Analyse ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

suatu proses dikendalikan dan ditingkatkan, maka DPMO akan mengalami penurunan sepanjang waktu dan kapabilitas sigma juga akan mengalami peningkatan secara terus-menerus.

4.3 Analyse

kan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six S ri proses. alan. .3.1 Analisa Kapabilitas Proses as proses data yang bersifat atribut, maka sebagai berikut : Merupa igma . Program Six Sigma dapat berhasil secara efektif dan efisien jika melaksanakan pengendalian dan peningkatan pada proses produksi. Oleh karena itu pada tahap ini ada beberapa sub proses antara lain : 1. Menentukan kapabilitaskemampuan capability da 2. Mengidentifikasikan sumber-sumber dan akar penyebab kegag 4 Untuk membahas kapabilit perhatikan data tentang atribut defect pada sepatu, dalam Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah produk sepatu yang diproduksi dan diperiksa selama bulan Juli sampai Desember 2009 sebanyak 105.055 unit dan jumlah cacat yang telah teridentifikasi sebanyak 2.809 2,7. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung rata-rata nilai kapabilitas proses perusahaan dan diperoleh nilai 4,06 Sigma, sebenarnya nilai tersebut cukup bagus dan menuju dalam skala rata-rata industri sekelas Amerika Serikat, namun masih perlu dilakukan perbaikan lagi untuk menuju tingkat pencapaian 6 sigma dengan 3,4 DPMO industri kelas dunia. Untuk nilai indeks kapabilitas proses Cpm dapat diketahui dengan perhitungan Tabel 4.6 Perhitungan Nilai Proporsi,  3 ,USL,LSL Untuk Bulan Juli 2009 Banyaknya Tanggal Proporsi Pengamatan n Cacat n p p 1 3 3     3   P USL  3   P LSL 1 600 21 0.035 0.0225 0.053 0.008 2 25 0.0333 0.0197 0.0502 0.0108 750 3 790 22 0.0278 0.0175 0.048 0.013 656 22 0.0335 4 0.0211 0.0516 0.0094 5 - - - - - - 6 720 23 0.0319 0.0196 0.0501 0.0109 7 620 20 0.0323 0.0213 0.0518 0.0092 8 742 22 0.0296 0.0187 0.0492 0.0118 9 660 26 0.0394 0.0227 0.0532 0.0078 10 598 24 0.0401 0.0241 0.0546 0.0064 11 690 23 0.0333 0.0205 0.051 0.01 12 - - - - - - 13 802 21 0.0262 0.0169 0.0474 0.0136 14 774 18 0.0233 0.0163 0.0468 0.0142 15 750 27 0.036 0.0204 0.0509 0.0101 16 648 24 0.037 0.0222 0.0527 0.0083 17 636 26 0.0409 0.0236 0.0541 0.0069 18 686 18 0.0262 0.0183 0.0488 0.0122 19 - - - - - - 20 - - - - - - 21 742 21 0.0283 0.0183 0.0488 0.0122 22 720 16 0.0222 0.0165 0.047 0.014 23 630 14 0.0222 0.0176 0.0481 0.0129 24 810 18 0.0222 0.0155 0.046 0.015 25 638 17 0.0266 0.0191 0.0496 0.0114 26 - - - - - - 27 668 19 0.0284 0.0193 0.0498 0.0112 28 682 25 0.0367 0.0216 0.0521 0.0089 29 640 18 0.0281 0.0196 0.0501 0.0109 30 632 20 0.0316 0.0209 0.0514 0.0096 31 744 20 0.0269 0.0178 0.0483 0.0127 TOTAL 18.028 550 0.799 0.5116 1.3567 0.2814 Sumber: Hasil Pengolahan Data 0305 . 18028 550   P 05 . 26 3567 . 1   USL 01 . 26 2814 .   LSL 03 . 26 799 .    p Proporsi Bulan Juli 2009 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 1 3 6 8 10 13 15 17 21 23 25 28 30 Tanggal Produksi Proporsi USL P LSL Gambar 4.6 Peta P Untuk Bulan Juli 2009 006 . 26 3 5166 . 5116 . 3     x    6 LSL USL Cpm   ilai Cpm = 1,11, ini berarti bahwa proses produksi dianggap cukup mampu untuk bersaing dengan perusahaan lain serta memiliki kesempatan terbaik dalam mbulkan cacat defect, berikut ini diagram pareto periode Juli sampai Desember 2009 : 006 . 6 01 . 05 .   Cpm 11 , 1  Cpm N melakukan program peningkatan six sigma, untuk perhitungan nilai indeks kapabilitas Cpm bulan selanjutnya bisa dilihat pada Lampiran 4. Analisa untuk data atribut harus dilakukan menggunakan diagram Pareto untuk mengetahui CTQ potensial apa yang paling banyak meni

A. Proses Produksi article FLAIR di Departemen QC Bulan Juli 2009

Gambaran defect yang terjadi di Departemen QC pada bulan Juli 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Data defect article FLAIR bulan Juli 2009 J atif enis Defect Jumlah Defect Jumlah Komulatif Komul Cacat Kulit 158 158 28,72 Cacat Jahitan 54,36 141 299 Cacat Warna 123 422 76,73 Cacat Sol 71 493 89,64 Cacat Pencetakan 57 550 100 Jumlah 550 Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari data T sa dibuat diagram pareto Gambar 4.7 sebagai berikut: abel 4.7 diatas, selanjutnya bi Gambar 4.7 Diagram Pareto defect article FLAIR pada Departemen QC Pada Bulan Juli 2009 B. Gambaran defect yang C pada bulan Agustus 2009 adalah sebagai berikut: Jenis Defect Proses Produksi article FLAIR di Departemen QC Bulan Agustus 2009 terjadi di Departemen Q Tabel 4.8 Data defect article FLAIR bulan Agustus 2009 Jumlah Defect Jumlah Komulatif Komulatif Cacat Kulit 137 137 25,80 Cacat Jahita 53,86 n 149 286 129 415 78,15 Cacat Warna Cacat Sol 66 481 90,58 Cacat Pencetakan 50 531 100 Jumlah 531 S Pengolahan Dat D abel 4.8 diatas, selanjutnya bisa dibuat diagram pareto Gambar 4.8 s umber: Hasil a ari data T ebagai berikut: Gambar 4.8 Diagram Pareto defect article FLAIR pada Departemen QC Pada Bulan Agustus 2009

C. P

Gambaran defect yan pada bulan September 2009 adalah sebagai berikut: Jenis if roses Produksi article FLAIR di Departemen QC September 2009 g terjadi di Departemen QC Tabel 4.9 Data defect article FLAIR bulan September 2009 Defect Jumlah Defect Jumlah Komulatif Komulat Cacat Kulit 89 89 25,95 Cacat Jahi 53,06 tan 93 182 Cacat Warna 74 256 74,64 Cacat Sol 32 288 83,97 Cacat Pencetakan 55 343 100 Jumlah 343 S Pengolahan Data Dari data Tabel 4.9 diatas, selanjutnya bisa dibuat diagram pareto Gam s umber: Hasil bar 4.9 ebagai berikut: Gambar 4.9 Diagram Pareto defect article FLAIR pada Departemen QC Pada Bulan September 2009 D. Gambaran defect y pada bulan Oktober 2009 adalah sebagai berikut: J Proses Produksi article FLAIR di Departemen QC Bulan Oktober 2009 ang terjadi di Departemen QC Tabel 4.10 Data defect article FLAIR bulan Oktober 2009 enis Defect Jumlah Defect Jumlah Komulatif Komulatif Cacat Kulit 156 156 28,62 Cacat Jahit 53,76 an 137 293 Cacat Warna 109 402 73,76 Cacat Sol 81 483 88,62 Cacat Pencetakan 62 545 100 Jumlah 545 S Pengolahan Dat Dari data Tabel 4.10 diatas, selanjutnya bisa dibuat diagram pareto Ga .10 s umber: Hasil a mbar 4 ebagai berikut: Gambar 4.10 Diagram Pareto defect article FLAIR pada Departemen QC Pada Bulan Oktober 2009

E. 9

Gambaran defect yan pada bulan November 2009 adalah sebagai berikut: J tif Proses Produksi article FLAIR di Departemen QC Bulan November 200 g terjadi di Departemen QC Tabel 4.11 Data defect article FLAIR bulan November 2009 enis Defect Jumlah Defect Jumlah Komulatif Komula Cacat Kulit 117 117 23,64 Cacat Jahitan 110 227 45,86 Cacat Warna 109 336 67,88 Cacat Sol 78 414 83,64 Cacat Pencetakan 81 495 100 Jumlah 495 S Pengolahan Dat Dari data Tabel 4.11 diatas, selanjutnya bisa dibuat diagram pareto Ga .11 s umber: Hasil a mbar 4 ebagai berikut: Gambar 4.11 Diagram Pareto defect article FLAIR pada Departemen QC Pada Bulan November 2009 F. Gambaran defect ya pada bulan Desember 2009 adalah sebagai berikut: J tif Proses Produksi article FLAIR di Departemen QC Bulan Desember 2009 ng terjadi di Departemen QC Tabel 4.12 Data scrap proses moulding bulan Desember 2009 enis Defect Jumlah Defect Jumlah Komulatif Komula Cacat Kulit 89 89 25,79 Cacat Jah 8,41 itan 78 167 4 Cacat Warna 67 234 67,83 Cacat Sol 57 291 84,35 Cacat Pencetakan 54 345 100 Jumlah 345 S Pengolahan Data Dari data Tabel 4.12 diatas, selanjutnya bisa dibuat diagram pareto Ga .12 s umber: Hasil mbar 4 ebagai berikut: Gambar 4.12 Diagram Pareto defect article FLAIR pada Departemen QC Pada Bulan Desember 2009 4.3 Analisa terhadap n g memiliki nilai DPMO terbesar dan mengidentifikasi sumber-sumber penyebab defect dengan cara sepatu article sebab akibat untuk masing-masing CTQ d .2 Analisa Untuk Mengidentifikasi Faktor-Faktor Penyebab Defect ilai kapabilitas proses yan brainstorming dengan pihak perusahaan khususnya pada proses produksi FLAIR. Identifikasi penyebab defect ini dilakukan dengan menggunakan fishbone diagram diagram tulang ikan. Berdasarkan hasil brainstorming, maka didapatkan sumber dan akar penyebab dari masalah tiap-tiap proyek, serta untuk mendapatkan solusi dari masalah yang efektif dan efisien. Diagram itunjukkan dalam Gambar – gambar berikut ini:

1. Cacat Kulit

CACAT KULIT Machines Methods Man Power Materials Technical instruction tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan Bahan penunjang mudah menggores kulit Cara memperlakukan material tidak hati- hati Kesalahan pemasangan mesin jahit Alat pemotong tumpul Skill operator kurang baik Kulit mudah berkerut Lelah Gambar 4.13 Diagram Tulang ikan jenis cacat kulit pada departemen QC

2. Cacat Jahitan

Gambar 4.14 Diagram Tulang ikan jenis cacat jahitan pada departemen QC

3. Cacat Warna

CACAT WARNA Machines Methods Man Power Materials Kurang konsentrasi Prosedur kerja kurang dipahami Material tdk sesuai standart Inspeksi kurang diperhatikan Setting mesin kurang diperhatikan Skill operator kurang baik Perawatan kurang diperhatikan Gambar 4.15 Diagram Tulang ikan jenis cacat warna pada departemen QC

4. Cacat Sol

CACAT SOL Machines Methods Man Power Materials Human error sat inspeksi Tidak memperhatikan prosedur Material awal jelektdk sesuai standart Skill dan pengalaman kurang Setting mesin kurang diperhatikan Cara memperlakukan upper tidak tepat Gambar 4.16 Diagram Tulang ikan jenis cacat sol pada departemen QC

5. Cacat Pencetakan

Man Power Materials CACAT PENCETAKAN Machines Methods Human error saat pemilihan material Material awal jelektdk sesuai standart Technical instruction tidak sesuai dengankenyataan di lapangan Kulit sensitif pada panas mesin Skill operator kurang baik Mesin pencetakan mudah panas Setting mesin kurang diperhatikan Perawatan kurang diperhatikan Tidak sesuai prosedur Tulang ikan jenis cacat pencetakan pada departemen QC Gambar 4.17 Diagram

4.4 Improve Usulan