Menunjukkan Penekanan, Menarik Perhatian Pembaca Cuplikan I:

67 Huruf katakana yang digunakan dalam dialog tersebut adalah kata seruan なアnaa yang biasa digunakan untuk menyatakan keadaan perasaan pembicara seperti rasa kagum, senang, aneh, kecewa dan sebagainya. Fungsi huruf katakana sebagai kata seruan seruan sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Yasuko Mitamura 1988: 47 bahwa katakana digunakan untuk menuliskan kata-kata seruan yang huruf-huruf terakhirnya ditulis dengan katakana, walaupun huruf sebelumnya ditulis dengan hiragana.

3.4 Menunjukkan Penekanan, Menarik Perhatian Pembaca Cuplikan I:

日比野 :もちろん。イヤ Hibino : Mochiron. だなんていわないわよね。大事なぬいぐ るみる没収されたら困るものねえ。 Iya Hibino : Pastinya, kamu tidak akan berkata ‘tidak’ kan . Kan bisa gawat kalau sampai boneka mu yang penting ini sampai disita. da nante iwanai wa yo ne. Daiji na nuigumiru bosshuusaretara komaru mono nee. 姫子 :<黙って> Himeko : damatte Himeko : Terdiam 日比野 :何よ。なにか問題ある?!ただのぬいぐるみるのに。 Hibino : Nani yo. Nanika mondai aru? Tada no nuigumiru noni. 68 Hibino : Kenapa? Apakah ada masalah. Bukankah ini hanya boneka biasa. 姫子 :うん。いいよ。 Himeko : Un. Ii yo. Himeko : Ya, baiklah. Hime Chan no Ribon seri ke 4, Halaman 32 Analisis: Dialog di atas terjadi antara Hibino dan Hime pada saat semua siswa bersiap-siap untuk berangkat mendaki gunung. Hibino yang beralasan bahwa dirinya sakit perut dan tidak bisa ikut mendaki gunung, memohon kepada Hime untuk meminjamkan Pokota kepadanya dengan alasan untuk menghilangkan rasa sepi karena ditinggal di camp sendirian. Hibino yang mempunyai maksud lain, berusaha untuk meyakinkan Hime yang dinyatakan dengan kalimat イヤだ なんていわないわよねiyada nante iwanai wayo ne. Akhirnya Hime pun setuju karena selama Hime tidak memakai pita, Pokota hanyalah boneka biasa. Tapi, hal ini semakin membuat Hibino semakin curiga, padahal kemarin Hime mati-matian mempertahankan Pokota agar tidak jatuh ke tangan Hibino. Dalam diaog tersebut terdapat penggunaan huruf katakana イヤiya. Kata イ ヤ memilki dua pengertian, yaitu いや yang berarti ‘tidak’ atau ‘bukan’ dan い 69 や dengan kanji 嫌 yang berarti ‘benci’ atau ‘jijik’. Tapi untuk イヤiya dalam dialog tersebut bermakna ‘tidak’. Fungsi dari penulisan huruf katakana イヤiya disini bermaksud sebagai penekanan arti dan pusat perhatian pembaca. Dimana Hibino yang secara tidak langsung mengancam Hime agar tidak menolak permintaannya untuk meminjamkan Pokota kepadanya. Karena jika Hime menolak, kecurigaan Hibino pasti benar, bahwa Pokota bukanlah boneka biasa dan pastinya hal ini akan membuat rahasia Hime terbongkar. Untuk mencegah hal itu, Hime pun mengizinkan Pokota untuk dititipkan kepada Hibino sementara waktu. Fungsi penulisan huruf katakana sebagai pusat perhatian pembaca sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Yasuko Mitamura 1988:45 bahwa katakana digunakan untuk menyatakan penekanan arti pusat perhatian. Sering dipakai juga untuk mengekspresikan kalimat yang mengandung idiom. Kata イヤiya ini merupakan ancaman tidak langsung oleh Hibino. Cuplikan II: 日比野 :あたし、雑誌記者に知り合いいるのよね。かくそうった って、無駄よ。調べればすぐにバレ Hibino : Atashi, zasshi kasha ni shiri ai iru no yo ne. Kakusouttatte, muda yo. Shirabereba sugu ni ちゃうんだから barechaun dakara. 70 Hibino : Aku, akan segera bertemu dengan wartawan majalah. Disembunyikan pun, percuma saja. Karena setelah memastikannya, akan segera terbongkar. 姫子 :<びっくり...> Himeko : terkejut Hime Chan no Ribon seri ke 4, Halaman 96 Analisis: Pada dialog di atas diceritakan ketika Hibino yang tiba-tiba mengeluarkan cermin tangan yang disembunyikannya dalam tas. Ini dilakukan Hibino karena dia ingin membuktikan bahwa Hime mempunyai kekuatan yang bisa berubah menjadi orang lain dengan mengucapkan mantra di depan cermin. Hibino bermaksud akan mengatakan hal ini kepada wartawan, agar menjadi terkenal. Hime yang terkejut karena rahasianya akan terbongkar バ レ ち ゃ う ん barechaun, hanya terdiam terpaku dan tidak bisa mengatakan apapun untuk menjelaskannya. Penggunaan katakana dalam dialog tersebut adalah kata バレbare yang berasal dari kata ばれるbareru yang berarti ‘ketahuan’, ‘terbongkar’. Fungsi dari katakana tersebut adalah sebagai penekanan arti, yang menjelaskan bahwa ‘ketahuan’ atau ‘terbongkar’ dalam dialog tersebut menyatakan bahwa terbongkarnya semua rahasia Hime dari semua kejadian-kejadian yang terjadi 71 selama studi wisata. Dari mulai rahasia pita ajaib yang digunakan Hime, bisa berubah menjadi orang lain dan bisa berbicara dengan Pokota. Fungsi katakana sebagai penekanan arti sesuai dengan konsep yang dinyatakan oleh Yasuko Mitamura 1988:45 bahwa katakana digunakan untuk menyatakan penekanan arti pusat perhatian. Sering dipakai juga untuk mengekspresikan kalimat yang mengandung idiom. Yaitu kata バ レ bare yang menekankan pada makna ‘terbongkar’ untuk semua rahasia Hime.

3.5 Menujukkan Istilah-istilah Khusus ingo Cuplikan I: