Nama Pekerjaan
Keterangan Dr. Rochmad, M.Si.
Dosen Pendidikan
Matematika UNNES Validator 1
Drs. Arief Agoestanto, M.Si. Dosen
Pendidikan Matematika UNNES
Validator 2 Ary Woro Kurniasih, S.Pd., M.Pd. Dosen
Pendidikan Matematika UNNES
Validator 3 Menurut Validator 1, instrumen pedoman wawancara kemampuan berpikir
aljabar sudah valid dan dapat digunakan untuk melakukan wawancara. Menurut Validator 2, instrumen pedoman wawancara juga sudah dapat digunakan untuk
pengambilan data. Sedangkan menurut Validator 3, instrumen sudah baik, namun untuk untuk masing-masing kemampuan berpikir aljabar kemampuan
generasional, transformasional, dan level-meta global perlu ditambahkan pertanyaan-pertanyaan yang memuat indikator kemampuan tersebut sehingga
dapat menggali lebih dalam kemampuan siswa.
3.5.2.2 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
3.5.2.2.1 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Instrumen tes kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini mengacu pada tes berpikir kritis yang dikembangkan oleh Goodwin Watson dan Edwan
Glaser, yang biasa disebut Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal WGCTA. Instrumen tes kemampuan berpikir kritis ini semula terdiri dari 10 butir soal.
Sebelum digunakan, instrumen tes kemampuan berpikir kritis divalidasi terlebih dahulu oleh validator agar diperoleh instrumen yang valid. Validasi diarahkan
pada kesesuaian dengan komponen berpikir kritis, kesesuaian dengan pengukuran kemampuan siswa SMP, kesesuaian alokasi waktu dengan beban soal, dan ejaan
serta struktur kalimat yang digunakan. Nama-nama validator instrumen tes
kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada Tabel 3.1. Alasan pemilihan para validator tersebut adalah seperti yang telah dijelaskan pada bagian Instrumen Tes
Kemampuan Berpikir Aljabar. Sebelum dilakukan validasi instrumen tes kemampuan berpikir kritis oleh
Validator 1, terlebih dahulu dilakukan bimbingan sehingga menghasilkan beberapa revisi terhadap instrumen tersebut. Bimbingan pertama oleh Validator 1
menghasilkan revisi untuk intrumen tes kemampuan berpikir kritis seperti yang dinyatakan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Revisi Pertama Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis oleh Validator 1
No. Saran-Saran
Hasil Revisi Alasan Revisi
1. Banyaknya soal tiap
indikator masih
kurang, sehingga
perlu ditambah soal lagi.
Banyaknya soal yang semula ada 10 butir,
ditambah sehingga
menjadi 20 butir soal. Banyaknya
soal semula
terlalu sedikit, dan dirasa
belum mampu untuk memperlihatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
Bimbingan kedua dengan Validator 1 juga menghasilkan revisi terhadap instrumen tes kemampuan berpikir kritis. Revisi tersebut dapat dilihat pada tabel
3.9. Tabel 3.9 Revisi Kedua Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis oleh
Validator 1 No.
Saran-Saran Hasil Revisi
Alasan Revisi 1.
Alokasi waktu untuk mengerjakan tes perlu
diperhatikan. Alokasi waktu yang
awalnya adalah 40 menit diubah menjadi
80 menit. Alokasi waktu yang
akan diberikan masih kurang sesuai dengan
banyaknya soal.
Setelah dilakukan revisi dua kali, instrumen divalidasi oleh Validator 1 pada
tanggal 19 Mei 2015. Menurut Validator 2, instrumen tes kemampuan berpikir aljabar
termasuk sangat valid dapat digunakan tanpa revisi. Namun agar instrumen menjadi lebih maksimal, Validator 2 memberikan beberapa saran tambahan.
Berikut revisi instrumen tes kemampuan berpikir aljabar berdasarkan koreksi dan saran dari Validator 2 yang dinyatakan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Revisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Oleh Validator 2 No.
Saran-Saran Hasil Revisi
Alasan Revisi 1.
Untuk setiap soal siswa
diminta memberikan alasan
atas pilihan jawaban mereka.
Ditambahkan kolom alasan di samping setiap butir
soal. Agar proses berpikir
siswa lebih terlihat.
Hasil validasi instrumen tes kemampuan berpikir kritis oleh Validator 2 dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Validasi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Oleh Validator 2 Menurut Validator 3, instrumen tes kemampuan berpikir aljabar termasuk
sangat valid dapat digunakan tanpa revisi. Namun agar instrumen menjadi lebih maksimal, Validator 3 memberikan beberapa saran terkait penggunaan redaksi
agar sesuai dengan istilah matematika. Berikut revisi instrumen tes kemampuan berpikir aljabar berdasarkan koreksi dan saran dari Validator 3 yang dinyatakan
dalam Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Revisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Oleh Validator 3 No.
Saran-Saran Hasil Revisi
Alasan Revisi 1.
Penggunaan redaksi kata ―sebuah‖ yang
terdapat pada
beberapa butir soal kurang sesuai untuk
soal matematika. Redaksi kata ―sebuah‖
yang terdapat
pada beberapa butir soal diganti
dengan kata
―suatu‖, menyesuaikan
dengan konteks kalimatnya.
Redaksi kata diganti agar
tidak menimbulkan persepsi
gandaambigu.
2. Penulisan
redaksi ―
‖ Redaksi tersebut diganti
menjadi ―
Redaksi diganti agar sesuai dengan istilah
dalam matematika.
pada soal nomor 7 masih kurang tepat.
‖. Hasil validasi instrumen tes kemampuan berpikir kritis oleh Validator 3 dapat
dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Validasi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Oleh Validator 3 Menurut Validator 4, instrumen tes kemampuan berpikir kritis termasuk
valid dapat digunakan dengan revisi kecil. Namun, dari hasil validasi oleh Validator 4, tidak ada saran yang diberikan untuk merevisi instrumen, karena
instrumen sudah dinyatakan baik. Hasil validasi instrumen tes kemampuan berpikir kritis oleh Validator 4 dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Validasi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Oleh Validator 4 Menurut Validator 5, instrumen tes kemampuan berpikir kritis termasuk
sangat valid dapat digunakan tanpa revisi. Dari hasil validasi oleh Validator 5, instrumen sudah dinyatakan baik, sehingga tidak ada saran perbaikan dari
Validator 5. Hasil validasi instrumen tes kemampuan berpikir kritis oleh Validator 5 dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Validasi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Oleh Validator 5
Dari hasil validasi instrumen tes kemampuan berpikir aljabar oleh validator 2, validator 3, validator 4, dan validator 5, diperoleh rata-rata skor yang
nantinya dapat digunakan untuk menetukan kriteria instrumen tes tersebut. Perolehan skor tiap validator, total skor dari semua validator beserta rata-ratanya
dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Perolehan Skor Hasil Validasi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kritis
Validator 2
3 4
5
Skor 4,75
4,75 3,5
4,5 Total Skor
17,5 Rata-Rata
4,38 Adapun kriteria peniliannya, terdiri dari 4 kategori sebagai berikut:
̅ : Tidak valid belum dapat digunakan; ̅ : Kurang valid dapat digunakan dengan revisi besar;
̅ : Valid dapat digunakan dengan revisi kecil; ̅ : Sangat valid dapat digunakan tanpa revisi;
Di mana ̅ rata-rata.
Sehingga secara umum berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen tes kemampuan berpikir kritis, yang mana diperoleh rata-rata skor 4,38 dapat
disimpulkan bahwa intrumen sangat valid dapat digunakan tanpa revisi. Lembar hasil validasi oleh validator dapat dilihat pada Lampiran 19
– Lampiran 22 dan instrumen tes kemampuan berpikir kritis setelah revisi dapat dilihat pada
Lampiran 11.
3.5.2.2.2 Instrumen Pedoman Wawancara Kemampuan Berpikir Kritis
Instrumen pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis ini memuat pertanyaan-pertanyaan untuk mengklarifikasi hasil jawaban subjek penelitian pada
instrumen tes kemampuan berpikir kritis. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara klinis tak terstruktur, dengan ketentuan: pertanyaan wawancara
yang diajukan disesuaikan dengan hasil tes kemampuan siswa, pertanyaan yang dajukan tidak harus sama, tetapi memuat pokok masalah yang sama, dan apabila
siswa mengalami kesulitan dengan pertanyaan tertentu, siswa akan diberikan pertanyaan yang lebih sederhana tanpa menghilangkan inti permasalahan.
Selanjutnya pedoman wawancara ini divalidasi oleh tiga orang ahli pendidikan matematika, yang ketiganya merupakan dosen pendidikan matematika UNNES.
Dipilih menjadi validator karena sebagai dosen dipandang sebagai pakar dan praktisi yang telah ahli dan berpengalaman dalam mengembangkan instrumen
penelitian pendidikan. Nama-nama validator instrumen pedoman wawancara kemampuan berpikir aljabar dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Menurut Validator 1, instrumen pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis sudah valid dan dapat digunakan untuk melakukan wawancara. Menurut
Validator 2, instrumen pedoman wawancara juga sudah dapat digunakan untuk pengambilan data melalui wawancara. Demikian juga menurut Validator 3,
instrumen sudah dinyatakan baik dan dapat digunakan untuk penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data