Bagi Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta Bagi Masyarakat Kota Yogyakarta

menyatu dengan tempat kedudukannya yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Jika dikaitkan dengan pembangunan hotel maka pegertiannya ialah wujud nyata dari hasil penyatuan konstruksi yang digunakan sebagai tempat tinggal atau hunian sementara bagi seseorang ataupun kelompok masyarakat yang sedang melakukan kegiatan di suatu tempat yang berada jauh dari tempat tinggalnya. 1

BAB II KAJIAN TEORI

Untuk kepentingan penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Perizinan Pembangunan Hotel di Kota Yogyakarta ini peneliti akan menggunakan kajian teori yang terdiri dari hal-hal penting sebagai berikut:

A. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Akbar 2015 dengan judul “Studi Kasus Implementasi Kebijakan Pengendalian Pembangunan Hotel di Kota Yogyakarta”. Hasil penelitian ini ialah terkait pada kebijakan tersebut, dalam hal ini ada pemangku kepentingan atau stakeholder yang terlibat pada proses kebijakan publik yang dibagi dibagi menjadi dua, yaitu stakeholder primer yang terdiri dari Sultan dan Pemerintah Kota Yogyakarta dan stakeholder sekunder yang terdiri dari investor dan masyarakat. Dalam konteks kebijakan pengendalian pembangunan hotel di Kota Yogyakarta dijelaskan bahwa aktor-aktor seperti Sultan, Pemerintah Kota Yogyakarta, investor dan masyarakat mempunyai kepentingan masing-masing dan mempunyai hubungan dengan aktor lainnya. Dalam hal ini kepentingan aktor Sultan, Pemerintah Kota Yogyakarta dan investor hampir sama yaitu ingin memaksimalkan keuntungan dan potensi dari Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Kota Yogyakarta. Sehingga hubungan antara aktor tersebut terjalin komunikasi dua arah yang saling menguntungkan. Kemudian lain halnya dengan aktor masyarakat yang mana aktor masyarakat mempunyai