Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan

milahnya sehingga dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang sedang dipelajari, dan menarik kesimpulan dari data tersebut. Menurut Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono 2013: 334, melakukan analisis data adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Analisis data kualitatif ini bersifat induktif, artinya analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu untuk menarik sebuah kesimpulan. Menurut Miles and Huberman, sebagaimana dikutip oleh Sugiyono 2013: 337, aktivitas dalam analisis data meliputi data reduction reduksi data, data display penyajian data, dan conclusion drawingverification penarikan kesimpulan.

3.6.1 Reduksi Data

Reduksi data yaitu merangkum data dan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, mencari tema dan polanya, membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, harus diperhatikan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Sehingga dalam mereduksi data, yang harus diperhatikan adalah segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, dan belum memiliki pola.

3.6.2 Penyajian Data

Penyajian data data display pada penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh Sugiyono 2013: 341, mengatakan bahwa ―the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text β€–. Bentuk penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif. Penyajian data meliputi pengklasifikasian dan identifikasi data, menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, sehingga bisa merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3.6.3 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan conclusion drawingverification merupakan tahap akhir dalam melakukan analisis data. Ketiga komponen tersebut, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan bersifat saling interaktif. Setelah dilakukan tes tertulis dilakukan tahap pengumpulan data, data yang terkumpul kemudian direduksi. Data yang direduksi kemudian disajikan sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data tersebut, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif tanpa menggunakan teknik kuantitatif. Hasil analisis wawancara akan digunakan sebagai triangulasi untuk mengidentifikasi tahap berpikir kritis siswa pada setiap kelompok siswa. Peneliti menggunakan Metode Perbandingan Tetap Constant Comparative Method. Peneliti mulai dengan kejadian tertentu dari suatu wawancara, catatan atau dokumen dan membandingkannya dengan kejadian lain dalam kumpulan data yang sama atau dalam kumpulan data yang lain. Pada penelitian ini digunakan metode perbandingan tetap karena dalam analisis data, secara tetap membandingkan hasil tes tertulis dengan hasil wawancara dari satu subjek. Kemudian membandingkan subjek yang berbeda karakteristik kemampuan berpikir aljabarnya untuk memahami karakter kemampuan berpikir kritisnya. Dalam penarikan kesimpulan, deskripsi kemampuan berpikir dari subjek yang telah diberikan tes dan dilakukan wawancara akan dinyatakan dengan kriteria pada Tabel 3.13 berikut untuk mempermudah penyampaian. Tabel 3.13 Kriteria Kemampuan Berpikir Aljabar dan Kemampuan Berpikir Kritis Kriteria Interval Tinggi Sedang Rendah

3.7 Pemeriksaan Keabsahan Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TAPPS BERBANTUAN ROAL MATEMATIKA TERHADAP MOTIVASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII

0 34 394

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN SISWA PADA MATEMATIKA DENGAN Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran Siswa pada Matematika dengan Model Pembelajaran Problem Posing (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Ta

0 2 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN SISWA PADA MATEMATIKA DENGAN Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran Siswa pada Matematika dengan Model Pembelajaran Problem Posing (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Ta

0 0 14

Kontribusi Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Kelas VII SMP AWAL

0 1 16

A. KISI – KISI SOAL PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK - Analisis KBKM

1 17 26

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

0 1 12

TRANSISI KEMAMPUAN BERPIKIR ARITMATIKA KE KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

0 1 8

1 KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

1 1 8