c. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pengalaman dalam mempelajari kajian mengenai kebijakan publik secara langsung
terutama pada proses dan prosedur perizinan pembangunan hotel di Kota Yogyakarta.
G. Batasan Istilah
Agar tidak menimbulkan adanya multi interpretasi atas judul penelitian ini, maka dibuat batasan istilah sebagai berikut:
1. Implementasi kebijakan
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan implementasi kebijakan adalah tindakan yang dilakukan individu atau kelompok
pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya Winarno, 2007:
146. 2.
Perizinan Menurut Utrecht Sutedi, 2011: 167 perizinan merupakan suatu
persetujuan yang diberikan oleh penguasa berdasarkan peraturan pemerintah atau undang-undang dalam keadaan tertentu. Perizinan juga
salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat mengendalikan yang dimiliki oleh pemerintah terhadap masyarakat atau
lembaga tertentu. 3.
Bangunan Gedung Hotel Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2002 bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal,
kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Jika dikaitkan dengan pembangunan hotel maka
pegertiannya ialah wujud nyata dari hasil penyatuan konstruksi yang digunakan sebagai tempat tinggal atau hunian sementara bagi seseorang
ataupun kelompok masyarakat yang sedang melakukan kegiatan di suatu tempat yang berada jauh dari tempat tinggalnya.
1
BAB II KAJIAN TEORI
Untuk kepentingan penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Perizinan Pembangunan Hotel di Kota Yogyakarta ini peneliti akan
menggunakan kajian teori yang terdiri dari hal-hal penting sebagai berikut:
A. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Akbar 2015 dengan judul
“Studi Kasus Implementasi Kebijakan Pengendalian Pembangunan Hotel di Kota Yogyakarta”. Hasil penelitian ini ialah terkait pada kebijakan
tersebut, dalam hal ini ada pemangku kepentingan atau stakeholder yang terlibat pada proses kebijakan publik yang dibagi dibagi menjadi dua,
yaitu stakeholder primer yang terdiri dari Sultan dan Pemerintah Kota Yogyakarta dan stakeholder sekunder yang terdiri dari investor dan
masyarakat. Dalam konteks kebijakan pengendalian pembangunan hotel di Kota Yogyakarta dijelaskan bahwa aktor-aktor seperti Sultan,
Pemerintah Kota Yogyakarta, investor dan masyarakat mempunyai kepentingan masing-masing dan mempunyai hubungan dengan aktor
lainnya. Dalam hal ini kepentingan aktor Sultan, Pemerintah Kota Yogyakarta dan investor hampir sama yaitu ingin memaksimalkan
keuntungan dan potensi dari Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Kota Yogyakarta. Sehingga hubungan antara aktor tersebut terjalin
komunikasi dua arah yang saling menguntungkan. Kemudian lain halnya dengan aktor masyarakat yang mana aktor masyarakat mempunyai
kepentingan yang berbeda dengan aktor lainnya, masyarakat hanya ingin Kota Yogyakarta menjadi kota yang seperti dahulu yang melekat dengan
nilai kebudayaannya. Sehingga hubungan aktor masyarakat dengan aktor lainnya saling berkonflik walaupun konflik dengan aktor Sultan hanyalah
konflik kecil karena kedudukan Sultan yang dihormati oleh masyarakat Kota Yogyakarta.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Dwi Nurmala 2015 dengan judul
Tinjauan Yuridis Atas Pelaksanaan Peraturan Walikota Yogyakarta No 77 Tahun 2013 Tentang Pengendalian Pembangunan Hotel Terhadap Izin
Pendirian Hotel di Kota Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan yang diwujudkan oleh adanya Peraturan Walikota
Nomor 77 Tahun 2013 tentang Pengendalian Hotel perlu mendapat evaluasi lebih lanjut dengan menyesuaikan kebutuhan dari masyarakat
Kota Yogyakarta. Masih banyak aktor di luar maupun di dalam pemerintahan yang memiliki pengaruh atas keluarnya Peraturan Walikota
tersebut.
B. Deskripsi Teori
1. Tinjauan tentang Implementasi Kebijakan
a. Pengertian Implementasi Kebijakan
Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan undang-undang dimana berbagai organisasi, prosedur dan
teknik bekerja sama untuk menjalankan suatu kebijakan dalam rangka mencapai tujuan. Menurut Van Meter dan Van Horn, implementasi
kebijakan sebagai tindakan yang dilakukan individu atau kelompok
pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kepuutusan kebijakan sebelumnya. Tindakan
yang mencakup usaha untuk mengubah keputusan menjadi tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka
melanjutkan usaha uuntuk mencapai perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan kebijakan Winarno, 2007: 146.
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah:
Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement
mengimplementasikan berati to provide the means for carrying out menyediakan sarana untuk melaksanakan
sesuatu; dan to give practical effect to untuk menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu Webster dalam Wahab, 2004:
64.
Menurut Nurdin Usman Usman, 2002: 70 dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan
pendapatnya mengenai implementasi yakni bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implemantasi
bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.
Menurut Hanifah Harsono, 2002: 67 Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kegiatan menjadi tindakan kebijakan
dari politik kedalam administrasi. Pengembangan suatu kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program. Pengertian implementasi
menurut Mazmanian dan Sabatier adalah pelaksanaan keputusan