Nilai Keteladanan Qu Yuan

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 73 Pada tahun-tahun berikutnya kebiasaan mempersembahkan beras di dalam tempurung bambu itu diganti dengan kue dari beras ketan yang dibungkus daun bambu yang di sini kita kenal dengan nama bacang dan kuecang. Diadakan perlombaan- perlombaan perahu yang dihiasi gambar-gamabar naga Liongcun yang mengingatkan usaha mencari jenasah Qu Yuan pencinta negeri, Sastrawan dan pecinta rakyat itu. Demikian setiap hari Duanyang selalu diadakan pula peringatan untuk Qu Yuan, seorang yang berjiwa mulia dan lurus dari negeri Chu itu.

4. Nilai Keteladanan Qu Yuan

Keteladanan Qu Yuan yang rela mengorbankan hidupnya sebagai perwujudan cintanya yang amat mendalam akan nasib bangsa dan negaranya, kiranya perlu dijadikan contoh bagi siapa saja yang mengaku dirinya sebagai warga bangsa, apalagi bagi mereka yang mengaku dirinya sebagai seorang pemimpin. Ketika negaranya sedang menghadapi bahaya, dengan berani dan penuh cinta ia memberi nasihat yang jujur kepada pimpinannya. Risiko diabaikan, disingkirkan, atau bahkan dibuang tidaklah membuatnya berubah haluan, meski sebelumnya pernah mengalami nasib yang pahit dan tidak dipedulikan pimpinannya. Ketika sudah dibuang dan dikecewakan pimpinannya, rasa cintanya terhadap negaranya tidaklah luntur. Ia tetap memikirkan yang terbaik bagi negaranya sampai detik terakhir. Pengorbanan hidupnya pun, tidaklah sia-sia dan belakangan terbukti menjadi salah satu prasasti bagi semangat patriotisme dan moralitas berbangsa. Meski harus hidup terlunta-lunta, terbuang dan bahkan mati tanpa meninggalkan jasad, namun sejarah tetap mencatatnya sebagai seorang yang perlu diteladani oleh generasi sesudahnya. Bandingkan dengan Catatan Bachuan lapal hokian Pehcun berarti mendayung perahu. Namun ’Peh’ juga bisa berarti seratus. Maka secara umum orang sering salah mengartikan Pehcun sebagai ’beratus perahu.’ Di kenal juga dengan dragon boat festival. Sumber: mediaindonesia.com Gambar 4.5 Perayaan lomba perahu di sungai Cisadane Tangerang-Banten 74 | Buku Siswa kelas X SMASMK kehidupan sang raja Cho sendiri? Meski kedudukan formalnya lebih tinggi, namun dalam catatan sejarah nama Qu Yuan tetap dikenang dan mendapat penghargaan yang lebih. Kalau dikaji secara lebih mendalam, bahwa upaya pencarian Qu Yuan pada saat Duanyang berlomba-lomba mencari kembali nilai-nilai moralitas yang diteladankan Qu Yuan. Sebenarnya makna perlombaan itu harus ditafsirkan sebagai perlombaan mencari nilai-nilai moral. Perlombaan untuk menanam Kebajikan dalam setiap tingkah laku kita sebagai manusia. Qu Yuan secara badani memang telah mati ribuan tahun yang lalu. Namun Qu Yuan secara spirit dan nilai-nilai tetap hidup dan perlu terus dihidupkan. Ini yang seharusnya menjadi target atau tujuan kemanusiaan. Di samping hidup lurus selaras Firman Tian, selalu bersyukur dan mawas diri, bersahabat dengan alam, juga wajib menjunjung tinggi moralitas dan nilai-nilai luhur kemanusiaan.

5. Surat Doa Sembahyang Duanyang