22 Pembuatan struktur dalam suatu kepengurusan bertujuan untuk
mempermudah dalam proses pembagian tugas dan kewenangan. Melalui pembentukkan struktur kepengurusan diharapkan tidak terjadi tumpang
tindih dalam pelaksanaan tugas. Dengan demikian, para pengurus komite sekolah dapat lebih optimal untuk menjalankan tugasnya dalam usaha
peningkatan muru pendidikan di sekolah.
4. Peran Komite Sekolah
Komite sekolah sebagai patner dari sekolah dalam menjalankan program sekolah terutama dalam masalah peningkatan mutu pendidikan
memiliki beberapa peran. Melalui berbagai peran yang dimiliki, komite sekolah diharapkan dapat lebih optimal dalam menjalankan tugasnya
sebagai patner sekolah dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Berdasarkan Kepmendikans Nomor 044U2002 Kepmendiknas, 2002
tentang komite sekolah, dijabarkan peran yang dimiliki oleh komite sekolah yaitu: 1 pemberi pertimbangan advisory agency; 2 sebagai
pendukung supporting agency; 3 sebagai pengontrol controlling agency; dan 4 sebagai mediator mediatory agency antara pemerintah
dengan masyarakat di satuan pendidikan. Keempat peran tersebut dijelaskan di bawah ini:
a. Peran Pemberi Pertimbangan Advisory Agency
Berdasarkan panduan Pemberdayaan Komite Sekolah khususnya Modul 1 tentang Penguatan Kelembagaan Komite
23 Sekolah Depdiknas, 2006: 19, peran komite sekolah sebagai
pemberi pertimbangan yaitu dalam penetuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, minimal dalam
memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan. Pernyataan tersebut sejalan dengan Syaiful
Sagala 2009: 256 yang menyatakan bahwa peran pemberi pertimbangan bagi komite sekolah adalah dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan pada tingkat satuan pendidikan. Setiap program dan kebijakan
yang diambil oleh sekolah hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan komite sekolah. Peran pemberi pertimbangan yang
dimiliki oleh komite sekolah menunjukkan bentuk keikutsertaan komite sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitas
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Mengacu pada Modul 1 terkait Pemberdayaan Komite
Sekolah yang dikeluarkan oleh Depdiknas pada tahun 2006 supaya komite sekolah dapat memberikan masukan yang sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan diperlukan informasi-informasi yang didasarkan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.
Mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumberdaya pendidikan di masyarakat sekitar sekolah.
2.
Menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada sekolah.
24 3.
Menyampaikan masukan, pertimbangan atau rekomendasi secara tertulis kepada sekolah.
4.
Memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP.
5.
Memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatan mutu pembelajaran.
6.
Memberikan pertimbangan
kepada sekolah
untuk menyelenggarakan
pembelajaran yang
menyenangkan PAKEM.
7.
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan
pendidikan di sekolah.
8.
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan RAPBS.
Berdasarkan informasi-informasi yang didasarkan pada kegaitan-kegiatan di atas, komite sekolah dapat ikut berperan
dalam memberikan pertimbangan di satuan pendidikan. Bentuk keikutsertaan komite sekolah dalam memberikan pertimbangan
antara lain: 1 memberikan pertimbangan tentang perencanaan program sekolah; 2 memberikan masukan dan pertimbangan
mengenai RAPBS; 3 memberikan pertimbangan kepada kepala sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran;
4 memberikan masukan terhadap proses pengelolaan pendidikan di sekolah; 5 memberikan masukan dan pertimbangan kepada
25 kepala sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, dan kebijakan
sekolah; 6 memberikan masukan terhadap proses pembelajaran dan pengajaran kepada guru; 7 memberikan masukan tentang
pengadaan buku untuk siswa; 8 memberikan pertimbangan tentang perekrutan tenaga pendidik; dan 9 memberikan masukan
tentang kondisi sarana dan prasarana di sekolah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran komite sekolah sebagai
pemberi pertimbangan yaitu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan memberikan masukan dalam proses pengambilan
kebijakan yang akan diterapkan di sekolah dengan tujuan untuk memperkecil resiko yang ditimbulkan dari keputusan atau
kebijakan yang diambil oleh sekolah. Pengambilan keputusan dengan cara melibatkan komite sekolah diharapkan dapat lebih
menampung seluruh aspirasi dan masukan dari pihak-pihak di luar sekolah sehingga tidak memberatkan pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pendidikan. b. Peran sebagai Pendukung Supporting Agency
Peran komite sekolah sebagai pendukung bukan sebatas dalam masalah finansial, melainkan juga dalam bentuk tenaga, ide,
dan gagasan yang kreatif, serta mampu menjalin kerja sama dengan berbagai stakeholder sekolah. Pernyataan tersebut sejalan dengan
apa yang diungkapkan oleh Hasbullah 2006: 92 bahwa komite sekolah berperan sebagai pendukung baik yang berwujud finansial,
26 pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan. Peran pendukung komite sekolah yang berkaitan dengan
internal manajemen sekolah menurut Syaiful Sagala 2009: 258, yaitu: 1 mendata jumlah guru yang memerlukan pendidikan dan
latihan, mendata tingkat pendidikan guru yang memerlukan peningkatan kualifikasi pendidikan; 2 memberikan pelatihan
mengenai mata pelajaran dan layanan belajar bagi guru yang membutuhkan; 3 mendata jumlah siswa dan indeks prestasinya,
guru dan komite sekolah; 4 mendukung program pengayaan bagi siswa yang lebih pintar, remedial bagi siswa yang belum mencapai
hasil yang dipersyaratkan; 5 menyediakan tropy dan hadiah atas keberhasilan siswa mengikuti berbagai perlombaan yang dilakukan
oleh sekolah; 6 mengadakan pesantren kilat untuk meningkatkan kualitas keagamaan; 7 mendukung pemanfaatan sarana-prasarana
untuk memberikan layanan belajar; 8 membuat media belajar sesuai dengan kebutuhan belajar; 9 memaksimalkan anggaran
operasional yang dimiliki oleh sekolah. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa peranan komite sekolah sebagai pendukung dalam satuan pendidikan tidak terbatas dalam pengadaan dana
melainkan juga berkaitan dengan tenaga maupun ide yang kreatif dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Melalui ide dan
27 gagasan yang kreatif, dapat menghasilkan berbagai program yang
inovatif dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. c.
Peran sebagai Pengontrol Controlling Agency Pelaksanaan peran pengontrol yang dimiliki oleh komite
sekolah di setiap satuan pendidikan berupa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang dimiliki oleh sekolah.
Mengacu pada Modul 1 tentang Pemberdayaan Komite Sekolah yang dikeluarkan oleh Depdiknas pada tahun 2006, komite sekolah
berperan sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan si satuan
pendidikan. Minimal komite sekolah melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dna
keluaran pemdidikan dari satuan pendidikan. Menurut Syaiful Sagala 2009: 259, peran pengontol yang
dimiliki oleh komite sekolah ditunjukkan dengan melakukan aktivitas: 1 mengontrol kesesuaian proses kegiatan belajar
mengajar dengan standar yang dipersyaratkan; 2 mengontrol kondisi kesehatan, gizi, dan bakat para peserta didik; 3 memantau
pelaksanaan Rencanan Kegiatan Sekolah RKS dan Rencana Kegiatan Tahunan RKT; 4 ikut dalam penyusunan RKS dan
RKT; 5 ikut memantau penggunaan anggaran yang bersumber dari BOS; 6 ikut serta dalam rapat pembagian rapor; 7
mengontrol kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya;
28 dan 8 mengontrol pelaksanaan pembinaan bakat minat para
siswa. Berbagai proses pengawasan yang dilakukan oleh komite
sekolah bertujuan untuk menciptakan manajemen sekolah modern yang sehat dengan membudayakan demokratis, transparansi, dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Melalui implementasi sikap demokratis, transparansi,
dan akuntabilitas yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat lebih mengoptimalkan peran serta seluruh pihak yang ada di
lingkungan sekolah dalam pelaksanaan pendidikan yang bermutu. Komite sekolah diharapkan untuk menyampaikan hasil kajian
pelaksanaan program sekolah kepada stakeholder secara periodik dan
menyampaikan laporan
pertanggungjawaban batuan
masyarakat baik berupa materi, maupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.
d. Peran sebagai Mediator
Pendidikan yang diterima oleh anak tidak cukup hanya diberikan di sekolah, melainkan perlu juga diberikan di keluarga,
dan masyarakat. Mengingat pentingnya pendidikan bagi seorang anak diperlukan kerja sama yang sinergis antara keluarga, sekolah
dan masyarakat dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan. Untuk dapat menciptakan kerjasama yang sinergis antara ketiga
pihak tersebut diperlukan penghubung yang dapat memfasilitasi
29 ketiga pihak. Salah satu peran yang dimiliki oleh komite sekolah di
satuan pendidikan adalah sebagai mediator antara sekolah dengan masyarakat.
Apabila ada kerjasama yang baik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat diharapkan dapat tercipta beberapa program
inovatif yang dapat diterapkan dalam kegiatan pendidikan. Syaiful Sagala 2009: 260 menyatakan sebagai penghubung, komite
sekolah berperan sebagai: 1 penghubung dengan instansi pemerintahan; 2 penghubung dengan orang tua siswa yang
mampu untuk menjadi donatur; 3 mencari informasi untuk mengembangkan sekolah; dan 4 memberi laporan kepada
masyarakat tentang penggunaan keuangan dan pelaksanaan program. Melalui fungsi yang dimiliki oleh komite tersebut,
diharapkan mampu untuk meningkatkan transparansi dalam pelaksanaan pendidikan.
5. Kemitraan Sekolah dengan Stakeholder