Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

2. Variabel terikat yang akan dihitung, diramalkan Dependent Variable, berupa jumlah kebutuhan transportasi yang dihitung dari jumlah arus lalu lintas penumpang, barang dan kendaraan di jalan raya per satuan waktu. Menurut Victoria Transport Policy Institute, 2004:2-3, faktor-faktor tata guna lahan yang mempengaruhi transportasi yaitu: 1. Kepadatan dan pengelompokan density and clustering, kepadatan mengacu pada jumlah penduduk atau pekerjaan yang tersedia di daerah tersebut, Lokasi aktifitas yang saling berhubungan berdekatan. 2. Aksesibilitas guna lahan land use accessibility, sejumlah tujuan potensial yang terbentang di sepanjang area cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan angkatan kerja, mengurangi jarak perjalanan dan kebutuhan akan mobil pribadi. 3. Pilihan transportasi transportation choice, peningkatan kepadatan akan meningkatkan pilihan transportasi yang tersedia yang didasarkan oleh tingkat perekonomian. 4. Tata ruang yang baik akan menghasilkan model yang efisien.

2.8 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Bangkitan pergerakan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah pergerakanlalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona. Dari pengertian tersebut, maka bangkitan pergerakan merupakan tahap pemodelan transportasi yang bertugas untuk memperkirakan dan meramalkan jumlah pergerakan yang berasal Universitas Sumatera Utara meninggalkan dari suatu zonakawasan dan jumlah pergerakan yang datangtertarik menuju ke suatu zonakawasan pada masa yang akan datang tahun rencana per satuan waktu Miro, 2002. Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalu lintas. Bangkitan lalu lintas ini mencakup lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi dan lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi Tamin, 1997, seperti dijelaskan pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Bangkitan Perjalanan Untuk Dua Zona Asal dan Tujuan Sumber: Well 1975 dalam Tamin, 1997 Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan, orang atau angkutan barang per satuan waktu, misalnya kendaraanjam. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau kendaraan yang masuk dan keluar dari suatu luas lahan tertentu dalam satu hari atau satu jam untuk mendapatkan bangkitan dan tarikan pergerakan. Bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut tergantung pada dua aspek tata guna lahan, yaitu jenis tata guna lahan dan jumlah aktivitas dan intensitas pada tata guna lahan tersebut. Jenis tata guna lahan yang berbeda permukiman, pendidikan dan komersial mempunyai ciri bangkitan yang lalu lintas yang berbeda yaitu jumlah arus lalu lintas; Universitas Sumatera Utara jenis lalu lintas pejalan kaki, truk, mobil; lalu lintas pada waktu tertentu kantor menghasilkan arus lalu lintas pada pagi dan sore hari sedangkan pertokoan menghasilkan arus lalu lintas di sepanjang hari. Bangkitan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata guna lahan, tetapi juga tingkat aktivitasnya. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu lintas yang dihasilkannya Tamin, 1997. Tujuan dasar bangkitan pergerakan adalah menghasilkan model hubungan yang mengkaitkan tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju ke suatu zona atau jumlah pergerakan yang meninggalkan suatu zona. Berdasarkan definisi dasar, bangkitan pergerakan digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan tujuan adalah rumah atau pergerakkan yang dibangkitkan oleh pergerakan berbasis bukan rumah. Tarikan pergerakan digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah, Gambar 2.6. Gambar 2.6 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Sumber: Tamin, 1997 Dalam pemodelan bangkitan dan tarikan pergerakan manusia, hal yang perlu dipertimbangkan antara lain Tamin, 1997: Universitas Sumatera Utara a. Bangkitan pergerakan untuk manusia yaitu: pendapatan, pemilikan kendaraan, struktur rumah tangga, ukuran rumah tangga, nilai lahan, kepadatan daerah permukiman, dan aksesibilitas. Empat faktor utama pendapatan, pemilik kendaraan, struktur rumah tangga dan nilai lahan telah digunakan pada beberapa kajian bangkitan pergerakan, sedangkan nilai lahan dan kepadatan daerah permukiman hanya sering dipakai untuk kajian mengenai zona. b. Tarikan pergerakan untuk manusia, faktor yang sering digunakan adalah luas lantai untuk kegiatan industri, komersial, perkantoran, pertokoan dan pelayanan lainnya. Faktor lain yang dapat digunakan adalah lapangan pekerjaan. Akhir-akhir ini beberapa kajian mulai berusaha memasukkan ukuran aksesibilitas. Dalam menentukan besaran bangkitan lalu lintas perjalanan terdapat sepuluh faktor yang menjadi peubah penentu yang dapat diidentifikasikan dan secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi parameter dalam menentukan besarnya bangkitan lalu lintas suatu zona yang sangat mempengaruhi volume lalu lintas serta penggunaan sarana pengangkutan Warpani 1990:111-113. Kesepuluh faktor tersebut adalah maksud perjalanan; penghasilan keluarga; pemilikan kendaraan; guna lahan di tempat asal; jarak dari pusat keramaian kota; jauhjarak perjalanan; moda perjalanan; penggunaan kendaraan; guna lahan di tempat tujuan; saatwaktu. Universitas Sumatera Utara 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN