60
3.2 Menujukkan Nama Diri Cuplikan I:
姫子 :きゃ―っ、きゃ―っ、きゃ―っ、きゃ―っ 、きゃ―っ、
でた―っ... Himeko
: Kyaa…, kyaa…, kyaa…, kyaa…, kyaa…, detaa… Himeko
: Aaa…aaa…aaa…aaa…Pergiiii….. 大地
:野々原!!オレだよ。おちつけ!!オレ Daichi
: Nonohara !!
Ore da yo.Ochitsuke Ore Daichi
: Nonohara Ini aku. Tenanglah Ini aku 姫子
:えっ! Himeko
: E… Himeko
: Hah 大地
:オレ Daichi
: だよ。大地くん!!ほら顔みてみろよ。
Ore Daichi
: Aku loh. Daichi Ayo coba lihat wajahku. da yo. Daichi kun Hora kao mite miro yo.
Hime Chan no Ribon seri ke 4, Halaman17
Analisis: Pada dialog di atas diceritakan situasi ketika Hime yang menjerit ketakutan
di dalam hutan ketika Daichi yang datang tiba-tiba dari belakang dan menakut- nakutinya. Hime yang menjerit dengan histeris ketakutan karena mengira Daichi
adalah hantu, dengan memeluk pohon di depannya berteriak untuk mengusirnya
61
tanpa melihat kebelakang. Daichi yang pada saat itu juga panik mencoba menenangkan Hime tapi Hime justru menjerit semakin kuat. Daichi オレore
‘saya’ mencoba untuk menjelaskan kepada Hime bahwa dia bukanlah hantu dan meminta Hime untuk melihat wajahnya.
Penggunaan katakana yang digunakan dalam dialog tersebut adalah kata オ レ ore yang berarti ‘saya’. Kata オ レ juga sering digunakan dengan
menggunakan huruf kanji 俺. Fungsi kata オレ di sini sebagi penunjuk nama diri yang sesuai dengan konsep fungsi katakana yang dikemukakan Toshiko
Ishida 1991: 75 bahwa katakana digunakan untuk menyatakan nomina nama diri.
Selain berfungsi sebagai penunjuk nama diri, penulisan kata オレ pada dialog tersebut juga sebagai penekanan arti pada saat kondisi Daichi yang panik
karena Hime yang terus menjerit histeris dan ketakutan, sehingga Daichi berulang mengucapkan kata オレore kepada Hime. Fungsi katakana sebagai
penekanan arti juga sesuai dengan konsep yang dinyatakan oleh Yasuko Mitamura 1988: 45.
Cuplikan II:
ポコ太 :姫ちゃん。リボンはずしてよ。
Pokota : Hime Chan. Ribon wa hazushite yo.
Pokota : Hime. Lepaskan pitamu
姫子 :えっ...―
62
Himeko : Ee…
Himeko : Hah?
ポコ太 :リボンをはずして間は、ボクは普通ぬいぐみるだから。
たたかれても、落とされても、痛くなんかないし。ヘ タにかくしたりするより、気がすむまで日比野さんに
ボク Pokota
: Ribon wo hazusite aida wa, を見てもらったほうがいいと思うんだ。
boku wa futsuu nuigumiru dakara. Tatakaretemo, otisaretemo, itaku nanka naishi. Heta ni
kakushitari suru yori, ki ga sumu made Hibino san ni boku
Pokota : Karena selama melepaskan pita, aku adalah boneka biasa.
Meskipun dipukul, dijatuhkan, tidak akan sakit. Menurutku sebaiknya perlihatkan aku kepada Hibino sampai dia tenang
daripada menyembunyikanku dengan kurang pandai wo
mitemoratta houga ii to omounda.
Hime Chan no Ribon seri ke 4, Halaman 27 Analisis:
Dialog percakapan di atas terjadi antara Hime dan bonekanya Pokota mengenai kecurigaan Hibino kepada Pokota yang bisa berbicara. Dalam dialog
tersebut, Pokota ボ ク boku ‘saya’ meminta agar Hime untuk tidak menggunakan pita Erika sementara waktu dan membiarkan Hibino untuk
memperlihatkannya kepada Hibino, daripada menyembunyikannya dengan kurang pandai ヘタ heta dengan tujuan agar Hibino percaya bahwa Pokota
63
hanyalah boneka biasa dan meyakinkan kejadian saat Hibino melihat Hime dan Pokota sedang berbincang hanyalah ilusi semata. Dengan begitu kecurigaan
Hibino bisa hilang dan rahasia mereka dapat tersimpan dengan aman. Pada dialog tersebut terdapat dua kata yang menggunakan huruf katakana
yaitu kata ボクboku dan ヘタheta. Kata ボク juga sering dituliskan dengan menggunakan huruf kanji 僕 yang mempunyai arti ‘saya’. Walaupun kata ボク
boku yang berarti ‘saya’ dalam dialog ini diucapkan oleh sebuah boneka, katakana ini berfungsi untuk menunjukkan nomina nama diri, tidak
memperdulikan bentuk dan siapa yang mengucapkannya. Fungsi katakana sebagai penunjuk nama diri yang sesuai dengan konsep Toshiko Ishida
1991:75 yang menyatakan bahwa katakana digunakan untuk menyatakan nomina nama diri.
Selanjutnya, dalam dialog tersebut terdapat katakana ヘタheta yang berarti ‘kurang pandai’, ‘canggung’, ‘kaku’, ‘tidak cekatan’. Fungsi penulisan huruf
katakana dalam dialog ini adalah sebagai penekanan arti pada kata ヘタheta yang menerangkan bahwa menyembunyikan Pokota merupakan hal bodoh
karena akan menambah kecurigaan Hibino terhadap Pokota. Fungsi katakana sebagai penekanan arti sesuai dengan konsep Yasuko Mitamura 1988:45
bahwa katakana digunakan untuk menyatakan penekanan arti pusat perhatian. Sering dipakai juga untuk mengekspresikan kalimat yang mengandung idiom
64
3.3 Menunjukkan Kata-Kata Seruan Cuplikan I: