3. Fasilitas kesehatan Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Medan Marelan berupa
Rumah Sakit, Puskesmas, BPU, BKIA, dan Posyandu. Dari tabel diketahui bahwa di Kecamatan Medan Marelan hanya terdapat 2 unit
rumah sakit yang berada di Kelurahan Rengas Pulau, sedangkan puskesmas juga hanya terdapat 2 unit yang masing-masing berada di
Kelurahan Rengas Pulau dan Kelurahan Terjun. Fasilitas kesehatan
yang penyebarannya cukup merata dan banyak adalah Posyandu. Kelurahan Rengas Pulau merupakan kelurahan yang memiliki fasilitas
kesehatan terbanyak Tabel 4.5. Tabel 4.5 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2011
No Kelurahan
Rumah Sakit
Puskesmas BPU
BKIA Posyandu
Jumlah 1
Tanah Enam Ratus
10 10
2 Rengas Pulau
2 1
26 29
3 Terjun
1 10
11 4
Paya Pasir 8
8 5
Labuhan Deli 11
11 Jumlah
2 2
65 69
Sumber: Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka 2012, BPS
4.3 Gambaran Ruas Jalan Marelan Raya
4.3.1 Tinjauan ruas Jalan Marelan Raya
Wilayah studi yang dikaji yaitu Ruas Jalan Marelan Raya merupakan salah satu ruas jalan tersibuk di Kecamatan Medan Marelan yang menghubungkan antara
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Medan Deli ke Kecamatan Medan Belawan dan Kecamatan Medan Labuhan yang merupakan Pusat Industri dan Pergudangan serta Perdagangan di Kota
Medan. Panjang Ruas Jalan Marelan Raya adalah 2,1 Km Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Ruas Jalan Marelan Raya Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, 2012
Persimpangan yang padat
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Karakteristik dan pola penggunaan lahan
1. Karakteristik penggunaan lahan Koridor Jalan Marelan Raya Medan mempunyai jenis pemanfaatan lahan
yang berbeda-beda. Menurut Tamin 2000:41, bangkitan dan tarikan lalu lintas tergantung pada dua aspek tata guna lahan yaitu : jenis tata guna
lahan dan jumlah aktivitas dan intensitas pada tata guna lahan tersebut. Pola penggunaan lahan di wilayah studi adalah mixed use area, dimana
penggunaan lahan yang menonjol adalah penggunaan untuk fasilitas perdagangan, fasilitas umum dan sosial, hal tersebut sesuai dengan fungsi
tersier Kecamatan Medan Marelan yaitu untuk perdagangan dan jasa, fasilitas umum, fasilitas sosial, pergudangan dan transportasi Gambar
4.4. Pola penggunaan lahan di sepanjang Jalan Marelan Raya di pengaruhi oleh pola jaringan jalan, yaitu jalan arteri sekunder yang diikuti
oleh perkembangan aktivitas di sepanjang jalan tersebut. 2. Karakteristik pola pergerakan di wilayah studi
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan terhadap sejumlah responden di kawasan studi diperoleh bahwa sebagian besar penduduk di
wilayah studi
bertujuan bekerja
57 dalam
melakukan perjalananpergerakannya sedangkan 29 bertujuan untuk sekolah, 11
belanja dan yang 3 dengan tujuan lainnya, seperti terlihat dalam Tabel 4.6 dan Gambar 4.5.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Penggunaan Lahan di Ruas Jalan Marelan Raya Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, 2012
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Persentasi Tujuan Responden Melakukan PerjalananPergerakan di Wilayah Studi
No Tujuan Melakukan
PerjalananPergerakan Jumlah Responden
Orang Persentase
1 Bekerja
57 57
2 Sekolah
29 29
3 Belanja
11 11
4 Lainnya
3 3
Jumlah 100
100
Sumber: Hasil Survei, 2013
Gambar 4.5 Grafik Persentase Tujuan Responden Melakukan PergerakanPerjalanan di Wilayah Studi
Sumber: Hasil Survei, 2013 Untuk jarak tempat tinggal dengan tujuan perjalanan bervariasi dimana
persentase terbesar jaraknya 4 Km yaitu sebesar 42, ± 3 Km sebanyak 28, ± 2 Km sebanyak 10, ± 1 Km sebanyak 15 dan yang berjarak 1 Km sebanyak 5
seperti terlihat dalam Tabel 4.7 dan Gambar 4.6. Tabel 4.7 Persentasi Jarak Tempat Tinggal Responen dengan Tujuan Perjalanan
No Jarak Tempat Tinggal
Jumlah Responden
Orang Persentase
1 4 km
42 42
2 ± 3 km
28 28
3 ± 2 km
10 10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Lanjutan
No Jarak Tempat Tinggal
Jumlah Responden
Orang Persentase
4 ± 1 km
15 15
5 1 km
5 5
Jumlah 100
100
Sumber: Hasil Survei, 2013
Gambar 4.6 Grafik Persentase Jarak Tempat Tinggal Responden dengan Tujuan Perjalanan
Sumber: Hasil Survey, 2013 Dari tabel terlihat bahwa sebanyak 52 penduduk yang mempunyai jumlah
anggota keluarga sebanyak 3 orang, untuk yang mempunyai jumlah anggota keluarga 4 orang sebanyak 23, jumlah anggota 5 orang sebanyak 12 , jumlah keluarga 6
orang sebanyak 5 , dan 8 mempunyai jumlah anggota keluarga kurang dari 2 orang Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Persentasi Jumlah Anggota Keluarga Responden
No Jumlah Anggota
Keluarga Jumlah Responden
Orang Presentase
1 2 orang
8 8
2 3 orang
52 52
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Lanjutan
No Jumlah Anggota
Keluarga Jumlah Responden
Orang Presentase
3 4 orang
23 23
4 5 orang
12 12
5 6 orang
5 5
Jumlah 100
100
Sumber: Hasil Survei, 2013 Kepemilikan kendaraan juga sangat berpengaruh terhadap besarnya
pergerakan di suatu wilayah. Kepemilikan kendaraan diwilayah studi meliputi Tabel 4.9 dan Gambar 4.7 diketahui
78 responden memiliki kendaraan dan 22 responden tidak memiliki kendaraan
Tabel 4.9 Persentasi Kepemilikan Kenderaan Responden
No Kepemilikan
Kenderaan Jumlah Responden
Orang Presentase
1 Ya
78 78
2 Tidak
22 22
3 Jumlah
100 100
Sumber: Hasil Survei, 2013
Gambar 4.7 Grafik Persentase Kepemilikan Kenderaan Sumber: Hasil Survei, 2013
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penduduk yang mempunyai penghasilan rata-rata diatas Rp 1.5000.000bulan sebanyak 53, penghasilan Rp. 1.000.000–1.500.000bln sekitar
22, Rp. 500.000–1.000.000bln terdapat 15, penghasilan kurang dari
Rp. 500.000bulan ada 10 Tabel 4.10 dan Gambar 4.8. Tabel 4.10 Persentasi Jumlah Pengahasilan Rata-Rata Per Bulan Responden
No Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Responden Orang
Presentase 1
Rp. 1.500.000 53
53 2
Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000 22
22 3
Rp. 500.000-Rp. 1.000.000 15
15 4
Rp. 500.000 10
10 Jumlah
100 100
Sumber: Hasil Survei, 2013
Gambar 4.8 Grafik Persentase Jumlah Penghasilan Rata-Rata Per Bulan Responden Sumber: Hasil Survei, 2013
4.3.3 Karakteristik transportasi dan jaringan jalan
Seiring meningkatnya aktivitas perekonomian dan pembangunan, maka meningkat pula aktivitas transportasi di sepanjang kawasan penelitian Jalan Marelan
Raya Medan. Disttibusi barang, manusia dan jasa akan menjadi lebih mudah dan cepat.
Universitas Sumatera Utara
1. Jaringan Jalan
a. Kondisi Geometris Dari hasil survei lapangan yang telah dilakukan untuk kondisi
geometris jalan di sepanjang Jalan Marelan Raya hampir 100 jalan yang ada dalam kondisi baik dengan sistem konstruksi aspal.
b. Pola dan Hirarki Jalan Fungsi Jalan Marelan Raya adalah jalan arteri sekunder dengan lebar
jalan 26 meter dan kecepatan minimal 30 kmjam. Karakteristik jalan arteri sekunder yaitu kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas
rata-rata Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Penampang Jalan di Ruas Jalan Marelan Raya Sumber: Survei Lapangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
2. Arus Lalu Lintas
Dari hasil survei lapangan yang dilakukan di sepanjang Jalan Marelan Raya, pola pergerakan
lalu lintas yang ada di daerah tersebut sudah hampir tertata dengan rapi. Dimana dari hasil survey arus lalu lintas di
sepanjang Jalan Marelan Raya memiliki 2 dua arah tanpa adanya median jalan. Sementara itu tingkat kemacetan yang terjadi hanya pada
jalan-jalan tertentu. Kemacetan yang terjadi tersebut dikarenakan jumlah armada angkutan umum yang padat, parkir memakai badan jalan karena
tidak ada sarana parkir yang disediakan dan adanya pedagang kaki lima yang memakai berjualan di badan jalan Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Arus Lalu Lintas di Sepanjang Jalan Marelan Raya Sumber: Survei Lapangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
3. Fasilitas Transportasi Lainnya Di sepanjang Jalan Marelan Raya ini fasilitas transportasi lainnya selain
mobil pribadi, sepeda motor, angkutan umum, terdapat juga sarana transportasi berupa becak dan truk-truk pengangkutan barang dan
material bangunan. 4.
Pedestrian Di sepanjang Jalan Marelan Raya saat ini belum ada jalur khusus untuk
pejalan kaki yang aman dan nyaman. Sementara pedestrian sangat diperlukan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para
pejalan kaki sehingga tidak mengganggu aktivitas kendaraan di badan jalan akibat aktivitas para pejalan kaki yang memanfaatkan jalur
kendaraan bermotor. Seluruh moda transportasi, mulai dari sepeda, becak, angkot dan truk masih bercampur dalam satu jalur, sehingga riskan
keamanan dan kenyamanan. Belum adanya pemisahan jalur sirkulasi menunjukkan kurang pekanya kondisi eksisting dalam memprioritaskan
manusia dalam ruang kota, sementara konsep kota ekologis menekankan pentingnya
menempatkan manusia
sebagai pihak
yang harus
dinyamankan setiap kegiatannya.
Universitas Sumatera Utara
68
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN