Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

kualitatif dilakukan dengan cara uraian rinci thick description. Teknik ini menuntut peneliti agar laporan hasil fokus penelitian dilakukan seteliti dan secermat mungkin. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah menguraikan secara rinci kemampuan berpikir aljabar dan berpikir kritis dari setiap subjek penelitian dan mencari serta mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks yang ada.

3.7.3 Kriteria Kebergantungan Dependability

Pemeriksaan kebergantungan dependability merupakan pengganti istilah reliabilitas atau keajegan hasil pengukuran dalam penelitian nonkualitatif. Pada penelitian kualitatif reliabilitas itu dipandang terkait langsung dengan konteks dan waktu, sehingga kemungkinannya kecil untuk mengadakan uji ulang hasil studi. Untuk menjaga kriteria kebergantungan dilakukan teknik audit yang menjaga kejujuran dan ketepatan sudut pandang peneliti.

3.7.4 Kriteria Kepastian Confirmability

Kriteria kepastian confirmability berasal dari konsep objektivitas dalam penelitian nonkualitatif. Jika sesuatu itu objektif, berarti sesuatu itu dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Jika nonkualitatif menekankan pada subjek, maka penelitian kualitatif menekankan bukan pada subjek melainkan pada data Moleong, 2013: 326. Kebergantungan bukan lagi pada subjek, melainkan pada data itu sendiri. Pada penelitian ini, kepastian dipenuhi karena data yang dianalisis merupakan data yang digali dan dikaji dengan sebenarnya. Untuk memeriksa kriteria kepastian ini digunakan teknik audit kepastian.

3.8 Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.9. Membuat instrumen penelitian yang meliputi tes kemampuan berpikir aljabar kemampuan generasional, transformasional, dan level-meta global Validasi Instrumen Menggunakan Lembar Validasi Oleh Validator Pelaksanaan Penelitian: 1. Tes Kemampuan Berpikir Aljabar 2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Pengelompokan Siswa Berdasarkan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Penentuan Subjek Penelitian untuk Wawancara Kemampuan Berpikir Aljabar dan Kemampuan Berikir Kritis Pelaksanaan Wawancara Kemampuan Berpikir Aljabar dan Kemampuan Berpikir Kritis Analisis Data Pendeskripsian Kemampuan Berpikir Aljabar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Penarikan Kesimpulan Gambar 3.9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 75

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah, yaitu SMP Negeri 8 Semarang dan SMP Negeri 41 Semarang. Penelitian dilakukan dengan memberikan tes kemampuan berpikir aljabar terlebih dahulu untuk mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan berpikir aljabarnya, sebagaimana dijelaskan pada Bab III. Instrumen yang digunakan untuk tes kemampuan berpikir aljabar adalah instrumen tes berpikir aljabar yang dibuat oleh peneliti, yang merupakan pengembangan dari intrumen penelitian Rochmad, et al 2014. Instrumen tes berpikir aljabar tersebut telah divalidasi oleh validator yang terdiri dari 3 dosen jurusan matematika FMIPA UNNES dan dua guru matematika yang berasal dari SMP Negeri 8 Semarang dan SMP Negeri 41 Semarang. Tes kemampuan berpikir aljabar tersebut memuat indikator-indikator untuk kemampuan generasional, transformasional, dan level-meta global. Instrumen tes kemampuan berpikir aljabar selengkapnya beserta kisi-kisi dan pedoman penskorannya dapat dilihat pada Lampiran 7 – Lampiran 9. Selain tes kemampuan berpikir aljabar, siswa juga diberikan tes kemampuan berpikir kritis yang mengacu pada tes berpikir kritis Watson-Glaser dengan indikator berpikir kritis yang meliputi: penarikan kesimpulan, asumsi, deduksi, menafsirkan informasi, dan menganalisis argumen. Instrumen tes kemampuan berpikir kritis yang digunakan juga merupakan pengembangan dari

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TAPPS BERBANTUAN ROAL MATEMATIKA TERHADAP MOTIVASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII

0 34 394

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN SISWA PADA MATEMATIKA DENGAN Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran Siswa pada Matematika dengan Model Pembelajaran Problem Posing (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Ta

0 2 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN SISWA PADA MATEMATIKA DENGAN Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran Siswa pada Matematika dengan Model Pembelajaran Problem Posing (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Ta

0 0 14

Kontribusi Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Kelas VII SMP AWAL

0 1 16

A. KISI – KISI SOAL PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK - Analisis KBKM

1 17 26

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

0 1 12

TRANSISI KEMAMPUAN BERPIKIR ARITMATIKA KE KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

0 1 8

1 KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

1 1 8