klasifikasi yang berkaitan dengan sekumpulan persyaratan yang telah ditetapkan.
Teknik penentuan kapabilitas proses untuk data atribut adalah sebagai berikut :
1. Menentukan proses yang ingin diukur.
2. Menentukan banyaknya unit yang dikerjakan pada proses tersebut.
3. Menghitung jumlah unit yang gagal.
4. Menentukan banyaknya CTQ yang dapat mengakibatkan kegagalan.
5. Menghitung nilai DPMO, dengan menggunakan formula sebagai berikut:
banyaknya cacat DPMO = _____________________________________ X 1juta
banyaknya unit yang diproduksi x CTQ
6. Mengkonversikan nilai DPMO ke dalam nilai sigma
2.2.4 Proses DMAIC
Program peningkatan kualitas Six Sigma, dapat dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan Define, Measure, Analyze, Improve dan Control
DMAIC. Konsep DMAIC merupakan sebuah closed loop dimana output dari
tiap fase akan menjadi input bagi fase selanjutnya, bahkan output dari fase
terakhir dalam satu loop fase Control, akan menjadi input bagi rencana
proyek perbaikan tahapan DMAIC selanjutnya Pande, 2002.
2.2.4.1 Define
Define D merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas
Six Sigma. Pada tahap ini, perlu dilakukan:
1. Kriteria Pemilihan
Six Sigma
Pemilihan proyek Six Sigma adalah prioritas, artinya kita harus
menetapkan prioritas utama tentang masalah–masalah dan atau kesempatan–kesempatan peningkatan kualitas mana yang akan ditangani
terlebih dahulu.
2. Peran dan tanggung jawab dari orang – orang yang akan terlibat
dalam proyek Six Sigma
Terdapat beberapa orang atau kelompok orang dengan peran generik beserta gelar–gelar yang umum dipakai dalam program Six Sigma
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.4 Tabel 2.2 Contoh Dari Beberapa Peran Generik Dengan Gelar Atau “Belt”
Dalam Program Six Sigma
No Peran Generik dengan berbagai Gelar atau
“Belt”
1
Dewan Kepemimpinan Leadership Council ,
Dewan Kualitas Quality Council, Komite Pengarah Steering Committee Six Sigma,
Senior Champions 2
Champions
3
Master Black Belts
4
Black Belts
5
Greean Belts
6
Anggota Tim Team Members
Sumber : Vincent Gasperz,2002, hal 35 keterangan :
1. Dewan Kepemimpinan Dewan kepemimpinan, dikenal juga sebagai Dewan kualitas , Komite
pengarah Six Sigma atau Senior Champions, merupakan orang – orang yang
berada pada posisi manajemen puncak top management dari organisasi
Peranan dari orang – orang yang berada dalam posisi ini adalah
a Menetapkan visi, peran, dan infrastruktur dari Six Sigma
b Memilih proyek–proyek spesifik Six Sigma dan mengalokasikan
sumber–sumber daya c
Meninjau–ulang secara periodik tentang kemajuan dari berbagai proyek Six Sigma
d Membantu mengkuantifikasikan dampak dari usaha–usaha Six Sigma
kepada orang–orang yang berada ditingkat bawah dalam organisasi e
Menilai kemajuan serta mengidentifikasikan kekuatan–kekuatan dan kelemahan–kelemahan dalam usaha–usaha Six Sigma
f Membagi atau menyebarluaskan praktek–praktek terbaik dari Six Sigma
ke seluruh organisasi serta kepada pemasok–pemasok kunci dan pelanggan–pelanggan utama
g Membantu mengatasi hambatan–hambatan dalam organisasi yang
berdampak negatif proyek–proyek Six Sigma 2. Champions
Merupakan individu yang berada pada manajemen atas top managemen
yang memahami Six Sigma dan bertanggung jawab untuk keberhasilan dari Six Sigma itu. Secara umum ,
champions bertanggung jawab untuk : 1.
Mendefinisikan jalur implementasi Six Sigma ke seluruh oganisasi 2.
Menetapkan dan memelihara atau mempertahankan sasaran yang luas untuk proyek peningkatan kualitas Six Sigma
3. Menyetujui perubahan–perubahan dalam arah atau lingkup dari proyek Six
Sigma
4. Mengembangkan rencana pelatihan komprehensif untuk implementasi
Six Sigma 5.
menemukan dan menegosiasikan sumber–sumber daya untuk proyek Six Sigma
6. Memberikan pengakuan dan penghargaan
7. Menerapkan pengetahuan yang diperoleh melalui peningkatan proses pada
tugas–tugas manajemen 3. Master Black Belts
Merupakan individu–individu yang dipilih oleh Champions untuk bertindak
sebagai tenaga ahli atau konsultan dalam perusahaan untuk menumbuh kembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan–pengetahuan stategis yang
bersifat terobosan– terobosan Six Sigma keseluruh organisasi. Secara umum, Master Black Belts bertanggung jawab untuk :
Bekerja sama dengan Champions
Mengembangkan dan menyebarluaskan bahan – bahan pelatihan tentang Six Sigma ke berbagai tingkat dalam organisasi
Membantu dalam menidentifikasi proyek – proyek Six Sigma
Mengambil tanggung jawab kepemimpinan dari program – program utama
Memudahkan atau
menyediakan fasilitas
untuk penyebarluasan
praktek– praktek terbaik berdasarkan Six Sigma keseluruh organisasi 4. Black Belts
Orang yang menempati posisi pemimpin penuh waktu full time position
dalam proyek Six Sigma. Secara umum , Black Belt bertanggung jawab untuk
a Mengidentifikasikan hambatan–hambatan yang ada dalam proyek Six
Sigma b
Memimpin dan mengarahkan tim dalam mengeksekusi proyek Six Sigma c
Menyiapkan penilaian proyek secara terperinci selama tahap pengukuran d
Mempertahankan jadual proyek dan menjaga kemajuan proyek menuju solusi akhir dan hasil – hasil
e Mendokumentasikan hasil –hasil akhir dan menciptakan “
Story board” peta – peta kemajuan dari proyek.
5. Green Belts Six Sigma
Green Belt merupakan individu – individu yang bekerja paruh waktu dalam area spesifik atau mengambil tanggung jawab pada proyek – proyek
kecil dalam lingkup proyek Six Sigma yang ditangani oleh Black Belts. Secara
umum, Green Belts memiliki tanggung jawab untuk :
1. Mempelajari metodologi Six Sigma untuk dapat diaplikasikan pada
proyek–proyek tertentu berskala kecil 2.
Melanjutkan mempelajaridan mempraktekkan metode–metode dan alat– alat Six Sigma setelah proyek Six Sigma berakhir
6. Anggota Tim Team Members Anggota – anggota tim proyek Six Sigma yang harus menerima pelatihan
dasar tentang metode – metode dan alat – alat Six Sigma agar mampu menerapkan dalam proyek – proyek spesifik atau proses – proses dalam organisasinya.
3. Pernyataan Tujuan
Six Sigma
Pernyataan tujuan proyek harus ditetapkan untuk setiap proyek Six Sigma
yang terpilih. Pernyataan tujuan yang benar adalah apabila mengikuti prinsip
SMART sebagai berikut : a.
Spesific: Tujuan peningkatan kualitas Six Sigma bersifat spesifik. b.
Measureable: Tujuan peningkatan kualitas Six Sigma harus dapat diukur menggunakan indikator pengukuran yang tepat guna