90 semangat kebangsaan. Kebijakan tersebut ditujukan untuk lingkungan,
guru, karyawan, dan siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian.
Sesuai dengan deskripsi hasil penelitian di atas, pembahasan hasil penelitian penanaman karakter semangat kebangsaan di SD Unggulan
Aisyiyah Bantul di jabarkan ke dalam aspek keteladanan, pembelajaran, serta pemberdayaan dan pengembangan sekolah dalam penanaman nilai karakter
semangat kebangsaan.
1. Keteladanan
Setelah dilakuakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dari tanggal 4-23 Februari 2016, diketahui bahwa guru selalu berusaha
untuk memberi teladan perilaku sesuai dengan indikator-indikator nilai karakter semangat kebangsaan. Keteladanan yang diberikan guru kepada
siswa beraneka ragam. Kepala sekolah, guru, dan karyawan memberikan teladan kepada
siswa dalam upacara bendera hari Senin. Keteladan yang di berikan kepala sekolah, guru, dan karyawan berupa ketertiban, kedisiplinan, dan khidmad
dalam mengikuti upacara bendera kepada siswa. Guru memberikan teladan kepada siswa untuk menggunakan
bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dengan siswa yang berasal dari daerah lain. Guru menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi
agar siswa memahami apa yang disampaikan guru.
91 Guru selalu mengunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran.
Guru sesekali menyisipkan bahasa daerah untuk memahamkan siswa
dalam pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Guru, kepala sekolah, dan karyawan memberikan teladan dalam
menyanyikan lagu-lagu wajib nasional dan lagu Indonesia Raya. Pemahaman di lakukan agar siswa tidak hanya sekedar hafal syair lagu,
tetapi juga agar siswa memahami makna syair lagu tersebut. Guru memberikan teladan kepada siswa untuk mengagumi
keragaman bahasa di Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, dari keteladanan tersebut, kurang cukup
untuk menanamkan nilai kepada siswa agar mengagumi keragaman bahasa yang ada di Indonesia sehinga siswa hanya sebatas tahu dan tidak
mengagumi keragaman bahasa di Indonesia. Guru kurang memberi teladan dan pengetahuan siswa dalam
menanamkan kekaguman terhadap berbagai upacara adat di nusantara. Hal ini di tunjukkan dengan hasil wawancara kepada siswa.
Guru memberikan teladan dan dorongan kepada siswa untuk membaca buku-buku mengenai susku bangsa dan etnis yang berjuang
bersama dalam mempertahankan kemerdekaan. Guru memberi teladan dan dorogan
berupa cerita
dan tugas
literasi untuk
membaca buku
kepahlawanan dan perjuangan. Guru memberi teladan kepada siswa untuk tidak membeda-bedakan
teman yang berasal dari suku lain juga tidak membeda-bedakan hak dan
92 kewajiban siswa. Teladan diberikan dengan tidak membeda-bedakan siswa
yang berasal dari suku lain dan dengan memberikan tugas secara berkelompok.
Guru memberikan teladan kepada siswa untuk menyadari akan perjuangan mempertahankan Indonesia dilakukan oleh berbagai suku dan
etnis. Keteladanan tersebut dilakukan melalui kunjungan studi, bercerita, dan melalui materi pelajaran IPS dan PKn.
Dari uraian kesimpulan-kesimpulan deskripsi hasil penelitian di atas, menunjukkan adanya upaya guru dalam memberikan keteladanan
dalam menanamkan nilai karakter semangat kebangsaan sesuai dengan indikator
nilai karakter
semangat kebangsaan
dari Kemendiknas.
Kemendiknas 2010:36 memisahkan indikator nilai kelas rendah dengan kelas tinggi, namun peneliti menggabungkan indikator nilai karakter
semangat kebangsaan menjadi satu tanpa memisah jenjang kelas yaitu 1 turut serta dalam upacara bendera, 2 menggunakan bahasa Indonesia
dalam berbicara dengan teman dari suku lain, 3 menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran di dalam kelas, 4 menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan lagu wajib nasional lainnya, 5 mengagumi banyaknya keragaman bahasa di Indonesia, 6 menyukai berbagai upacara adat di
nusantara, 7 membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis yang berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan 8 bekerja sama
dengan teman dari suku, etnis, budaya lain berdasarkan persamaan hak, 9
93 menyadari bahwa setiap perjuangan mempertahankan kemerdekaan
dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di Indonesia. Akan tetapi, dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa terdapat 7
indikator nilai karakter semangat kebangsaan yang dominan dan 2 indikator nilai karakter semangat kebangsaan yang kurang dominan. Nilai
dominan adalah nilai yang selalu nampak dalam pengamatan sedangkan nilai yang kurang dominan adalah nilai yang kurang nampak atau tidak
nampakdalam pengamatan. Indikator nilai karakter semangat kebangsaan yang dominan yaitu
1 turut serta dalam upacara bendera, 2 menggunakan bahasa Indonesia dalam berbicara dengan teman dari suku
lain, 3 menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran di dalam
kelas, 4 menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional lainnya, 5 membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis yang
berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan 6 bekerja sama dengan teman dari suku, etnis, budaya lain berdasarkan persamaan hak, 7
menyadari bahwa setiap perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di Indonesia.
Sedangkan indikator nilai semangat kebangsaan yang kurang nampak yaitu 1 mengagumi banyaknya keragaman bahasa di Indonesia, 2 menyukai
berbagai upacara adat di nusantara.
94 Indikator nilai karakter semangat kebangsaan yang dominan dan
kurang dominan dalam diri siswa dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Indikator Nilai Karakter Semangat Kebangsaan yang Dominan dan Kurang dominan dalam Keteladan.
Dari hasil penggambaran diatas, diketahui bahwa kedua indikator nilai yang kurang dominan merupakan indikator nilai yang mengandung
identitas keragaman kebudayaan bangsa. Indikator nilai ini sangat relevan dengan makna sila ke tiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hamengkubuwono X 2008:63 menyatakan bahwa geografi Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar memiliki
Indikator nilai karakter semangat kebangsaan
Indikator nilai yang dominan
1.
Turut serta dalam upacara bendera.
2.
Menggunakan bahasa Indonesia dalam berbicara dengan teman dari
suku lain.
3.
Menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran di dalam kelas.
4.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional lainnya.
5.
Membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis yang
berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan .
6.
Bekerja sama dengan teman dari suku, etnis, budaya lain berdasarkan
persamaan hak.
7.
Menyadari bahwa setiap perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada
di Indonesia. Indikator nilai yang
kurang dominan 1.
Mengagumi banyaknya
keragaman bahasa di Indonesia.
2. Menyukai
berbagai upacara
adat di nusantara.
95 keunikan budaya tersendiri sehingga konsep geopolitik yang dikenal
sebagai wawasan nusantara bertujuan menjamin kesatuan wilayah beserta segala isi dan aspek kehidupan nasionalnya.
Guru SD Unggulan Aisyiyah sudah berupaya untuk menanamkan indikator nilai yang kurang dominan tersebut dengan selalu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, mengenalkan kebudayaan melalui pelajaran dan ekstra, serta memberi pemahaman mengenai kebesaran
bangsa Indonesia. Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam diri siswa belum tertanam dengan kuat kedua nilai yang kurang dominan
tersebut. Sehingga, guru perlu untuk memperbaiki cara penanaman
indikator nilai yang kurang dominan tersebut. Guru bisa melibatkan demensi rasa dan emosi terhadap siswa
dalam menanamkan indikator nilai yang kurang dominan tersebut. Jadi tidak hanya sekadar pengetahuan kognitif siswa yang dibangun tetapi juga
melibatkan domain afektif siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamengkubuwono X 2008:85 yang menyatakan bahwa nasionalisme
selalu melibatkan dimensi emosi atau rasa, seperti sepenanggungan, seperantauan, senasib, yang dibangun untuk menumbuhkan perasaan
“bersatu” dalam sebuah konsep kebangsaan. Guru memberi teladan kepada siswa dalam kegiatan rutin. Bentuk
keteladanan guru dalam kegiatan rutin yaitu menyanyikan lagu wajib nasional setiap upacara bendera, dan setiap pagi sebelum pembelajaran,
menerapkan keidiplinan, serta pembiasaan-pembiasaan sikap baik. Hal ini
96 sesuai dengan pendapat Novan A Wiyani2013:104 yang mendefinisikan
kegiatan rutin sebagai kegiatan yang dilalukan terus menerus dan konsisten.
Guru memberi teladan kepada siswa dalam kegiatan insidental atau spontan. Bentuk keteladan guru dalam kegiatan spontan berupa memberi
pengertian dan peringatan secara lisan, diberi conth real, dan di berikan contoh-contoh tokoh panutan. Seperti ketika siswa kelas IV bermain
bendera merah putih kemudian seorang guru menegur siswa untuk mengembalikan bendera ketempat semula dan guru memberi pemahaman
untuk menghargai bendera kebangsaan. Hal ini sesuai dengan definisi kegiatan spontan yang diungkapkan oleh Novan A Wiyani2013:104
bahwa kegiatan spontan sebagai kegiatan yang dilakukan saat itu juga tanpa direncanakan sebelumnya.
Guru memberi teladan kepada siswa dalam kegiatan berkala. Guru memberi
teladan siswa
dalam kegiatan
berkala adalah
dengan mendampingi siswa dalam setiap kegiatan outbond, kunjungan studi
ketempat bersejarah, dan kemah bakti yang di selenggarakan secara berkala.
Hal ini
sesuai dengan
Kemendiknas2010:14 yang
mendefinisikan kegiatan berkala merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik, peserta didik, dan tenaga kependidikan secara berkala.
Keteladanan menjadi salah satu aspek penting dalam keberhasilan penanaman karakter. Guru sebagai figur panutan siswa merupakan sosok
yang harus menjadi teladan, contoh yang baik bagai siswa. Siswa akan
97 lebih mudah berperilaku seperti apa yang di lakukan guru. Memberi
contoh perilaku yang menjadi indikator penanaman karakter semangat kebangsaan
lebih efektif
untuk menanamkan
karakter semangat
kebangsaan kepada siswa. Bahkan siswa cenderung mematuhi perintah guru dibanding dengan perintah orang tuanya. Hal ini sesuai dengan
semboyan Ki Hajar Dewantaradalam Siswoyo dkk, 2011:180 yaitu “ing ngarso sung tuladha” yaitu pendidik di depan memberi contoh, contoh
yaitu teladan.
2. Pembelajaran