3 Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa Adanya kekurangan dari model pembelajaran Quantum Learning ini
membuat peneliti belajar bagaimana caranya agar kekurangan ini bisa teratasi, yaitu dengan membiasakan diri menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning saat mengajar, belajar memotivasi siswa agar memiliki semangat yang tinggi dalam belajar serta membatasi penilaian hasil belajar siswa pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.8 Model Pembelajaran Kooperatif berbasis Active Learning
2.8.1 Pengertian model Pembelajaran Active Learning
Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa belajar secara aktif dan guru hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis Active
Learning merupakan konsep pembelajaran yang bertujuan untuk menguasai kompetensi melalui strategi belajar aktif dan dibangun dengan bekal pengetahuan
atau kompetensi yang dimilikinya. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar dan strategi penyampaiannya baik penetapan waktu, tempat, irama, tempo, cara
belajar, maupun evaluasi belajar dilakukan oleh pembelajar sendiri. Konsep pelatihan berbasis Active Learning secara sederhana terdapat empat karakteristik
yaitu kepemilikan kompetensi sebagai tujuan pelatihan, belajar aktif sebagai strategi belajar, keberadaan motivasi belajar sebagai prasyarat berlangsungnya
belajar, dan paradigma konstruktivisme sebagai landasan konsep.
Menurut Mckinney, sebagaimana dikutip oleh Maisaroh Rostrieningsih 2010:159, metode pembelajaran Active Learning adalah teknik agar siswa
melakukan sesuatu termasuk menemukan, memproses, dan mengaplikasikan suatu
informasi daripada hanya mendengarkan. Tahapan-tahapan inilah yang membuat siswa menjadi lebih peduli dan dapat menyerap materi pelajaran dengan mudah
dan menyenangkan. Menurut Hackathorn et al. 2011:41, pengertian Active Learning yaitu
from an innovation , active teaching techniques change the pace of the classroom, and are a creative way to increase student’s involvement, motivation, excitement,
attention, and perceived helpfulness and applicability of the class. A cognitive perspective, experientially taught student may engage in higher-order thinking
such as analysis, synthesis, and evaluation.
2.8.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Active Learning
Langkah-langkah dalam menggunakan model pembelajaran Active
Learning sebagai berikut:
1 Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang berjumlah 4-5 orang.
2 Guru memberikan materi kepada masing-masing kelompok untuk dipelajari
bersama. 3
Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk menguji pemahaman dan pengingatan materi pelajaran yang berupa soal pilihan ganda, mengisi titik-
titik, benarsalah atau definisi istilah. 4
Guru memberikan sebagian pertanyaan kepada siswa. Hal ini sebagai ronde satu dari turnamen belajar.
5 Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perseorangan.
6 Setelah pertanyaan diajukan, guru menyediakan jawabannya dan
memerintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar.
7 Guru memerintahkan siswa untuk menyatukan skor mereka dengan tiap
anggota kelompok mereka untuk mendapat skor kelompok, kemudian guru mengumumkan skor dari tiap tim.
8 Guru memerintahkan siswa untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam
turnamen. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari ronde kedua.
9 Guru memerintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan
menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.
2.8.3 Kelebihan Model Pembelajaran Active Learning