Tinjauan Pustaka Kerangka Teori

19

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Salah satu ciri yang sekaligus menjadi hakekat setiap bahasa adalah bahwa bahasa itu merupakan sebuah sistem. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan Chaer, 2004: 11. Sistem bahasa yang dibicarakan adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi. Artinya, lambang-lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar atau bunyi bahasa. Setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Keraf 1980: 16 menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi, suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Lambang bunyi bahasa itu bersifat arbitrer. Artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya tidak bersifat wajib, bisa berubah, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Meskipun lambang-lambang bahasa itu bersifat arbitrer, tetapi juga bersifat konvensional. Artinya, setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya Chaer, 2004: 12-13. Huruf Jepang adalah huruf hiragana dan huruf katakana, huruf ini disebut 五 十音gojuon 50 buah bunyi. Huruf hiragana dan katakana diperkirakan dibuat oleh Kibino Makibi pada abad ke-6, huruf tersebut dibuat dari bagian-bagian 20 huruf kanji. Pada awalnya huruf hiragana dipergunakan oleh wanita dan huruf katakana dipergunakan oleh kaum pria Hamzon, 2007:81. Katakana dapat dipakai untuk menuliskan kata-kata seperti nama tempat asing, kata pungut dan kata-kata bahasa asing, kata-kata yang tergolong onomatope termasuk bunyisuara tiruan benda hidup atau benda mati, nama- nama binatang dan tumbuh-tumbuhan,istilah-istilah khusus bidang keahlian senmongo, dan dapat dipakai pula terutama dengan maksud memberikan penekanan, menarik perhatian pembaca, atau memberikan pengertian yang khusus Ishida, 1991: 75.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan kerangka teori berdasarkan pendapat para pakar yang diperoleh dari sumber pustaka yang dibaca oleh penulis. Di antaranya, menurut pakar Yasuko Mitamura 1988 yang mengutarakan fungsi katakana sebagai kata hewan, tumbuhan, kata-kata seruan, nama diri, onomatope serta ditambahkan menurut pakar Toshiko Ishida 1991 dalam buku Pengantar Linguistik Bahasa Jepang karya Sudjianto Ahmad Dahidi 2007 yang mengutarakan fungsi katakana sebagai penekanan, menarik perhatian pembaca, dan juga istilah-istilah khusus. Sebelum menganalisis latar belakang dan fungsi penulisan kosakata asli bahasa Jepang yang dituliskan dengan huruf katakana dalam dialog percakapan komik Hime Chan no Ribon seri ke 4, maka penulis akan memaparkan pengertian latar belakang dan fungsi terlebih dahulu. 21 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Latar belakang adalah: 1 hiasan berupa pemandangan atau musik 2 efek musik dan suara yang melatari acara televisi maupun radio; 3 adegan di dalam film layar lebar, televisi, atau pada foto dalam dunia produksi, fotografi, atau percetakan; 4 dasar alasan suatu tindakan perbuatan; motif ; 5 keterangan mengenai suatu peristiwa guna melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya. Sementara Fungsi adalah: 1 jabatan pekerjaan yang dilakukan; 2 faal kerja suatu bagian tubuh; 3 besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah, besaran yang lain juga berubah; 4 kegunaan suatu hal; 5 peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas seperti nomina berfungsi sebagai subjek. Penulisan ini menggunakan pendekatan semiotik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semiotik adalah: segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem tanda dan lambang dalam kehidupan manusia. Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa Chaer, 2007: 37. Tanda adalah suatu atau sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda dan tindakan langsung dan alamiah Chaer, 2007: 37. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang berwujud bunyi atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan adalah suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran dalam wujud bunyi itu. Karena lambang-lambang mengacu pada konsep, ide, atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. 22 Secara garis besar semiotik digolongkan menjadi tiga konsep dasar, yaitu semiotik pragmatik semiotic pragmatic yaitu menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek, semiotik sintaktik semiotic syntactic yaitu menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek, dan semiotik semantik semiotic semantic yaitu menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan. Untuk latar belakang dan fungsi penulisan huruf katakana dalam kosakata asli bahasa Jepang pada dialog percakapan komik Hime Chan no Ribon seri ke 4 yang akan dianalisis, penulis akan melihat fungsi penulisan huruf katakana dari teori-teori semiotik di atas. Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan mengelompokkan contoh- contoh dialog percakapan dalam komik Hime Chan bo Ribon seri ke 4 sesuai dengan fungsi-fungsi huruf katakana tersebut yang dilihat dari situasi dan kondisi percakapan. Dalam hal ini, untuk mempermudah melakukan analisis, akan dilakukan penerjemahan untuk konteks-konteks kalimat tertentu yang terdapat penulisan kosakata asli bahasa Jepang yang dituliskan dengan huruf katakana sehingga dapat lebih mempermudah dalam proses menganalisis dan dapat lebih memperjelas latar belakang dan fungsinya. 23

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian