Selain itu memungkinkan terjadinya peningkatan aktivitas perdagangan dan jasa, tumbuhnya sektor-sektor informal serta aktivitas lainnya seperti terjadinya suatu
pergerakan penduduk yang cukup tinggi sebagai usaha untuk mencapai lokasi kerja atau pendidikan.
5.2 Analisis Transportasi
Wilayah studi merupakan kawasan yang memiliki kondisi transportasi yang bervariasi yaitu dilihat dari tingkat kepadatan, aktivitas serta jenis sarana yang ada.
Pola aktivitas transportasi tersebut sangat erat kaitannya dengan jenis dan aktivitas penggunaan lahan di wilayah studi.
Sehingga transportasi merupakan salah satu sektor kegiatan yang sangat penting di kawasan penelitian, karena berkaitan dengan kebutuhan setiap orang yang
ada disetiap lapisan masyarakat. Di kota transportasi tingkat pelayanan jalan berkaitan dengan kebutuhan pekerja untuk mencapai lokasi pekerjaan dan sebaliknya,
kebutuhan para pelajar untuk mencapai sekolah, untuk mengunjungi tempat perdagangan, dan pelayanan lainnya.
Meningkatnya pergerakan transportasi yang menimbulkan kemacetan lalu lintas akan berpengaruh pada penggunaan lahan yang menimbulkan suatu pola
pergerakan lalu lintas yang berbeda-beda. Pola pergerakan ini dipengaruhi oleh adanya penduduk, jumlah pemilik kenderaan, aktivitas yang terjadi di masing-masing
penggunaan lahan yaitu aktivitas pergerakan manusia dan barang.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1 Analisis kondisi fisik dan sistem jaringan jalan di kawasan studi
Jalan Marelan Raya merupakan Jalan Arteri sekunder yang menghubungkan Kota Medan bagian selatan dengan bagian utara Pelabuhan Belawan, hal tersebut
menunjukkan bahwa Jalan Marelan Raya sangat strategis. Aktivitas yang terjadi di sepanjang koridor Jalan Marelan Raya sangat tinggi
dengan tingkat aksesibilitas internal dan eksternal yang sangat tinggi. Kondisi wilayah studi yang ideal tersebut harusnya dilengkapi dengan sarana dan prasarana
transportasi yang memadai, terutama kondisi jaringan jalan, rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, serta sarana lain seperti angkutan umum dengan pola pemanfaatan dan
pengaturan sarana maupun prasarana yang cukup baik. Dilihat dari keberadaan sarana dan prasarana jalan yang tersedia pada
umumnya sudah cukup baik, berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan dengan mengambil 100 responden, untuk Kondisi Jalan; 87 menyatakan sangat
baik, 11 menyatakan baik, 2 menyatakan cukup Tabel 5.2 dan Gambar 5.3. Untuk Faktor Kenyamanan; 9 menyatakan sangat nyaman, 56 menyatakan
nyaman, 30 menyatakan cukup nyaman, 5 menyatakan tidak nyaman Tabel 5.2 dan Gambar 5.4.
Untuk Lebar Jalan; 10 menyatakan sangat lebar, 65 menyatakan lebar, 22 menyatakan cukup dan 3 menyatakan kurang lebarsempit Tabel 5.2 dan
Gambar 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 Persentasi Hasil Kuesioner Mengenai Kondisi Jalan, Faktor Kenyamanan dan Lebar Jalan di Kawasan Studi
Kondisi Jalan Kenyamanan
Lebar Jalan Parameter
Presentase Parameter
Presentase Parameter
Presentase Sangat Baik
87 Sangat Nyaman
9 Sangat Lebar
10 Baik
11 Nyaman
56 Lebar
65 Cukup
2 Cukup
30 Cukup
22 Rusak
Tidak Nyaman 5
Sempit 3
Sangat Rusak Sangat Tidak
Nyaman Sempit
Sekali Jumlah
100 Jumlah
100 Jumlah
100
Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Analisis, 2013
Gambar 5.3 Grafik Kondisi Jalan Marelan Raya Medan Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Analisis, 2013
Gambar 5.4 Grafik Faktor Kenyamanan Jalan Marelan Raya Medan Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Analisis, 2013
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5 Grafik Lebar Jalan Marelan Raya Medan Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Analisis, 2013
Permasalahan transportasi lain yang terjadi di kawasan studi antara lain kesemrawutan akibat adanya parkir kendaraan mobil, sepeda motor dan becak di
tepi jalan, tingginya volume lalu lintas yang disebabkan antara lain pemberhentian kendaraan umum angkutan umum dan taksi, gangguan akibat penyeberang jalan
yang terjadi di sembarang tempat, gangguan oleh angkutan informal, aktivitas kendaraan umum yang tidak teratur menaik-turunkan penumpang disembarang
tempat, aktivitas pedagang kaki lima pada beberapa titik yang dominan sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta pendidikan.
Penggunaan ruang jalan yang tidak efisien menyebabkan kualitas pelayanan bagi pejalan kaki menjadi sangat rendah. Kondisi geometri Jalan Marelan Raya dapat
dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Kondisi Geometri Jalan Marelan Raya
No Kondisi Geometri
Keterangan 1
Tipe Jalan Jalan Arteri Sekunder
2 Lebar jalur lalu lintas
26 meter
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Lanjutan
No Kondisi Geometri
Keterangan 3
Lebar Median Tidak Ada
4 Lebar Bahu Jalan
1 meter 5
Pemisah arah lalu lintas 50-50
Sumber: Analisa, 2013 Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan, diperoleh bahwa
sebagian besar responden menyatakan bahwa keberadaan jalan dan sistem transportasi di kawasan studi memiliki permasalahan yang cukup signifikan.
Beberapa masalah tersebut secara umum berkaitan dengan permasalahan tingginya aktivitas transportasi yang tentunya akan berpengaruh terhadap tingginya pergerakan
tingkat pelayanan jalan yang terjadi di kawasan studi. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya pergerakan lalu lintas secara
keseluruhan antara lain: 1. Tingginya aktivitas transportasi.
2. Aktivitas pedagang kaki lima yang kurang teratur. 3. Aktivitas perdagangan dan jasa, yaitu adanya aktivitas keluar masuknya
barang dari dan ke toko-toko. 4. Aktivitas kenderaan umum yang tidak teratur dalam menaikkan dan
menurunkan penumpang, serta tempat pemberhentian penumpang halte yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
5. Kondisi parkir di tepi jalan yang tidak ideal dan sering menimbulkan permasalahan transportasi terutama kemacetan lalu lintas.
Universitas Sumatera Utara
6. Masih kurang tertatanya rambu-rambu lalu lintas di sepanjang Jalan Marelan Raya
7. Aktivitas pejalan kaki yang kurang nyaman dikarenakan tidak adanya trotoar dan jembatan penyeberangan.
8. Aktivitas kenderaan yang terjadi pada umumnya cukup padat dan kawasan studi yang dilalui oleh kendaraan ringan sampai kendaraan berat
Gambar 5.6.
Gambar 5.6 Aktifitas Transportasi di Jalan Marelan Raya Sumber: Survey Lapangan, 2013
Kondisi jalan di sepanjang Jalan Marelan Raya cukup padat terutama pada jam-jam puncak, yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00-08.00 WIB dan sore hari
antara pukul 17.00-19.00 WIB. Keberadaan aktivitas di sekitar kawasan studi juga cukup berpengaruh, seperti terlihat adanya aktivitas perdaganganjasa, ke tempat
kerja dan ke sekolah pendidikan. Hal inilah yang perlu sekali adanya perhatian lebih lanjut mengingat pengaruh aktivitas transportasi akan mengganggu kelancaran
pengguna jalan. Sepanjang Jalan Marelan Raya merupakan jalan arteri sekunder yang
menghubungkan Pelabuhan Internasional Belawan yang mempunyai nilai tarikan dan
Universitas Sumatera Utara
bangkitan pergerakan terbesar dibandingkan zona eksternal lainnya, serta mempunyai fungsi lokal.
Adapun kondisi transportasi dari ruas jalan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manajemen Lalu Lintas
Kurang optimalnya manajemen lalu lintas pada beberapa ruas kritis sehingga angka kecelakaan cukup tinggi.
2. Persimpangan Jalan Persimpangan jalan utama sebagian besar mempunyai bentuk tipikal yang
kurang simetris, dan geometrik jalan yang tidak mendukung. 3. Fasilitas
Kurangnya fasilitas perpindahan moda seperti shelter, bus stop, kurangnya fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki pada ruas jalan arteri
padat sekitar kawasan perdagangan dan jasa. 4. Keamanan dan Keselamatan
Kesadaran akan tertib berlalu lintas dari masyarakat masih rendah dimana masih terlihat angkutan umum yang berhenti di sembarang tempat,
terutama di sekitar persimpangan, sehingga mengganggu dan membahayakan pengguna lain. Lemahnya penegakan hukum yang ada,
hal ini tercermin dari frekuensi razia dan penekanannya yang kurang optimal. Disamping sosialisasi terhadap masyarakat terutama mengenai
tertib lalu lintas juga kurang optimal, kurang terjaminnya keamanan dan keselamatan penumpang angkutan umum taksi tidak resmi dan ojek.
Universitas Sumatera Utara
5. Parkir Pola parkir yang ada menggunakan masih menggunakan pola parkir on-
street yang mempunyai kapasitas terbatas, sehingga saat kepemilikan kendaraan meningkat akan menimbulkan kemacetan karena pergerakan
parkir yang sangat intensif. 6. Guna Lahan
Guna lahan yang didominasi oleh rumah toko ruko yang sebagian besar pemiliknya mempunyai kendaraan pribadi mempunyai konsekuensi
terjadinya protes jika dilakukan pembatasan kendaraan masuk, Pola pertokoan yang berbentuk blok mengakibatkan konflik antara pejalan
kaki yang menyeberang antar blok dengan sirkulasi kendaraan. 7. Polusi
Banyaknya sirkulasi kendaraan, baik parkir maupun taksi yang mencari penumpang, menyebabkan kondisi sirkulasi yang sangat lambat, bahkan
sering kali berhenti. Hal ini sangat berpotensi meningkatkan level polusi udara.
5.2.2 Hambatan samping
Terjadinya aktivitas di sisi kanan dan kiri pada koridor Jalan Marelan Raya Medan berdampak terhadap kinerja lalu lintas, arus lalu lintas sepanjang jalan
terhambat, yang akhirnya menimbulkan kemacetan dan kelambatan pada seluruh kendaraan.
Universitas Sumatera Utara
Aktifitas di sisi kanan dan kiri pada koridor ruas jalan ini dipengaruhi oleh kurang disiplinnya para pengguna jalan, baik angkutan umum, kendaraan pribadi,
kendaraan roda dua sepeda motor, dan juga pejalan kaki. Pengguna jalan seperti kendaraan roda empat dan roda dua bebas berhenti untuk menaikan dan menurunkan
penumpang di sepanjang koridor jalan ini, serta tidak menggunakan tempat pemberhentian yang telah disediakan halte, terminal, demikian halnya dengan
pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang memakai bahu jalan sebagai tempat mereka beraktivitas.
Hambatan samping di sepanjang koridor jalan antara lain peningkatan kelambatan akibat kecepatan yang rendah, gerakan parkir, gerakan membuka pintu
mobil, tingkah pengendara kendaraan yang tidak menentu, pejalan kaki yang muncul diantara kendaraan parkir dan aktivitas lainnya.
5.2.3 Analisis kapasitas ruas jalan
Dalam melakukan analisis kapasitas ruas jalan di kawasan studi dilakukan perhitungan secara riil melalui traffic counting yang dilakukan. Adapun Lalu Lintas
Harian Rata-rata yang dilakukan adalah dengan melakukan perhitungan terhadap besarnya arus masuk dan keluar di kawasan studi, sedangkan penggunaan lahan di
kawasan studi meliputi pertokoan, swalayan, perkantoran, sekolah dan tempat ibadah. Perhitungan lalu lintas harian rata-rata di kawasan studi dilakukan dengan
menggunakan metode traffic counting dan satuan mobil penumpang.
Universitas Sumatera Utara
Untuk perhitungan lalu lintas harian rata-rata menggunakan traffic counting dilakukan dengan menggunakan perhitungan sederhana yaitu dengan melakukan
penjumlahan kendaraan di lapangan secara langsung, sedangkan untuk metode satuan mobil penumpang adalah merupakan kelanjutan perhitungan lalu lintas harian rata-
rata dengan mengalikan hasil perhitungan metode traffic counting dengan standar perbandingan jenis kenderaan menurut MKJI Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
Dengan menggunakan standard jenis kendaraan yaitu satuan mobil penumpang smp akan memudahkan untuk menganalisa dalam perhitungan lebih
lanjutnya. Adapun standar perbandingan jenis kendaraan yang digunakan untuk melakukan perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Standar Perbandingan Jenis Kendaraan
No Jenis Kendaraan
smp 1
Sepeda motor, skuter, roda tiga 1
2 Sedan, jeep, station wagon
2 3
Oplet, pick up, minibus 2
4 Mikro truk, taksi
2,5 5
Bus 3
6 Truk sumbu 2
3 7
Truk sumbu 3 3
8 Kenderaan tak bermotor
0,5
Sumber: MKJI, 1997 Hasil perhitungan lalu lintas harian rata-rata dengan menggunakan traffic
counting dan satuan mobil penumpang yang dilakukan di kawasan studi diambil dari jumlah lalu lintas harian rata-rata pada jam puncak, yaitu dengan tingkat aktivitas
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi pada titik tertinggi. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata di Kawasan Studi
Waktu Lalu Lintas Harian Rata-rata smp
Rata-rata smp
Senin Selasa
Rabu Kamis
Jumat Sabtu
06.00-08.00 1385
1353 1357
1354 1260
791 1250
11.00-13.00 939
891 892
870 741
536 811
17.00-19.00 1224
1133 1234
1200 1052
623 1077
Rata-rata 1183
1126 1161
1141 1017
650 1046
Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Survei 2013 Berdasarkan Tabel 5.5 diatas diketahui bahwa di sepanjang koridor Jalan
Marelan Raya jumlah lalu lintas harian rata-rata pada jam puncak yaitu pada pagi hari yaitu pada Pukul 06.00-08.00 yaitu 1.250 smp dan sore hari pada Pukul 17.00-19.00
1.046 smp. Sedangkan siang hari pukul 11.00-13.00 811 smp aktivitas masyarakat menuju jalan ini kurang, karena masyarakat beraktivitas pada waktu tertentu peak
hours.
5.2.4 Analisis rasio volume lalu lintas VC rasio
Untuk mengetahui kapasitas jalan yang ada di kawasan studi maka dilakukan perhitungan analisis perhitungan VC rasio, sebagai dasar dalam identifikasi tingkat
pelayanan jalan di kawasan studi. Menurut Manual Kapasitas Jalan Raya, 1997 besarnya kapasitas jalan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut: C=C
o
x FC
W
x FC
SP
x FC
SF
x FC
CS
.................................................................. .5.1
Universitas Sumatera Utara
Dimana: C
O
= Kapasitas Dasar smpjam. FC
W
= Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas. FC
SP
= Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah. FC
SF
= Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping. FC
CS
= Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.
Berdasarkan data survei lapangan yang dilakukan pada Tahun 2013, didapatkan data C
O
, FC
W
, FC
SP
, FC
SF
, FC
CS
sebagai berikut: 6.
Kapasitas dasar C
o
. Berdasarkan MKJI 1997 tipe Jalan Marelan Raya adalah jalan 4 lajur
tanpa pembatas median sehingga didapatkan C
o
= 1.500 smpjam. 7.
Lebar jalur jalan FCw. Secara keseluruhan lebar jalur jalan di Kawasan studi adalah 26 meter,
lajur 42 dengan nilai FCw adalah 1,09 MKJI: 1997. 8.
Median atau pemisah jalan FCsp. Di Jalan Marelan Raya ini tidak memiliki median jalan, sehingga FCsp
adalah 1,00 MKJI: 1997. 9.
Hambatan samping FC
SF
Berdasarkan hasil pengamatan hambatan samping jalan di kawasan studi, diperoleh bahwa hambatan samping jalan berupa parkir-parkir mobil dan
kendaraan bermotor, pedagang kaki lima di pingir jalan dan aktifitas
Universitas Sumatera Utara
kendaraan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan di sepanjang jalan. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing
aktifitas dominan penggunaan lahan di kawasan studi yaitu perdagangan dan jasa serta pendidikan. Tentunya aktifitas penggunaan lahan di
kawasan studi akan menimbulkan jenis, jumlah dan nilai hambatan samping yang berbeda-beda dengan jalan-jalan lain di sekitar Jalan
Marelan Raya. Berdasarkan MKJI 1997 hambatan samping yang terjadi di kawasan studi cukup tinggi sehingga memungkinkan FC
SF
adalah 0,94. 10. Ukuran kota FC
CS
Kecamatan Medan Marelan memiliki jumlah penduduk sekitar 145.788 jiwa atau dibawah 500.000 jiwa, sehingga nilai FC
CS
yang diperoleh adalah 0,86 MKJI: 1997.
Berdasarkan hasil perhitungan volume lalu lintas di wilayah studi pada tahun 2013 diketahui Vmaks adalah 2.309 smpjam. Sedangkan nilai C rasio, dapat
diketahui dari perhitungan sebagai berikut: C=C
o
x FC
W
x FC
SP
x FC
SF
x FC
CS ......................................
5.2 C=1.500 x 1,09 x 1,00 x 0,94 x 0,86
C=1.321 smpjam Untuk mengetahui kapasitas jalan yang ada di kawasan studi maka dilakukan
perhitungan analisis VC rasio, sebagai dasar dalam analisis kebutuhan tingkat pelayanan jalan di kawasan studi. Perhitungan VC rasio dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
VC rasio = Volume Maksimum
……………………………….5.3 Kapasitas Sesungguhnya
Adapun perhitungan VC rasio di kawasan studi meliputi VC di pagi hari, siang hari dan sore hari seperti terlihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Kapasitas Jalan di Koridor Jalan Marelan Raya
Waktu Volume
Maksimum smp C Rasio
smpjam Kapasitas jalan
06.00-08.00 1250
1321 0.95
11.00-13.00 811
1321 0.61
17.00-19.00 1077
1321 0.82
Sumber: Hasil Analisa, 2013
5.2.5 Analisis tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan jalan level of service adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas
yang melewatinya. Selain itu tingkat pelayanan jalan dapat diartikan suatu ukuran untuk
menyatakan kualitas pelayanan yang disediakan oleh suatu jalan dalam kondisi tertentu Martin dalam Ratnasari, 2006:81. Tingkat pelayanan jalan dapat dilihat dari
perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan serta kecepatan lalu lintas pada ruas jalan tersebut.
Menurut klasifikasi tingkat pelayanan jalan VC yang dikemukakan Morlok 1998 dan hasil perhitungan kapasitas jalan pada Tabel 5.6 dapat diketahui tingkat
pelayanan jalan di koridor Jalan Marelan Raya pada pagi, siang dan sore hari, seperti pada Tabel 5.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Analisis Tingkat Pelayanan Jalan di Koridor Jalan Marelan Raya
Waktu Volume
Maksimum smp C Rasio
smpjam Kapasitas jalan
Tingkat Pelayanan
Jalan 06.00-08.00
1250 1321
0.95 D
11.00-13.00 811
1321 0.61
A 17.00-19.00
1077 1321
0.82 C
Sumber: Hasil Analisa, 2013
5.2.6 Tingkat kemacetan lalu-lintas
Berdasarkan data VC pada Tabel 5.7 dapat diketahui tingkat pelayanan yang bervariasi di daerah penelitian yaitu Jalan Marelan Raya untuk masing-masing waktu
puncak di pagi, siang dan sore hari. Tingkat kemacetan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi tingkat kemacetan lalu-lintas
antara lain penggunaan lahan dan hambatan samping. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan yang kemudian berdampak pada tingkat
kemacetan lalu lintas. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pada daerah penelitian Jalan Medan Marelan tidak terdapat tingkat kemacetan yang fatal. Hanya
terdapat dibeberapa ruas jalan saja yang cukup ramai dan laju kendaraan agak tersendat pada jam-jam tertentu peak hours yaitu pagi, siang, dan sore.
a. Jam Puncak Pagi Jalan Marelan Raya-Pelabuhan Belawan–Pulo Brayan-Platina Raya memiliki
tingkat kemacetan lalu lintas tinggi dengan nilai VC rasio sebesar 0,95 dengan tingkat pelayanan jalan D. Kemacetan yang terjadi di pagi hari dapat
dipengaruhi oleh akumulasi aktifitas masyarakat sehari–hari yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan erat dengan guna lahan di sekitar Jalan Marelan Raya seperti berbelanja, pergi ke kantor atau sekolah, dan tujuan lalu lintas lainnya.
Kegiatan atau intensitas masyarakat pengguna jalan yang dilihat berdasarkan intensitas waktu kegiatan. Hal ini disebabkan oleh kondisi jalan pada waktu
tertentu mengalami kemacetan diakibatkan oleh badan jalan yang menyempit dengan tingginya intensitas kegiatan perdagangan pasar dengan
memanfaatkan badan jalan sehingga kecepatan kendaraan rendah dan bersarnya gangguan hambatan samping. Bentuk bangunan campuran antara
pemukiman, pertokoaan,pasar, dan sekolah yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan.
b. Jam Puncak Siang Jalan Marelan Raya–Pelabuhan Belawan–Platina Raya–Pulo Brayan memiliki
tingkat kemacetan lalu-lintas rendah dengan nilai VC rasio sebesar 0,61, dengan tingkat pelayanan jalan A dimana aliran lalu lintas bebas, tanpa ada
hambatan di karena pada waktu ini aktivitas masyarakat berkurang terhadap guna lahan sekitarnya.
c. Jam Puncak Sore Jalan
Marelan Raya–Pelabuhan Belawan–Platina Raya–Pulo Brayan memiliki tingkat kemacetan lalu-lintas sedang dengan nilai VC rasio sebesar
0,82 dengan tingkat pelayanan jalan C, dimana aliran lalu lintas masih baik dan stabil, dengan perlambatan yang masih dapat diterima. Dikarenakan pada
Universitas Sumatera Utara
waktu ini aktivitas yang berlangsung seperti pulang kerja dan berbelanja pada waktu sore hari.
Tingkat pelayanan Jalan Marelan Raya klasifikasi D, A dan C menandakan arus lalu lintas yang melewati jalan tersebut mulai tidak stabil tersendat-sendat dan
jumlah volume lalu lintas yang ada mendekati kapasitas jalan hanya pada jam–jam sibuk Gambar 5.7.
Gambar 5.7 Arus LaluLintas di Koridor Jalan Marelan Raya Sumber: Survey Lapangan dan Hasil Survey 2013
Universitas Sumatera Utara
5.3 Analisa Kajian Guna Lahan Terhadap Tingkat Pelayanan