Kelas Kontrol Proses Pembelajaran

70 duduk pada tempat semula untuk mengerjakan evaluasi individu yang berjumlah 5 soal. Setelah selesai, jawaban dicocokkan bersama dan dinilai. Siswa yang sudah tuntas diberi pengayaan yaitu mencari cara menjaga kebersihan air di berbagai sumber seperti surat kabar atau tele visi dan yang belum diberi tugas remidial berupa 5 soal. Setelah itu, guru mengucapkan salam dan pembelajaran pun selesai.

4.1.5.2 Kelas Kontrol

Dalam penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran IPA materi Daur Air yang dilaksanakan di kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama dua pertemuan. Berikut pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing pertemuan. 4.1.6.2.1 Pertemuan Pertama Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam, siswa merapikan tempat duduk, berdoa, dan menyiapkan alat tulis, setelah itu guru melakukan pengecekkan kehadiran siswa. Semua anggota sampel siswa kelas V SD Negeri Adiwerna 05 hadir mengikuti pelajaran IPA pada tanggal 15 Mei 2012. Pada saat apersepsi guru dan siswa melakukan tanya jawab yang berkaitan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menggambar proses daur air dan menyebutkan lima pentingnya air, setelah siswa belajar tentang pentingnya air dan daur air. Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pentingnya air disertai contohnya. Setelah itu, dilakukan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. kemudian dilanjutkan siswa mendengarkan 71 penjelasan guru tentang proses daur air dengan menggunakan media gambar daur air. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi lima kelompok, setiap kelompok terdiri dari enam siswa yang heterogen dan empat siswa yang lain diikutkan ke dalam empat kelompok dari lima kelompok yang ada. Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan bimbingan guru tugas kelompok selengkapnya terdapat dilihat pada LKS. Setelah semua kelompok selesai mendiskusikan tugas kelompok, satu siswa perwakilan kelompok maju membacakan hasil tugas kelompok. Setelah itu, siswa dan guru membahas hasil tugas kelompok dan melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari. Selama proses pembelajaran, guru memberi motivasi dan penguatan. Pada kegiatan penutup, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil belajar yaitu menyebutkan manfaat air dan proses daur air. Setelah itu, siswa disuruh kembali duduk pada tempat semula untuk mengerjakan evaluasi individu yang berjumlah 5 soal. Setelah selesai, jawaban dicocokkan bersama dan dinilai. Siswa yang sudah tuntas diberi pengayaan yaitu tugas mencari dan mencatat lima kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air di beberapa surat kabar dan yang belum diberi tugas remidial berupa 5 soal. Setelah itu, guru mengucapkan salam dan pembelajaran pun selesai. 4.1.6.2.2 Pertemuan Kedua Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam, siswa merapikan tempat duduk, berdoa, dan menyiapkan alat tulis, setelah itu guru melakukan pengecekkan kehadiran siswa. Semua anggota sampel siswa kelas V SD Negeri Adiwerna 05 hadir mengikuti pelajaran IPA pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012. Pada saat apersepsi guru dan siswa melakukan tanya jawab yang berkaitan 72 pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat `mengetahui kegiatan manusia yang empengaruhi daur air, cara mencegahnya, serta perlunya menghemat air setelah siswa belajar pada pertemuan kedua. Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan manusia yang dapat mengganggu daur air dengan menggunakan media gambar daur air dengan cara mencegahnya. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan cara menghemat air. Setelah itu dilakukan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Kemudian guru membagi siswa menjadi lima kelompok, setiap kelompok terdiri dari enam siswa yang heterogen dan empat siswa yang lain diikutkan ke dalam empat kelompok dari lima kelompok. Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan bimbingan guru selengkapnya dapat dilihat pada LKS. Setelah diskusi kelompok selesai, satu siswa perwakilan setiap kelompok maju membacakan hasil tugas kelompok. Selanjutnya siswa dan guru membahas hasil tugas kelompok dan melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari. Selama proses pembelajaran, guru memberi motivasi dan penguatan. Pada kegiatan penutup, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil belajar yaitu menyebutkan empat kegiatan manusia yang mengganggu daur air, cara mencegahnya, serta cara menghemat air. Setelah itu, siswa disuruh kembali duduk pada tempat semula untuk mengerjakan evaluasi individu yang berjumlah 5 soal. Setelah selesai, jawaban dicocokkan bersama dan dinilai. Siswa yang sudah tuntas diberi pengayaan yaitu mencari cara menjaga kebersihan air di berbagai 73 sumber seperti surat kabar atau tele visi dan yang belum diberi tugas remidial berupa 5 soal. Setelah itu guru mengucapkan salam dan pembelajaran pun selesai.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa yang belajar IPA menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang belajarnya menggunakan metode ceramah. Hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model PBL lebih tinggi daripada yang belajarnya menggunakan metode ceramah dilihat dari rata-rata nilai hasil pos tes antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata nilai pos tes kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Rata-rata nilai pos tes kelompok eksperimen yaitu 76,25, sedangkan kelompok kontrol sebesar 69,12. Setelah dilakukan uji t, dapat diketahui ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa kelas V yang mendapat pembelajaran PBL dan yang mendapat pembelajaran dengan metode ceramah. Hal ini membuktikan bahwa model PBL mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Adiwerna 04 Kabupaten Tegal. Model PBL mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Adiwerna 04 Kabupaten Tegal, karena PBL merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran konstruktivisme. Slavin Trianto 2010: 74 menyatakan bahwa teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran di mana siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan