dari masing-masing kemampuan berpikir tersebut. Penelitian menggunakan kriteria khusus untuk keabsahan data. Penelitian ini menggunakan validitas,
reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Kriteria keabsahan data yang digunakan
yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Penelitian ini bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam, dalam hal ini adalah identifikasi
karakteristik kemampuan berpikir kritis, kaitannya dengan karakter kemampuan berpikir aljabar siswa. Dalam penelitian kualitatif, fenomena merupakan hal yang
penting. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dalam penelitian, subjek perlu dipelajari melalui eksplorasi Creswell, 2012.
Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci,
dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga, atau objek tertentu. Keuntungan studi kasus adalah peneliti dapat melakukan penelitian secara lebih
mendalam dan berkesempatan untuk mendapat wawasan yang lebih mengenai konsep-konsep dasar tingkah laku manusia. Melalui studi kasus, peneliti dapat
berinteraksi secara langsung dengan siswa, sehingga dapat menggali kemampuan siswa dalam memberikan respon jawaban. Dengan menggunakan jenis penelitian
studi kasus, diharapkan penelitian ini dapat mengungkap dengan lebih cermat kemampuan berpikir aljabar dan kemampuan berpikir kritis siswa.
3.2 Latar Penelitian
3.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 8 Semarang dan SMP Negeri 41 Semarang pada bulan Mei sampai bulan Juli 2015. Penentuan tempat penelitian
ini disesuaikan dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan. Menurut Sugiyono 2013: 300, salah satu teknik sampling yang sering digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah purposive sampling. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono 2013:
300, ―purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu‖. Hal yang menjadi pertimbangan peneliti dalam
menentukan sampel, diantaranya adalah sebagai berikut. a.
Kesesuaian materi dengan kurikulum yang berlaku. b.
Kesamaan kurikulum yang digunakan. c.
Kesediaan narasumber terlibat dalam penelitian.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Semarang dan SMP Negeri 41 Semarang. Subjek penelitian tersebut akan diberi
tes kemampuan berpikir aljabar dan tes kemampuan berpikir kritis. Selanjutnya berdasarkan hasil tes, dipilih beberapa subjek untuk diteliti lebih lanjut dengan
dilakukan wawancara. Pemilihan subjek dilakukan dengan pertimbangan subjek dapat mengemukakan pendapat atau alur berpikirnya secara lisan maupun tertulis
dengan jelas. Menurut Moleong 2013: 224, pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif bermaksud untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari
sumber data. Sehingga dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan purposive sampling. Pemilihan subjek tersebut dilakukan
dengan memberikan kriteria yang didasarkan pada hasil tes kemampuan berpikir aljabar.
Dari hasil tes kemampuan berpikir aljabar, siswa akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu kelompok siswa tingkat tinggi, tingkat sedang, dan
tingkat rendah. Dari masing-masing kelompok siswa tersebut, selanjutnya dipilih 2 siswa untuk dianalisis kemampuan berpikir aljabar dan kemampuan berpikir
kritisnya lebih lanjut. Pemilihan 2 siswa untuk masing-masing kelompok ini, dilakukan jika dalam tiap kelompok siswa tersebut terdapat setidaknya 2 siswa.
Namun, jika dalam kelompok siswa tertentu terdapat sampel yang kurang dari 2, maka dipilih sampel sesuai yang ada dalam kelompok tersebut.
Pengelompokan subjek penelitian didasarkan pada rata-rata nilai tes kemampuan berpikir aljabar dengan kriteria seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Pengelompokan Subjek Penelitian Kelompok
Interval Nilai Tingkat Tinggi
̅ Tingkat Sedang
̅ Tingkat Rendah
̅ Dengan
̅ adalah rata-rata nilai tes kemampuan berpikir aljabar, yang meliputi kemampuan generasional transformasional dan level-meta global. Pada awalnya
skor pada tes kemampuan berpikir aljabar memiliki rentang 1 – 3 untuk setiap
nomor. Selanjutnya skor rata-rata yang diperoleh dikonversi ke dalam bentuk nilai dengan rentang 0
– 100. Rumus untuk mengkonversikan skor yang diperoleh menjadi nilai tersebut adalah sebagai berikut.
Setelah dilakukan pengelompokan terhadap subjek penelitian dengan kategori di atas, selanjutnya dilakukan wawancara terhadap subjek yang akan dipilih dari
masing-masing kelompok untuk memvalidasi pengelompokan tersebut. Setelah dilakukan wawancara, tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan
pengelompokan seorang subjek untuk kategori tertentu. Jika hal ini terjadi maka dilakukan pemilihan subjek berulang-ulang sampai didapat subjek yang mewakili
kelompok tersebut, kecuali jika memang tidak ada lagi subjek yang menempati kelompok tersebut.
3.3 Data dan Sumber Data