Fungsi Pemberian Izin Tinjauan tentang Perizinan

e. Tujuan Pemberian Izin

Tujuan dan fungsi perizinan adalah untuk pengendalian aktivitas pemerintah dalam hal-hal tertentu, dimana isi ketentuan yang berisi pedoman-pedoman yang harus dilaksanakan oleh yang berkepentingan atau oleh pejabat yang berwenang. Selain itu tujuan dari perizinan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: 1 Sisi Pemerintah Pemberian izin dari sisi pemerintah bertujuan untuk mengetahui apakah ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan atau tidak, sekaligus digunakan untuk mengatur ketertiban. Selain itu bertujuan juga sebagai sumber pendapatan daerah, dimana dengan adanya permintaan permohonan izin maka secara langsung pendapatan pemerintah akan bertambah. Pemohon harus membayar retribusi terlebih dahulu sebagai syarat dikeluarkannya izin tersebut. 2 Sisi Masyarakat Tujuan pemberian izin bagi masyarakat ialah adanya kepastian hukum dan adanya kepastian hak terkait pengeluaran izin tersebut Sutedi, 2011: 200.

3. Tinjauan Tentang Pembangunan Hotel

Pengertian Bangunan Gedung Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2002 bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Berdasarkan undang-undang tersebut menyatakan bahwa untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya, harus menjamin keandalan bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan http:dcktr.surabaya.go.idcktrwebdasarhukumimbUU_no_28_th_20 02.pdf diakses pada 17 September 2015. Sedangkan Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapanperistirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya. Jika dikaitkan dengan pembangunan hotel maka pegertiannya ialah wujud nyata dari hasil penyatuan konstruksi dengan tempat kedudukan yang digunakan sebagai tempat tinggal atau hunian sementara bagi seseorang ataupun kelompok masyarakat yang sedang melakukan kegiatan di suatu tempat yang berada jauh dari tempat tinggalnya. Konsep pembangunan hotel seharusnya desain fisik bangunan berorientasi pada kultur budaya. Dimana pembangunan harus menyesuaikan dengan karakter kebudayaan disekitarnya. Desain atau konsep pemmbangunan diletakkan atau disesuaikan dengan karakter lokal. Karakter fisik bangunan biasanya memuat nilai-nilai kepercayaan yang diyakini masyarakat lokal dan konsep yang tidak menggangu kenyamanan kehidupan masyarakat tersebut. Memperhatikan konsep, tata letak dan tenaga kerja perlu ditelaah secara tepat dan hati-hati, penentuan tempat tidak boleh secara gegabah dilaksanakan Nugroho, 2011: 143. Pendekatan lingkungan dalam pembangunan sarana fisik perlu diperhatikan, guna meminimalisir dampak lingkungan. Hasil dari pembangunan sebaiknya mencipkatan kesan yang baik kepada para pengunjung dalam hal ini ialah wisatawan. Kreativitas desain dan konsep bangunan sebaiknya mengangkat kondisi lokal kebudayaan seperti bentuk bangunan, warna cat pada bangunan, dan desain interiornya.

4. Tinjauan tentang Kota Yogyakarta

Asal Usul Kota Yogyakarta Yogyakarta adalah salah satu kota besar di Pulau Jawa yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sekaligus tempat pendudukan bagi Sultan Yogyakarta dan Adipati Pakualam. Nama Yogyakarta diambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau Ayodhya yang berarti kedamaian dan Karta yang berarti baik. Ayodhya merupakan kota yang bersejarah di India dimana wiracarita Ramayana terjadi. Tapak keraton Yogyakarta sendiri menurut babad misalnya Babad Giyanti dan leluri riwayat oral telah berupa sebuah dalem yang bernama Dalem Gerjiwati lalu dinamakan