lemah. Sirip ventral terdiri dari 1 jari-jari sirip keras dan 3 – 4 jari-jari sirip lemah. Garis lateralnya berjumlah 2, keduanya dimulai dari sirip dorsal pertama.
Garis lateral yang atas mengikuti keliling dorsal dan garis lateral yang bawah secara bertahap turun hingga mencapai bagian tengah badan. Vertebra berjumlah
48 – 55 buah, terdiri dari 24 – 29 precaudal dan 23 – 26 caudal. Badannya berwarna coklat tua dan semua siripnya berwarna coklat tua dengan garis tepi
lebih gelap. G. serpens memiliki karakter yaitu panjang maksimum standar
sekitar 1 meter, umumnya mencapai 60 cm Nakamura dan Parin, 1993. Tampilan morfologis dari ikan layur G. serpens dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Ikan layur gelang luyung G. serpens Cuvier, 1829 Dokumentasi Pribadi
B. Keadaan umum perairan palabuhanratu
Teluk Palabuhanratu merupakan perairan yang berada di pantai selatan Jawa Barat, termasuk dalam wilayah Sukabumi. Secara geografis perairan
Palabuhanratu terletak antara 6 50’ – 7
30’ LS dan 100 10’ – 106
30’ BT dengan panjang pantai lebih kurang 105 km. Topografi dasar lautnya curam dengan
kedalaman 3 - 4 m muara pada jarak 200 meter di tengah perairan yang merupakan lereng continental shelf. Kondisi oseanografis pada kedalaman 0 -
200 m seperti suhu, salinitas, dan oksigen terlarut telah diteliti sebelumnya. Suhu berada pada kisaran 14
C – 28 C, salinitas pada kisaran 35
00
– 36
00
dan oksigen terlarut 8,0 mlL – 2,4 mlL Purba dkk., 1994.
Sebagian besar nelayan di Palabuhanratu melakukan operasi penangkapan ikan di setiap musim pada sepanjang tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan
nelayan setempat, terdapat empat periode musim penangkapan ikan, yaitu musim barat Desember-Februari, musim timur Juni-Agustus, musim peralihan antara
musim barat ke musim timur dan musim peralihan antara musim timur ke musim barat. Pada musim barat kondisi teluk Palabuhanratu relatif buruk. Angin bertiup
kencang disertai dengan hujan lebat. Angin kencang tersebut menimbulkan gelombang yang relatif besar berkisar antara 1,0 – 1,5 meter. Kondisi perairan
yang buruk tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan operasi penangkapan sehingga hasil tangkapan ikan layur menurun.
Jumlah tangkapan ikan layur yang ada di Palabuhanratu berbeda dari tahun ke tahun. Perbedaan jumlah tangkapan ini terjadi karena adanya perubahan
kondisi perairan dan perbedaan jumlah operasi tangkapan. Data produksi ikan layur perbulan selama sembilan tahun, yaitu dari tahun 1999 hingga 2007 dapat
dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan produksi ikan layur kg di Palabuhanratu dari tahun
1999 sampai tahun 2007
Tahun
Bulan 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Rata- rata
Januari
13240 902
962 33850
2192 8507
27875 9901
29713 14126.89
Februari
37533 10199
1080 25700
1698 17598
49726 11729
20652 19546.11
Maret
42037 1019
19510 34300
1658 6477
44959 8201
16898 19451.00
April
17586 919
29908 34329
7391 6542
28095 13863.33
Mei
39780 141
197 18000
4964 5985
5028 9867
17533 11277.22
Juni
5364 5200
10974 369
6339 14539
4753.89
Juli
1150 382
2759 13094
5145 2241
11425 9435
5070.11
Agustus
1061 5341
6900 32661
7267 1920
58556 6495
13355.67
September
7639 2282
6588 49287
21432 4743
5191 52130
8643 17548.33
Oktober
44688 13186
27566 19886
3683 9231
12812 13695
25014 18862.33
November
72383 9987
20000 6428
100 5960
14476 11940
16661 17548.33
Desember
21616 6712
18083 15551
2681 29321
17005 22317
53013 20699.89
Sumber : Statistik perikanan
PPN Pelabuhan
Perikanan Nusantara
Palabuhanratu tahun 1999 – 2007
C. Habitat dan penyebaran ikan layur