menunjukkan pola pertumbuhan isometrik.
2. Nilai b ≠ 3 menunjukkan pola pertumbuhan allometrik.
jika b 3, maka allometrik positif pertumbuhan bobot lebih cepat. jika b 3, maka allometrik negatif pertumbuhan panjang lebih cepat.
Penentuan nilai b dilakukan dengan uji t pada selang kepercayaan 95 α =
0,05, dengan hipotesis Steell dan Torie, 1989: H
: b = 3 pola pertumbuhan isometrik H
1
: b ≠ 3 pola pertumbuhan allometrik
t
hitung
= Sb
b 3
1
, Sb = simpangan baku
Nilai t
hitung
dibandingkan dengan t
tabel
: Apabila t
hitung
t
tabel
maka keputusannya adalah menolak hipotesis nol. Apabila t
hitung
t
tabel
maka keputusannya adalah menerima hipotesis nol. Keeratan hubungan antara panjang dan berat ikan ditunjukkan dengan
koefisien korelasi r yang diperoleh. Nilai r mendekati satu menunjukkan hubungan yang sangat erat antara kedua peubah tersebut, akan tetapi apabila r
mendekati nol, maka hubungan keduanya sangat lemah atau hampir tidak ada Walpole, 1992.
3. Faktor kondisi