Rumus KR-21:
r
11
= [
] [ ]
Keterangan: r
11
: Reliabilitas soal
M : Rata-rata skor awal
k : Jumlah butir soal
Vt : Variasi skor total
Kriteria reliabilitas soal menurut Arikunto 2006:75 : r
11
: 0,800 – 1,000
= Reliabilitas sangat tinggi 0,600
– 0,799 = Reliabilitas tinggi
0,400 – 0,599
= Reliabilitas cukup 0,200
– 0,399 = Reliabilitas rendah jelek
0,200 = Reliabilitas sangat jelek
Berdasarkan hasil perhitungan dengan taraf nyata α = 5 diperoleh r
11
= 0,864, karena nilai koefisien reliabilitas tersebut pada interval 0,800-1,000 maka reliabilitas soal tersebut termasuk dalam
kategori sangat tinggi. Perhitungan reliabilitas terdapat pada Lampiran 12.
3.1.2.3 Daya Beda Soal
Soal disebut mempunyai daya pembeda yang baik jika soal itu dijawab benar oleh sebagian besar siswa yang pandai dan dijawab salah
oleh sebagian besar siswa yang berkemampuan rendah.
Langkah-langkah yang dilakukan : 1 Seluruh siswa tes dibagi 2 yaitu kelompok atas dan kelompok
bawah. 2 Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor
teratas sampai kebawah. 3 Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus :
D = –
Keterangan: D = Daya pembeda
BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya siswa pada kelompok atas JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria daya pembeda soal menurut Arikunto 2006:208: D
≤ 0,00 : Sangat jelek
0,00 D ≤ 0,20
: Jelek 0,20 D
≤ 0,40 : Cukup
0,40 D ≤ 0,70
: Baik 0,70 D
≤ 1,00 : Sangat baik
Butir soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif dalam penelitian ini yaitu butir soal dengan kriteria baik dan cukup.
Contoh perhitungan daya beda soal pada item 1 dapat dilihat pada
lampiran 13. Perhitungan tersebut memperoleh D=03 artinya item 1 mempunyai daya beda cukup.
3.1.2.4 Tingkat Kesukaran
Ditinjau dari tingkat kesukaran, soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu
sukar dapat menyebabkan siswa cepat putus asa. Jadi soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang, artinya soal
tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut tingkat kesukaran
soal yang besarnya antara 0,00-1,00. Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus:
IK = Keterangan:
IK : Tingkat kesukaran soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa pengikut tes
Kriteria tingkat kesukaran soal dalam Arikunto 2006:210: P = 0,00
: Sangat sukar 0,00 P
≤ 0,30 : Sukar
0,30 P ≤ 0,70
: Sedang 0,70 P
≤ 1,00 : Mudah
P = 1,00
: Sangat mudah
Butir soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif dalam penelitian ini yaitu butir soal dengan kriteria sukar, sedang dan
mudah. Contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk item soal 1 dapat dilihat lampiran 14. Hasil perhitungan IK = 0,85 hal ini berarti bahwa
item soal 1 termasuk kategori soal mudah.
3.1.2.5 Hasil analisis uji coba soal