1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan berbagai pengetahuan
dan keterampilan. Manusia dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 dalam Dwi Siswoyo 2011: 52
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian, pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan
masyarakat. Hal ini dikarenakan pendidikan tidak dapat berjalan apabila tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Masyarakat dapat memberikan suatu
warna terhadap model pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Selain itu, masyarakat juga dapat menjadi tumpuan atas peningkatan dan pelayanan
mutu pendidikan. Namun, dewasa ini masih banyak penyelenggaraan pendidikan yang masih mengesampingkan partisipasi masyarakat.
Pendidikan diberikan melalui berbagai lembaga pendidikan yang ada di masyarakat. Proses pengembangan pengetahuan dan pembentukan sikap yang
2 diberikan di setiap jenjang pendidikan harus disesuaikan dengan
perkembangan individu. Sumber belajar tidak hanya dapat ditemukan di lingkungan sekolah, tetapi juga dapat ditemukan di masyarakat. Oleh karena
itu dibutuhkan kerjasama antara masyarakat dan lembaga pendidikan dalam pelaksanaan berbagai program pendidikan.
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua
dan masyarakat. Dalam peningkatan mutu pendidikan, masyarakat dituntut berperan aktif dan mengambil inisiatif. Peran masyarakat dalam usaha
peningkatan mutu pendidikan adalah melakukan pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan melalui dewan pendidikan atau
komite sekolah. Komite
sekolah berperan
sebagai salah
satu badan
yang menghubungkan sekolah dengan masyarakat. Pembentukan komite sekolah
didasarkan pada UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Propena yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan
Rapeta dinyatakan adanya perintisan pembentukan Dewan Pendidikan Sekolah school board di setiap kabupaten dan kota, dan pembentukan
komite sekolah di setiap sekolah Tim Dosen AP, 2011: 26. Pengertian komite sekolah ditinjau dari Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
044 Tahun 2002 dalam lampiran II adalah sebagai berikut. Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik sekolah
maupun jalur pendidikan luar sekolah.
3 Berdasarkan uraian di atas, komite sekolah merupakan suatu badan
mandiri yang berada di satuan lembaga pendidikan sebagai wadah peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Anggota komite sekolah terdiri dari unsur orang tua siswa, guru, siswa, masyarakat peduli pendidikan, dan pemerintah setempat.
Keberadaan komite sekolah pada satuan pendidikan akan menjadi mitra kerja kepala sekolah dalam usaha meningkatkan mutu, kualitas, efisiensi, dan
relevensi pengelolaan pendidikan. Peran yang dimiliki komite sekolah dalam dunia pendidikan antara
lain: 1 Pemberi pertimbangan advisory agency, 2 Pendukung supporting agency, 3 Pengontrol controlling agency, dan 4 Mediator
Sri Renani dkk, 2008: 81-83. Komite sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan memberikan masukan kepada sekolah tentang perumusan
kebijakan, program, dan kegiatan sekolah. Komite sekolah sebagai badan pendukung memberikan dukungan berupa dana, tenaga, dan pikiran. Komite
sekolah sebagai badan pengontrol melaksanakan pengawasan sosial kepada sekolah. Komite sekolah sebagai mediator berperan sebagai penghubung
antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Melalui keempat peran yang dimiliki oleh komite sekolah diharapkan dapat mewadai berbagai aspirasi dari
masyarakat dan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.
Partisipasi masyarakat khususnya wali murid dalam proses pembelajaran dan seluruh program sekolah diharapkan dapat membantu
4 sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Melalui berbagai dukungan
yang diberikan oleh lingkungan sekolah maka pelaksanaan berbagai program sekolah diharapkan dapat lebih maksimal. Sehingga mutu dari sekolah bisa
terus meningkat dan mengalami perbaikan. Dengan pengetahuan tentang berbagai peran yang dimiliki oleh komite
sekolah, hendaknya pihak sekolah maupun komite sekolah dapat mengoptimalkan peran yang dimiliki oleh komite sekolah dengan harapan
sekolah dapat lebih mengoptimalkan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan. Melalui pengoptimalan peran komite sekolah,
baik sekolah maupun komite sekolah dapat mengetahui tingkat keefektifan program yang dimiliki oleh sekolah dalam usaha peningkatan mutu sekolah.
Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan banyak permasalahan tentang pelaksanaan dan pengoptimalan peran yang dimiliki oleh komite
sekolah. Kendala pengoptimalan peran yang dimiliki oleh komite sekolah dalam peningkatan mutu sekolah mengundang perhatian peneliti untuk
melakukan observasi di salah satu Sekolah Dasar Negeri di daerah Kebumen. SD Negeri 2 Gemeksekti beralamat di jalan Cincin Kota Nomor 46,
Kebumen, Jawa Tengah. Sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah tersebut secara keseluruhan sudah cukup lengkap. Pemanfaatan sarana prasarana yang
dimiliki oleh SD Negeri 2 Gemeksekti sudah cukup maksimal, misalnya lapangan yang dimiliki oleh SD Negeri 2 Gemeksekti sering digunakan dalam
kegiatan pembelajaran khususnya pelajaran olahraga.
5 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 2 Gemeksekti
pada tanggal 24 September 2015, dapat diketahui sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SD Negeri 2 Gemeksekti sebagai berikut:
Tabel 1. Kondisi Sarana Prasarana SD Negeri 2 Gemeksekti Pra Penelitian
No. Jenis Sarana Prasarana
Jumlah Kondisi
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Cukup Baik
2. Ruang Guru 1
Baik 3. Ruang Kelas
6 Baik
4. Perustakaan 1
Baik 5. Lapangan
1 Cukup Baik
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara singkat dengan kepala sekolah SD Negeri 2 Gemeksekti yang dilaksanakan pada pra penelitian,
pihak sekolah sudah memanfaatkan peran yang dimiliki oleh komite sekolah. Akan tetapi, kepala sekolah mengakui bahwa pemanfaatan peran yang
dimiliki oleh komite sekolah belum maksimal. Selain itu, partisipasi dari wali murid juga masih belum maksimal.
Dari keempat peran yang dimiliki, komite sekolah di SD Negeri 2 Gemeksekti belum dapat melaksanakannya secara keseluruhan. Komite
sekolah di SD Negeri 2 Gemeksekti selama ini cenderung hanya menjalankan peran sebagai mediator dan pemberi pertimbangan. Kedua peran tersebut
dilaksanakan pada kegiatan rapat dan pertemuan dengan wali murid. Namun kegiatan tersebut hanya dilakukan pada waktu tertentu dan tidak dilaksanakan
secara rutin. Padahal peran yang dimiliki oleh komite sekolah tidak hanya sebatas mediator dan pemberi pertimbangan dalam proses pengambilan
keputusan. Intensitas kedatangan pengurus komite sekolah untuk melihat dan mengontrol pelaksanaan berbagai program sekolah juga masih tergolong
6 rendah. Hal ini menunjukkan bahwa komite sekolah di SD Negeri 2
Gemeksekti belum maksimal dalam menjalankan perannya sebagai pengontrol.
Tingkat keaktifan dan keefektifan pengurus komite sekolah di SD Negeri 2 Gemeksekti juga masih tergolong rendah. Komite sekolah masih
cenderung bersikap pasif dan menunggu informasi yang diberikan oleh pihak sekolah terkait program dan permasalahan yang ada di sekolah. Selain itu,
intensitas kedatangan pengurus komite sekolah yang tergolong rendah menyebabkan hubungan antara pengurus komite sekolah dengan masyarakat
di lingkungan sekolah cenderung terbatas. Hal ini menyebabkan proses sosialisasi berbagai program sekolah belum dapat berjalan secara efektif.
Selain itu, aspirasi dari masyarakat di sekitar sekolah juga belum dapat terserap secara menyeluruh. Sehingga peran serta masyarakat dalam usaha
penyelenggaraan pendidikan masih rendah. Mutu pendidikan dari suatu sekolah dapat dilihat dari kualitas lulusan
yang dimiliki sekolah. Salah satu usaha peningkatan mutu pendidikan dapat dilaksanakan dengan pengelolaan sekolah yang baik. Peran serta dari seluruh
warga sekolah dan pengurus komite serta wali murid sangat dibutuhkan dalam proses perbaikan mutu. Jika peran serta pengurus komite sekolah dan
masyarakat masih rendah, maka usaha peningkatan mutu pendidikan belum dapat dilaksanakan secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas, pengurus komite sekolah di SD Negeri 2 Gemeksekti belum dapat melaksanakan beberapa peran yang dimiliki secara
7 optimal dalam usaha peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini
disebabkan karena adanya berbagai faktor sehingga menyulitkan komite sekolah dalam melaksanakan peran yang dimilikinya secara optimal dalam
peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, penelitian yang mengkaji lebih dalam tentang peran komite sekolah dan mengidentifikasi kendala-
kendala yang dihadapi oleh Komite Sekolah dalam usaha peningkatan mutu sekolah di SD Negeri 2 Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Kebumen penting untuk dilakukan.
B. Identifikasi Masalah