Menunjukkan Kata-Kata Seruan Cuplikan I:

64

3.3 Menunjukkan Kata-Kata Seruan Cuplikan I:

日比野 :それ!!ただのぬいぐみるじゃないわね!! Hibino : Sore Tada no nuigumiru ja nai wa ne Hibino : Itu Bukankah itu hanya boneka hewan biasa kan 姫子 :そ...そうよ。高かったんだから、5 千円もしたの Himeko : So… Sou yo. Takakattan dakara, gosen en mo shita no. Himeko : B…begitulah. Karena ini boneka mahal, sampai 5ribu yen 日比野 :あたしはねエ Hibino : Atashi wa ...冗談言ってんじゃないのよっ!! nee Hibino : Aku ini… tidak sedang bercanda loh … Joudan itten ja nai no yo Hime Chan no Ribon seri ke 4, Halaman 8 Analisis: Dialog di atas terjadi ketika Hibino yang memergoki Hime yang sedang berbicara dengan Pokota. Hibino yang merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ingin merebut Pokota dan memastikan bahwa boneka itu hidup. Hime yang panik, berusaha untuk mempertahankan Pokota agar tidak jatuh ke tangan Hibino mengatakan bahwa Pokota adalah boneka yang mahal. Hibino 65 mengatakan bahwa dirinya tidak sedang bercanda あたしはねエatashi wa ne dan tetap berusaha untuk merampas Pokota tapi usahanya digagalkan oleh suara kentungan dari guru yang mengumumkan agar semua murid berkumpul di lapangan. Huruf katakana yang digunakan dalam dialog tersebut adalah bentuk akhiran ねエnee yang berarti penekanan arti dari kata sebelumnya yaitu あたし saya. Bentuk ねエ biasa digunakan di akhir kalimat yang menyatakan kata seruan untuk menyatakan keadaan perasaan pembicara seperti rasa terkejut juga berfungsi sebagai penekanan arti atau ketegasan pikiran sehubungan dengan ungkapan yang diucapkan sebelumnya. Bila diartikan dalam bahasa Indonesia, ini bisa seperti berarti ‘kan’ untuk lebih menegaskan atau memastikan. Fungsi dari penulisan katakana sebagai bentuk kata seruan sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Yasuko Mitamura 1988: 47 bahwa katakana digunakan untuk menuliskan kata-kata seruan yang huruf-huruf terakhirnya ditulis dengan katakana, walaupun huruf sebelumnya ditulis dengan hiragana. Selain sebagai bentu seruan, fungsi katakana di sini juga sebagai bentuk penekanan arti sesuai dengan konsep Yasuko Mitamura 1988: 45 bahwa katakana digunakan untuk menyatakan penekanan arti pusat perhatian. Sering dipakai juga untuk mengekspresikan kalimat yang mengandung idiom. Yang menyatakan penekanan arti pada kata sebelumnya yaitu kata あたし saya. 66 Cuplikan II: 有坂 :おっ、おい大地!!困るよ、 そんな!! 僕はっ... Arisaka : O…,oi Daichi Komaru yo, sonna Boku wa…. Arisaka : H…hei Daichi. Kau keliru, bukan seperti itu. Aku…. 大地 :うまいことやれよ―っ... Daichi : Umai koto yare yo Daichi : Lakukan dengan baik ya… 有坂 :まいったなア Arisaka : Maitta ... naa Arisaka : Cape deh… … Hime Chan no Ribon seri ke 4, Halaman 15 Analisis: Pada dialog di atas menceritakan pada waktu Daichi yang meminta tolong kepada Arisaka untuk menggantikannya mengikuti acara uji keberanian karena dia harus menjumpai Hime. Arisaka menolak permintaan Daichi bukan karena tidak mau tapi dengan mengikuti uji keberanian sampai dua kali akan menyebabkan teman-teman yang lain juga ingin mencoba hal yang sama. Daichi yang menganggap Arisaka tidak menolaknya, menyerahkan nomor undiannya kepada Arisaka dan langsung pergi tanpa mendengarkan penjelasan Arisaka . 67 Huruf katakana yang digunakan dalam dialog tersebut adalah kata seruan なアnaa yang biasa digunakan untuk menyatakan keadaan perasaan pembicara seperti rasa kagum, senang, aneh, kecewa dan sebagainya. Fungsi huruf katakana sebagai kata seruan seruan sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Yasuko Mitamura 1988: 47 bahwa katakana digunakan untuk menuliskan kata-kata seruan yang huruf-huruf terakhirnya ditulis dengan katakana, walaupun huruf sebelumnya ditulis dengan hiragana.

3.4 Menunjukkan Penekanan, Menarik Perhatian Pembaca Cuplikan I: