54 | Buku Siswa kelas X SMASMK
• Berdasarkan peraturan para ‘raja suci’ Shengwang tentang upacara sembahyang, sembahyang dilakukan kepada orang yang menegakkan
hukum bagi rakyat, kepada orang yang gugur menunaikan tugas kepada orang yang telah berjerih-payah membangun kemantapan
dan kejayaan negara kepada orang yang dengan gagah berhasil menghadapi serta mengatasi bencana besar dan kepada yang mampu
mencegah terjadinya kejahatanpenyesalan besar.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa ada orang-orang yang karena Kebajikannya keteladanan semasa hidupnya, membuat masyarakat
luas yang merasakan ‘manfaat’ dari kebaikan tersebut. Karena dasar itulah maka orang melakukan ibadah menghormatmenyatakan syukur
kepadanya. Bahkan karena begitu besarnya penghormatan itu, sampai- sampai bermigrasipun dibawa dan mentradisi sampai anak-cucunya dan
akhirnya men-dunia. Inilah yang kemudian menjadi Shenming yang kita kenal. Atas dasar iman yang sama, hal ini juga dilakukan oleh umat
Khonghucu dimanapun ia berada, termasuk di Indonesia, sehingga juga dikenal Shenming lokal Indonesia.
4. Peralatan dan Sajian Sembahyang a. Peralatan Sembahyang
Ziyou bertanya tentang peralatan yang wajib disediakan untuk upacara perkabungan. Nabi bersabda, “Wajib disediakan sesuai
kemampuan keluarga.” Ziyou berkata, “bagaimanakah keluarga yang mampu dan tidak mampu dapat melakukan hal yang sama?” Nabi
menjawab, yang mampu janganlah melampaui ketentuan kesusilaan, yang tidak mampu cukup sekedar tubuhnya ditutupi dari kepala sampai
kaki dan selanjutnya dimakamkan. Peti jenazah cukup diturunkan dengan tali. Dengan demikian siapakah yang akan menyalahkan?” Liji.
II A. III: 17
Zilu berkata, “Saya mendengar Hu Cu Nabi Kongzi bersabda bahwa di dalam upacara berkabung adanya rasa sedih sekalipun kurang di dalam
perlengkapan upacara, itu lebih baik daripada memamerkan kesedihan dengan lengkapnya peralatan upacara. Dan di dalam sembahyang,
adanya hormat khidmat, itu lebih baik daripada berlebihan peralatan upacara tetapi kurang ada rasa hormat khidmat.” Liji. II A. II: 27
b. Makna Simbolis Sajian Sembahyang
Sajian atau persembahan yang dikenal secara awan sebagai sesajen memang tidak bisa dilepaskan dalam sembahyang yang dilakukan umat
Khonghucu. Namun demikian, jarang yang memperhatikan makna simbolis dari berbagai sajian dimaksud.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 55
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI sesajen adalah sajian berupa makanan bunga dan sebagainya yang disajikan untuk roh yang
telah meninggal. Sajian dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada yang meninggal, seperti disabdakan Nabi Kongzi, “Semua
sajian itu untuk menunjukkan puncak rasa hormat. Akan rasanya tidak diutamakan, yang penting ialah semangatnya.”
Hal sajian sembahyang ini sering menjadi perdebatan bahkan pelecehan dari pihak luar. Untuk apa orang yang telah meninggal
dunia diberikan sajian makanan, adakah yang mengerti kalau yang meninggal itu akan makan sajian yang dipersembahkan? Kecaman
semacam ini bukan baru sekarang, namu sejak dahulu sudah ada. Nabi Kongzi menyatakan bahwa semua sajian itu hanya untuk menunjukka
rasa hormat kepada almarhum. Beliau bersabda, “Adakah ia mengerti, bahwa roh yang meninggal itu akan menikmatinya? Yang berkabung itu
hanya terdorong oleh ketulusan dan rasa hormat di dalam hatinya.”
“Orang mati itu tidak makan, tetapi dari jaman yang paling kuno sampai sekarang hal sajian itu tidak pernah dialpakan. Maka kecaman
terhadap kesusilaan sajian itu, sesungguhnya adalah kajian yang tidak susila.
Berikut adalah macam-macam sajian yang umum digunakan oleh umat Khonghucu sebagai persembahan dalam upacara sembahyang
baik kepada Tian, kepada Alam, dan kepada manusia nabi dan leluhur beserta makna simbolisnya.
c. Buah-Buahan Sajian Sembahyang • Pisang
Xiangjiao 香 蕉 pisang, diidentikan dengan lafalbunyi Xiangjiu 香 久 artinya
Langgeng. Dalam persembahyangan, yang lazim digunakan adalah jenis pisang raja
atau pisang mas. Penyajiaan pisang di meja altar biasanya diletakan di sebelah
kiri altar.
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.3 Pisang sebagai lambang langgeng
56 | Buku Siswa kelas X SMASMK
• Jeruk
Juzi 橘 子 Jeruk, diidentikan dengan lafalbunyi Jixiang 吉 祥 artinya Kebaikan. Jenis Jeruk yang biasanya digunakan untuk sesajian
sembahyang adalah jenis jeruk bali atau jenis jeruk garut atau jeruk siam. Biasanya diletakan di sebelah kanan altar.
• Apel
Pingguo 苹 果 artinya Apel, diidentikan dengan lafalbunyi Pingan 平 安 artinya Tentram.
• Pear
Liguo 莉 果 Pear, diidentikan dengan lafalbunyi Liyi 利 益 artinya keberuntungan
• Nanas
Ong Lay bermana kejayaan datang. Sesuai juga dengan bentuk yang menghadap ke atas menandakan kejayaan.
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.5 Apel lambang ketentraman
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.4 Jeruk sebagai lambang kebaikan
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.6 Pear lambang keberuntungan
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.7 Nanas melambangkan kejayaan
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 57
• Semangka
Semangka Citrullus Vaalgares. Dalam upacara pemberangkatan jenazah, biasanya buah ini dibanting sampai pecah berkeping-keping.
Biji semangka yang berjumlah banyak bertebaran itu menunjukkan akan tumbuh sekian banyak pohon semangka yang berasal dari satu buah itu.
Artinya, kita harus pandai mengembangkan peninggalan yang kita peroleh dari orang tua.
• Tebu
Tebu tumbuhan berumpun, tidak pernah ada yang tumbuh hanya sebatang. Maknanya ialah agar kita hidup tidak menyendiri. Dalam
kehidupan rumah tangga hendaknya hidup harmonis, masing-masing mengenal batas dan pandai mengendalikan diri dan ada rasa kebersamaan.
Air tebu terasa manis, batang tebu beruas-ruas tumbuh lurus dan tidak bercabang. Manis adalah lambang kebajikan dan cinta kasih. Tebu
tumbuhnya beruas-ruas diibaratkan manusia yang dalam tumbuh kembangnya sejak bayi hingga mencapai usia tua harus selalu tumbuh
pula cinta kasih dan kebajikan.
Sepasang tebu dengan daun dan akarnya diikat di sebelah kanan dan kiri meja altar, hal ini sebagai petanda rasa syukur ke hadirat Tian Yang
Maha Esa’
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.8 Semangka yang melambangkan
kebulatan tekad untuk mengembangkan apa yang
diberikan dari leluhur sumber: dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.9 Tebu lambang kebersamaan
dan peningkatan kwalitas kebajikan
58 | Buku Siswa kelas X SMASMK
Kue Sajian Sembahyang • Kue Ku
Guiguo 龜 粿 artinya Kue Ku, diidentikan dengan lafalbunyi Shou 壽 artinya panjang
umur. Bentuknya yang dibuat mirip batok kura-kura yang dipandang sebagai hewan
yang usianya panjang, dapat mencapai kurang lebih 2000 tahun. Hidup melata di air
dan darat. Kura-kura atau penyu merupakan salah satu dari empat jenis hewan yang suci,
tiga hewan suci lainnya adalah Naga Long, Qilin, dan burung Huang.
Makna sesajian kue Ku dalam persembahyangan merupakan harapandari
para leluhur kita agar kita memiliki daya tahan hidup lama di dunia, supaya dapat
menyelesaikan kewajiban dengan lebih sempurna.
• Kue Mangkok Hwat Kue
Fagao 苹 果 artinya Kue Mangkok, diidentikan dengan lafalbunyi Fa 發 artinya
berkembang Bentuk Kue Mangkok umumnya dianggap baik apabila permukaanya merekah
seperti buah delima dan biasanya berwarna merah. Makna dari kue ini ialah agar hidup
kita berkembang dan bahagia seperti yang disimbolkan oleh warna merah.
• Kue Wajik Hwat Kue
Migao 米 糕 artinya wajik, diidentikan dengan lafalbunyi He 合 artinya bersatu-
harmonis.
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.10 Kue Ku lambang panjang umur
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.11 Kue mangkok lambang
berkembang
sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.12 Migao Kue wajik lambang
peningkatan dan bahagia
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 59
5. Nama-nama Waktu Sembahyang