Maximum Likelihood Ketidakpastian Ekonomi dan Perilaku Kredit

1 1 1 1 1 1 − − − − + − + − = − t t t t t t X X Y Y ρμ μ ρβ β ρ β ρ t t t X X ε ρ β ρ β + − + − = − 1 1 1 2.22 dimana t ε diperoleh dari 2.18. Karena t ε memenuhi semua asumsi OLS, maka 2.22 dapat diduga dengan OLS dan memperoleh dugaan yang memiliki sifat optimum. Regresi 2.22 dikenal sebagai persamaan perbedaan yang digeneralisasikan. Persamaan tadi menyangkut peregresian , tidak dalam bentuk asli tetapi dalam bentuk perbedaan, yang diperoleh dengan menggunakan suatu proporsi X Y atas ρ = dari nilai suatu variabel dalam periode waktu sebelumnya dari nilainya dalam periode saat ini Gujarati, 2003.

2.2.6. Maximum Likelihood

Suatu metode yang bersifat umum dari penaksiran titik point estimate dengan beberapa sifat teoritis yang lebih kuat dibandingkan dengan metode OLS adalah maximum likelihood ML. Ide umum yang melatarbelakangi ML adalah sebagai berikut. Misalkan , θ x f merupakan fungsi kepadatan dari variabel random X , dan misalkan θ merupakan parameter fungsi kepadatan. Kalau kita mengamati suatu sampel random maka penaksir ML dari , ,....., , 2 1 N X X X θ adalah nilai θ yang mempunyai probabilitas terbesar untuk menghasilkan sampel yang diamati. Dengan pendekatan lain, taksiran ML dari θ adalah nilai yang memaksimumkan fungsi kepadatan , θ x f . Metode maximum likelihood sangat jarang digunakan karena alasan-alasan berikut: pertama, metode ini agak rumit. Kedua, dengan mengasumsikan kenormalan , penaksir ML dan OLS dari koefisien regresi i u β adalah identik dan ini berlaku baik untuk regresi sederhana maupun berganda. Dalam sampel kecil, penaksir ML dari adalah bias sedangkan penaksir OLS dari adalah tak bias. Tetapi dengan meningkatnya ukuran sampel secara tak terbatas, penaksir ML dan OLS dari cenderung untuk sama. Akhirnya, metode OLS dengan asumsi tambahan kenormalan memberikan kepada kita semua alat yang diperlukan untuk penaksiran maupun pengujian hipotesis dari model regresi linier Gujarati, 2003. 2 σ 2 σ 2 σ i u

2.2.7. Ketidakpastian Ekonomi dan Perilaku Kredit

Bank untuk memaksimumkan keuntungan, pada masing-masing periode mengalokasikan sebesar x persen dari total aset untuk kredit dan persen untuk surat-surat berharga. Surat berharga memberikan tingkat pengembalian yang bebas risiko dan kredit yang memiliki risiko, memberikan tingkat imbal hasil yang didasarkan kepada risk premium yang dapat dituliskan dalam bentuk . Expected risk premium diasumsikan 100 x − ,t f r t i t f t i premium r r , , , + = ∧ ρ = ,t i premium E dan ragamnya adalah Jadi, tingkat pengembalian rate of return untuk kredit adalah dimana 2 , , t t i premium Var ε σ = t i t f t i r r , , , ε ρ + + = ∧ t i , ε didistribusikan secara normal dengan . variasi dalam sesungguhnya dapat diamati sehingga risiko yang dihadapi oleh bank mungkin dapat diukur, namun bank tidak mengetahui apakah alokasinya sudah tepat atau , 2 , , t t i N ε σ ε ≈ 2 ,t ε σ tidak pada titik tersebut. Dalam pasar keuangan yang friksi dan mengandung ketidakpastian, bank memutuskan untuk mengalokasikan asetnya dalam bentuk kredit atau surat berharga secara apriori karena tidak dapat mengamati risk premium t i , ε secara langsung, namun bank dapat mengamati informasi yang diberikan t i , ε dalam bentuk t t i t i v S + = , , ε dimana diasumsikan terdistribusi normal dan independen terhadap t v t i , ε . Bagaimanapun, bank akan mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia sebelum membuat keputusan mengenai alokasi asetnya. Dengan informasi yang diberikan oleh , bank dapat membuat suatu perkiraan yang optimal mengenai tingkat pengembalian dari kredit sebagai t i S , t i t t i t i t S S E , , , λ ε = dimana 2 , 2 , 2 , t v t t t σ σ σ λ ε ε + = . Diasumsikan bahwa bank tidak dapat mengamati , tetapi bank dapat membentuk suatu ramalan yang optimal menyangkut kuantitasnya. Oleh karena itu, pada masing-masing titik waktu, expected return total yang conditional terhadap informasi diberikan dalam bentuk: 2 ,t v σ t i S , t f t i t i t t f t i t i t i r x S r x S Y E , , , , , , , 1 − + + + = ∧ λ ρ 2.23 dimana menunjukan total return, dan ragam bersyarat conditional variance return akan menjadi: t i Y , ∧ 2 , 2 , , , t i t v t t i t i x S Y Var σ λ = ∧ 2.24 Seperti telah dicatat diawal bahwa karena pasar keuangan adalah friksi, maka fungsi tujuan bank menggunakan suatu kerangka expected utility sederhana, , , t i t i S U E ∧ , sehingga peningkatan dalam expected return dan penurunan dalam ragam return bersyarat terhadap informasi diberikan dalam bentuk: t i S , 2 , , , , , , t i t i t i t i t i t i S Y Var S Y E S U E ∧ ∧ ∧ − = α 2.25 dimana α adalah koefisien risk averse. Dari persamaan 2.23 dan 2.24 LTA ratio bank yang optimal adalah 2 , , , t v t t i t t i S x σ αλ λ ρ + = 2.26 persamaan 2.26 mengindikasikan bahwa LTA ratio yang optimal untuk masing- masing bank bergantung pada informasi yang diamati oleh bank tersebut, dan juga oleh dan . Berarti, walaupun perubahan dalam ketidakpastian ekonomi yang didekati oleh ragam akan memiliki pengaruh terhadap rasio tersebut, bank tidak dapat mengetahui pengaruh secara keseluruhan jika informasi tidak diketahui. Meskipun demikian, dengan menggunakan persamaan 2.26 bank dapat menghitung ragam cross section LTA ratio: 2 ,t e σ 2 ,t v σ 2 v σ t i S , 4 , 2 2 , , t v t t i x Var σ α σ ε = 2.27 Persamaan 2.27 memberikan hubungan yang jelas antara ketidakpastian ekonomi dengan variasi cross-section LTA ratio bank. Kenaikan dalam 2 v σ ketidakpastian ekonomi, didekati oleh kenaikan akan membawa penurunan dalam variasi cross-section LTA ratio bank: 2 ,t v σ 2 6 , 2 2 , 2 , , − = ∂ ∂ t v t t v t i x Var σ α σ σ ε 2.28

2.3. Studi Empiris