Tinjauan tentang Kota Yogyakarta

Selain terkenal dengan kota gudeng dan kota pelajarnya, Yogyakarta juga terkenal dan kota Seni dan Budaya. Julukan ini memang tidak berlebihan di berikan untuk kota Yogyakarta. Banyak seniman-seniman besar yang menghasilkan karya-karya besar yang berasal dari Yogyakarta minimal pernah sekolah dan kuliah di Yogyakarta. Seniman dan budayawan yang sudah tidak asing sebut saja Bagong Kusdiarjo, Amri Yahya, Andang suprihadi, Angger sukisno dll. Mereka berasal dari kota Yogyakarta. Selain bertabur seniman, Yogyakarta sering sekali mengadakan festival-festival tentang budaya. Juga banyak sanggar-sanggar budaya yang tersebar di seluruh Yogyakarta yang semakin menguatkan kalo Yogyakarta sebagai kota seniman dan budaya. Julukan ini bukan hanya sebagai anugrah tapi juga beban bagi para penduduknya. Bagaimana tidak walaupun tidak di haruskan tapi warga Yogyakarta dengan julukan ini mau tidak mau harus bisa sesuatu atau tahu sesuatu tentang seni dan budaya. Akan tetapi julukan ini ikut menaikan rating Yogyakarta sebagai tempat yang wajib di kunjungi oleh wisatawan lokal ataupun mancanegara. Oleh karena itu sudah selayaknyalah sebagai warga Yogyakarta kita harus betul-betul membuktikan dan mempertahan Yogyakarta tetap sebagai kota seni dan budaya. Dengan menunjukan sikap dan kepribadian kita yang betul- betul berbudaya. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hamid Darmadi 2011: 145 menguraikan bahwa pada penelitian deskriptif ditujukan untuk menggambarkan fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat dan sistematis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sumber data dalam penelitian ini adalah tampilan yang berupa tulisan atau lisan dalam bentuk wawancara yang dicermati oleh peneliti. Berdasarkan hal tersebut penelitian deskriptif kualitatif ini dipilih untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan perizinan pembangunan hotel di Kota Yogyakarta.

B. Penentuan Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik purposive untuk menentukan subjeknya. Teknik purposive digunakan saat sampel yang dituju untuk diteliti telah ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2013: 85. Pertimbangan tertentu yang dimaksud ialah pertimbangan-pertimbangan bahwa narasumber tersebut merupakan subjek yang paling tahu dan dapat memberikan informasi tentang proses pelaksanaan kebijakan perizinan pembangunan hotel di Kota Yogyakarta. Berikut ini kriteria yang digunakan peneliti untuk menentukan subjek dalam penelitian: 1. Pejabat Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta 2. Mengetahui lingkup kerja pelayanan perizinan yang diberikan oleh Kantor Dinas Perizinan Yogyakarta. 3. Mengetahui perihal proses pelaksanaan perizinan pembangunan hotel di Kota Yogyakarta. 4. Pihak yang mengajukan permohonan izin terkait pembangunan hotel yang dibagi menjadi 3 kriteria lagi, yakni: a. 2 dua pemohon yang sedang dalam proses pengajuan izin pembangunan hotel b. 1 dua hotel yang sudah keluar IMB nya 5. Warga Masyarakat Kota Yogyakarta yang bertempat tinggal di sekitar wilayah hotel terkait. Berdasarkan kriteria tersebut, maka subjek penelitian dalam penelitian ini, adalah:

1. Kepala Bidang Pelayanan Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

2. 2 dua pemohon izin pembangunan hotel di Kota Yogyakarta 3. 1 satu pihak hotel yang sudah dikeluarkan IMB nya 4. 2 dua warga masyarakat sekitar hotel di Kota Yogyakarta

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Kenari No.56 Yogyakarta 55165. Waktu penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan September minggu keempat sampai dengan bulan November minggu ke dua 2015.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitan ini dilakukan dengan beberapa teknik yang kemudian diperiksa keabsahannya melalui teknik cross check. Teknik yang dimaksudkan ialah sebagai berikut: 1. Wawancara Ridwan 2010: 102 mengemukakan bahwa wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi langsung dari sumbernya. Menurut Esterberg 2002 mendefinisikan interview sebagai berikut: “a metting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”, artinya wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu Sugiyono, 2010: 317. Dalam wawancara, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang memuat garis besar pedoman wawancara tetapi kemudian pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dikembangkan oleh peneliti dengan subyek penelitian guna memperoleh keterangan informasi dari subjek penelitian. Penggunaan teknik wawancara ini dimaksudkan untuk mengungkap proses pelaksanaan kebijakan yang menunjukkan implementasi kebijakan perizinan pembangunan hotel di Kota Yogyakarta.