pancing adalah memiliki konstruksi yang sangat sederhana, skalanya kecil, dan tidak memerlukan modal yang besar.
b. Penanganan sampel
Ikan layur yang tertangkap didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu. Kemudian ikan dikumpulkan oleh nelayan pengumpul dan
dimasukkan ke dalam cool box yang berisi es. Sampel tersebut dibawa ke Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan dimasukkan ke dalam freezer. Selanjutnya, ikan dianalisis lebih lanjut mengenai
jenisnya dan kebiasaan makanannya.
2. Metode kerja di laboratorium a. Identifikasi ikan
Identifikasi ikan mengacu kepada Nakamura dan Parin 1993. Pengidentifikasian dilakukan dengan mengamati ciri-ciri morfologi, morfometrik,
dan meristik ikan contoh. Ciri-ciri morfologi yang diamati adalah bentuk tubuh, bentuk gigi, posisi mulut, letak hidung, kelengkapan sirip, sirip ventral, sirip
pektoral, bentuk sirip caudal, kelengkapan linear lateralis, finlet, slit duri-duri kecil pada sirip anal pertama, warna tubuh, dan warna sirip. Panjang total dan
diameter mata merupakan ciri-ciri morfometrik yang diamati. Adapun ciri-ciri meristik yang diamati adalah jumlah jari-jari sirip dorsal dan anal.
b. Pengukuran dan pengamatan ikan contoh
Ikan layur yang telah diawetkan dengan larutan formalin 10 diukur panjang total dan ditimbang bobotnya sehingga kebiasaan makanannya dapat
dibandingkan berdasarkan kelompok ukuran panjang dan jenis kelamin. Panjang total diukur dari ujung kepala terdepan sampai ujung sirip ekor yang paling
belakang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran dengan ketelitian 0,1 cm. Selanjutnya berat total ditimbang dengan menggunakan timbangan
O’Hauss dengan ketelitian 0,01 gram.
Ikan layur dibedah menggunakan gunting bedah, dimulai dari bagian anus menuju ke bagian dorsal di bawah linear lateralis sampai ke belakang operkulum
kemudian ke arah ventral hingga ke dasar perut. Alat-alat pencernaan makanan ikan yang dianalisis adalah lambung, piloric caeca, dan usus Lampiran 2.
Setelah dibedah, alat pencernaan dipisahkan dari tubuh ikan, untuk selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap panjang usus dan dihitung jumlah piloric caeca.
Insang ikan juga dipisahkan dari tubuhnya Lampiran 3. Alat-alat pencernaan dan insang tersebut diawetkan menggunakan larutan formalin 4 .
c. Identifikasi makanan ikan
Pada waktu pengamatan, saluran pencernaan dibersihkan dari formalin dengan aquades dan dikeringkan dengan tisu. Isi lambung dipisahkan dari
lambung, kemudian diukur berat dan volumenya. Jenis makanan yang berukuran makro diamati secara langsung, kemudian untuk memperjelas dilihat di bawah
mikroskop binokuler dan diidentifikasi jenisnya dengan buku identifikasi Holthuis 1980.
D. Analisa data
1. Penentuan kelompok ukuran panjang
Langkah-langkah dalam membuat sebaran frekuensi panjang menurut Walpole 1992 sebagai berikut :
Menentukan banyaknya kelompok ukuran yang diperlukan dengan rumus : n = 1 + 3,32 log N
Keterangan : n
= Jumlah kelas N
= Jumlah ikan Menentukan lebar kelas setiap kelas ukuran dengan rumus :
C = n
b a
Keterangan :
C = Lebar kelas
a = Panjang maksimum ikan layur
b = Panjang minimum ikan layur
n = Jumlah kelas