18
dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera.
c. Penyaring
Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif untuk
menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia agar menjadi bangsa yang bermartabat.
Jadi, fungsi pendidikan pendidikan karakter sesuai dengan fungsi pendidikan
nasional yaitu
mengembangkan, membentuk
watak, serta
mencerdaskan peserta didik. Pendidikan karakter berfungsi mengembangkan peserta didik yaitu memberi kesempatan peserta didik untuk dapat berpikir,
berhati, dan berperilaku sesuai dengan falsafah Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi membentuk watak membentuk membantu peserta didik untuk
menginternalisasi berbagai nilai kebajikan agar manusia berperilaku sesuai dengan nilai falsafah Pancasila di lingkungan pendidikan formal, non formal,
dan informal. Pendidikan karakter berfungsi mencerdaskan peserta didik yaitu menjadikan peserta didik mempunyai pengetahuan, memahami, mempunyai
perasaan, dan tingkah laku sesuai dengan nilai falsafah Pancasila sehingga dapat menyaring dan memilah nilai-nilai yang positif untuk menjadi karakter
warga negara Indonesia.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Dalam Buku Induk Pendidikan Karakter yang disusun Kemendiknas 2010:5, pendidikan karakter dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
19
pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Panduan Penerapan
Karakter Bangsa
yang di
keluarkan oleh
Kemendiknas 2010:7 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah sebagai berikut:
a. mengembangkan
potensi kalbunuraniafektif
peserta didik
sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa; b.
mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius; c.
menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;
d. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan e.
mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan dignity. Dalam setting sekolah, menurut Novan Wiyani 2013:70 pendidikan
karakter memiliki tujuan sebagai berikut:
20
a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap
penting dan perlu sehingga menjadi kepribadiankepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-
nilai yang dikembangkan oleh sekolah; c.
Mengembangkan koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan taggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak,
baik pada
saat bersekolah
atau ketika
sudah lulus.
Penguatan dan
pengembangan memilii makna bahwa pendidikan dalam setting sekolah bukan merupakan dogmatisasi nilai, tetapi sebuah proses yang membawa peserta
didik agar merefleksi dan memahami pentingnya mewujudkan nilai-nilai dalam perilaku keseharian. Penguatan juga mengarahkan proses pendidikan pada
proses pembiasaan baik dalam setting sekolah maupun kelas. Lulusan sekolah memiliki sejumlah perilaku yang khas sebagaimana nilai yang dijadikan
rujukan sekolah tersebut. Asumsi yang terkandung dalam tujuan pertama adalah penguasaan akademik diposisikan sebagai media atau sarana untuk
mencapai tujuan penguatan dan pengemnana karakter. Dengan kata lain, sebagai tujuan perantara untuk terwujudnya suatu karakter.
Tujuan kedua pendidikan karakter di sekolah adalah mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang
di kembangkan sekolah. Tujuan ini memiliki makna bahwa tujuan pendidikan
21
karakter memilii sasaran untuk meluruskan berbagai perilaku negatif anak menjadi positif. Proses pelurusan yang dimaknai sebagai pengoreksian
perilaku, dipahami sebagai proses pedagogis bukan suatu pemaksaan atau pengkondisian yang tidak mendidik. Proses pedagogi dalam pengkoreksian
perilaku negatif diarahkan pada pola pikir anak. kemudian dibarengi dengan keteladanan lingkungan sekolah dan rumah kemudian proses pembiasaan
berdasarkan tingkat dan jenjang sekolahnya. Tujuan ketiga dalam pendidikan karakter setting sekolah adalah
membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dengan memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Tujuan ini
bermakna bahwa karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses pendidikan dikeluarga. Penguatan perilaku merupakan suatu hal yang holistik,
bukan hanya satu rentang waktu tertentu pada masa usia anak. Jamal Asmani 2013:45 mengemukakan bahwa pendidikan karakter
bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian penanaman karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuia dengan standar kompetensi lulusan. Pendidikan karakter pada tingkatan institusi, mengarah
pada pembentukan
budaya sekolah,
yaitu nilai-nilai
yang melandasi
perilaku,tradisi, kebiasaan, keseharian, dan simbil-simbol yang dipraktikan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar. Tujuan mulia pendidikan
karakter ini akan berdampak langsung pada prestasi anak didik.
22
Sesuai dengan uraian di atas, dapat di katakan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan
karakter bertujuan untuk memfasilitasi, mengembangkan, mengkoreksi, serta menguatkan watak peserta didik agar sesuai dengan standar kompetensi
kelulusan yang bermuara pada falsafah Pancasila.
4. Pilar-pilar Penanaman Karakter