Perkembangan Loans To Asset Perkembangan Indeks Industrial Production

Tabel 4.1. Peringkat Bank Umum Berdasarkan Aset. Nama Bank Total Aset Rp. Miliar Pangsa terhadap Total Aset Bank Umum Bank Mandiri Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Rakyat Indonesia Bank Danamon Tbk Bank Internasional Indonesia Bank Niaga Pan Indonesia Bank Bank Permata Tbk Citibank NA 255.315 150.741 150.600 123.056 66.820 47.311 41.363 35.917 34.412 33.008 17,37 10,26 10,25 8,37 4,55 3,22 2,81 2,44 2,34 2,25 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, BI.

4.3. Perkembangan Loans To Asset

Ratio Bank Umum Secara umum, loans to asset ratio Bank Umum selama periode 2001:Q1- 2005:Q4 memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Walaupun demikian, bukan berarti fungsi intermediasi perbankan sudah berjalan dengan baik karena pada kenyataannya sumbangan kredit terhadap total aset masih dibawah 50. Loans to asset ratio terbesar terjadi pada triwulan ketiga tahun 2005 dimana kredit memberikan kontribusi sebesar hampir 48 terhadap total aset. Dilihat dari komposisinya, kredit modal kerja memberikan kontribusi terbesar dibanding kredit lainnya. loans to asset ratio untuk kredit modal kerja rata-rata mencapai 20,63. Sementara itu, Loans to asset ratio untuk kredit konsumsi rata-rata sebesar 9,87 sedangkan loans to asset ratio untuk kredit investasi sangat rendah hanya sebesar 8,45. Masih rendahnya loans to asset ratio Bank Umum merupakan sinyal bahwa perbankan nasional lebih menyukai menyimpan dananya dalam bentuk surat berharga dibandingkan menyalurkan kredit ke sektor riil.. 10 20 30 40 50 60 2002 Q 1 2002 Q 2 2002 Q 3 2002 Q 4 2003 Q 1 2003 Q 2 2003 Q 3 2003 Q 4 2004 Q 1 2004 Q 2 2004 Q 3 2004 Q 4 2005 Q1 2005 Q 2 2005 Q 3 2005 Q 4 Triw ulan Sumber: Bank Indonesia Gambar 4.3. Perkembangan Loans to Asset Ratio Bank Umum 2001:Q1-2005:Q4

4.4. Perkembangan Indeks Industrial Production

Indeks industrial production memperlihatkan pergerakan yang fluktuatif selama periode 1996:Q1-2005:Q4. selama periode krisis 1997-1999 indeks industrial production menunjukan penurunan yang cukup signifikan dan stagnan pada level yang rendah. indeks industrial production terendah terjadi pada bulan Januari 1999 dengan nilai indeks sebesar 61,47. Krisis memaksa banyak perusahaan untuk gulung tikar karena tidak mampu lagi membiayai operasi perusahaan akibatnya indeks industrial production selama periode tersebut menunjukan pertumbuhan yang negatif, melemahnya nilai tukar disinyalir menjadi penyebab utama banyaknya perusahaan yang harus gulung tikar karena sebagian besar perusahaan-perusahaan di Indonesia masih mengandalkan bahan baku impor. Melemahnya rupiah kembali terjadi pada September-November 2005 dimana pada waktu itu rupiah menembus level psikologis Rp. 10.000 akibatnya pertumbuhan indeks industrial production pada akhir tahun 2005 menjadi -12,6. 20 40 60 80 100 120 140 19 96Q 1 19 96Q 4 19 97Q 3 199 8Q 2 19 99Q 1 199 9Q 4 20 00 Q3 20 01Q 2 20 02 Q1 20 02Q 4 20 03Q 3 20 04Q 2 20 05Q 1 200 5Q 4 periode In d eks Sumber: CEIC Gambar 4.4. Perkembangan Indeks Industrial Production 1996:Q1-2005:Q4

4.5. Perkembangan Nilai Tukar Rp