LAPORAN IPA KEGIATAN 1

(1)

KEGIATAN 1

Mengklasifikasikan Monokotil dan Dikotil

I. Tujuan

Mahasiswa dapat mengidentifikasi monokotil dan dikotil

II.Landasan Teori

Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani,sperma = biji phyton = tumbuhan) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyer bukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.

Tumbuhan berbiji diklasifikasikan menjadi dua yaitu Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Menurut Moekti Ariwibowo (2009: 94) Angiospermae merupakan tumbuhan berbiji tertutup yang memiliki bunga. Ciri-cirinya adalah :

- Memiliki bunga sejati. K i n g d o m P l a n t a e T u m b u h a n l u m u t T u m b u h a n p a k u T u m b u h a n b e r b i j i B e r b i j i t e r b u k a B e r b i j i t e r t u t u p M o n o k o t i l D i k o t i l


(2)

- Bentuk daun pipih dan lebar dengan tulang daun yang bervariasi.

- Biji tidak tampak karena terbungkus dalam suatu badan, sehingga disebut tumbuhan biji tertutup.

- Mengalami pembuahan ganda, yaitu pembuahan pada tumbuhan. Serbuk sari membuahi dua jenis ovum atau sel telur dalam satu bunga. Angiospermae kemudian diklasifikasikan lagi yaitu Dicotyledoneae (tumbuhan berkeping biji dua) dan Monocotyledoneae (tumbuhan berkeping biji tunggal).

A. Tumbuhan Monokotil

Secara sederhana, menurut Augustin Pyramus de Candolle dalam sistem de Candolle, monokotil diartikan sebagai tumbuhan yang bagian bijinya tunggal atau mono atau tak berkeping. Adapun karakter yang paling kuat dari tanaman berkeping tunggal ini antara lain daun lembaga, akar yang berbentuk serabut, daun yang berselang seling, bagian tulang daunnya sejajar dan cenderung berbentuk layaknya pita serta masih banyak lagi lainnya. Pengelompokannya secara lengkap bisa dilihat sebagai berikut:

1. Monocotyledoneae menurut sistem de Candolle dan sistem Engler.

2. Monocotyledones menurut sistem Bentham & Hooker dan sistem Wettstein.

3. Kelas Liliopsida menurut sistem Takhtajan dan sistem Cronquist.

4. Anak kelas Liliidae menurut sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992).

5. Klad monocots dalam menurut APG dan sistem APG II.

Ciri-ciri pada tumbuhan monokotil berdasarkan ciri fisik dimilikinya adalah :

 Bentuk Akar Memiliki sistem akar serabut


(3)

 Kaliptrogen atau tudung akar Ada tudung akar atau kaliptra

 Jumlah keping biji atau kotiledon satu buah keping biji saja

 Kandungan akar dan batang tidak terdapat kambium

 Jumlah kelopak bunga umumnya adalah kelipatan tiga (menurut Robert F.

Thorne dalam sistem Thorne (1992).

 Pelindung akar dan batang lembaga

 Pertumbuhan akar dan batang tidak tumbuh berkembang menjadi membesar.

Contoh tumbuhan monokotil : 1. Suku anggrek-anggrekan

Beranggotakan berbagai jenis bunga anggrek (menurut Arthur John Cronquist dan Armen Takhtajan berdasarkan sistem Takhtajan dan sistem Cronquist).

2. Suku padi-padian

Contoh: padi, gandum, jagung, jewawut, serta sorgum. Bambu, tebu, alang-alang, serai dan rumput gajah.

3. Suku pinang-pinangan

Contoh: kolang-kaling, salak, kelapa, dan berbagai macam palem. 4. Suku bawang-bawangan

Contoh: lidah buaya, lidah mertua, bawnag merah, bawang putih, dan bunga tulip.

5. Suku pisang-pisangan

Contoh: Berbagai jenis pisang, pisang hias, pisang kipas

B. Tumbuhan Dikotil

Dikotil adalah tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping dua. Tumbuhan dikotil mempunyai sepasang daun lembaga yang kita kenal dengan kotiledon. Daun lembaga terbentuk sudah sejak tahapan biji dengan demikian sebagian besar anggotanya memiliki bebijian yang mudah sekali terbelah menjadi dua bagian (menurut Arthur John Cronquist dalam sistem


(4)

Cronquist). Inilah yang menjadi pembeda utama antara tumbuhan dikotil dengan monokotil. Adapun ciri-ciri khusus tumbuhan dikotil sebagai berikut:

1. Akarnya tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari akar sekunder.

2. Bentuk atau pola tulang daun (sumsum) cenderung menjari atau menyirip.

3. Bagian tudung akarnya atau kaliptrogen tidak dilengkapi dengan tudung akar.

4. Adapun jumlah kotiledonnya dua.

5. Akar berkambium untuk menyimpan cadangan makanan.

6. Jumlah kelopak bunga merupakan kelipatan dari empat terkadang juga lima.

7. Pelindung akar maupun batang lembaga tidak ada

Contoh Tumbuhan Dikotil 1. Suku jarak-jarakan.

Contoh: Singkong, karet, dan jarak

2. Suku polong-polongan

Contoh: kacang tanah, kedelai, buncis

3. Suku kapas-kapasan

Contoh: kembang sepatu, bunga kenop, bunga okra, bunga rosella

4. Suku terung-terungan

Contoh: cabai, tembakau, kentang, tomat.

5. Suku jambu-jambuan

Contoh: jambu air, jambu biji, jambu batu, cengkeh


(5)

Perbedaan Dikotil dan Monokotil

No Pembeda Monokotil Dikotil

1 Akar Serabut Tunggang

2 Batang Tak berkambium Tak bercabang Tidak membesar

Berkambium Bercabang Dapat membesar 3 Bentuk daun Sejajar

Melengkung

Menyirip Menjari 4 Keadaan biji

setelah berkecambah

Tetap utuh Terbelah dua

5 Pembuluh xilem dan

floem

Pada batang: tersebar Pada akar: berbentuk melingkar

Pada batang: teratur Pada akar: berbentuk segi 4

6 Tudung akar Ada tudung akar Tidak ada tudung akar 7 Bunga Bagian bunga kelipatan 3 Bagian bunga kelipatan 2, 4, 5


(6)

Perkecambahan III. Alat dan Bahan

1. Pisau

2. Preparat basah (tumbuhan asli).

Misalnya: Ketela pohon, ubi jalar, mangga, jambu biji, cabai, belimbing, rumput gajah, pisang, ketapang, pepaya, jati, rambutan, putri malu, kelapa, laos, bunga sepatu, mahoni, akasia, kedondong, nangka, sengon.


(7)

IV. Langkah Kegiatan

1. Kumpulkan preparat basah (tumbuhan asli) yang Anda bawa dari kelompokmu.

2. Sebutkan ciri-ciri dari tumbuhan tersebut.

3. Kelompokkan tumbuhan tersebut diatas menjadi 2 kelompok monokotil dan dikotil dengan memberi tanda check ( √ ) pada kolom yang tersedia.

V.Hasil Pengamatan

No .

Nama Tumbuhan

Ciri- Ciri Golongan

Akar Batang Daun Monokoti l

Dikotil

1 Ketela pohon Tunggan g

- Menjari √

2 Ubi jalar Tunggan g

- Menjari √

3 Tebu Serabut - Sejajar √ 4 Jambu biji Tunggan

g

+ Menyirip √

5 Cabai Tunggan g

+ Menyirip √

6 Kacang tanah Tunggan g

+ Menyirip √

7 Rumput gajah Serabut - Sejajar √ 8 Pisang Serabut - Sejajar √ 9 Anggrek Serabut - Sejajar √ 10 Salak Serabut - Sejajar √ 11 Jagung Serabut - Sejajar √ 12 Padi Serabut - Sejajar √ 13 Putri malu Tunggan

g

+ Menyirip √

14 Kelapa Serabut - Sejajar √ 15 Palem Serabut - Sejajar √


(8)

g

17 Kedelai Tunggan g

+ Menyirip √

18 Terong Tunggan g

+ Menyirip √

19 Buncis Tunggan g

+ Menyirip √

20 Turi Tunggan g

+ Menyirip √

21 Sengon Tunggan g

+ Menyirip √

Keterangan: + : Berkambium

− : Tidak Berkambium

VI. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, terdapat dua pengklasifikasian tumbuhan yaitu tumbuhan dikotil dan monokotil yang dapat dilihat dari ciri akar, batang, dan daun pada tumbuhan.

Pohon tebu, rumput gajah, pisang, anggrek, salak, jagung, padi, kelapa, dan palem termasuk dalam tumbuhan monokotil. Dilihat dari ciri akarnya yang serabut, batang tidak berkambium, dan daunnya sejajar.

Tebu, rumput gajah, jagung, dan padi termasuk ke dalam suku padi-padian dengan ciri-ciri batang beruas-ruas, bunga tak bermahkota, serta daun berbentuk pita.

Pohon kelapa, palem, dan salak termasuk kedalam suku pinang-pinangan dengan ciri-ciri Batangnya tumbuh tegak ke atas dan jarang bercabang, batangnya beruas-ruas dan tidak memiliki kambium, akarnya tumbuh dari pangkal batang dan berbentuk akar serabut, tangkai daun memiliki pelepah daun yang membungkus batang, bunga tersusun dalam karangan bunga (mayang), buahnya ditutupi lapisan luar yang relatif tebal (biasa disebut sabut), biji buah relatif cair pada saat masih muda dan


(9)

Selanjutnya pohon pisang termasuk suku pisang-pisangan dengan ciri-ciri: Batangnya bercabang semu karena tersusun oleh beberapa pelepah daun yang saling membungkus, bertulangan daun sejajar sehingga mudah sobek, dan, memiliki barisan bunga yang banyak (A. Pratiwi:2006).

Kemudian Anggrek termasuk suku anggrek-anggrekan dengan ciri-ciri: akar serabut (biasanya menempel pada inang), batang beruas-ruas, dan memiliki tulang daun sejajar.

Sedangkan ketela pohon, ubi jalar, pohon jambu biji, cabai, kacang tanah, putri malu, kembang sepatu, kedelai, terong, buncis, turi dan sengon termasuk tumbuhan dikotil. Dilihat dari ciri akarnya yang tunggang, batang berkambium, dan daunnya menyirip maupun menjari.

Ketela pohon dan ubi jalar termasuk ke dalam tumbuhan dikotil, karena mempunyai ciri akar tunggang, batang berkambium dan tulang daun menjari (Arif Priadi dalam Biology 1 for senior High School Year X). Ketela pohon dan ubi jalar termasuk suku jarak-jarakan, karena memiliki ciri-ciri: daun yang pada umumnya bertulang daun menjari dan tumbuhan suku ini mengeluarkan getah berwarna putih susu bila terluka.

Lalu, pohon cabai dan terong termasuk ke dalam suku terung-terungan yang memiliki ciri-ciri: Biasanya berupa semak, perdu atau pohon, bentuk bunga terompet atau bintang, mahkota 5 helai dan saling melekat, benang sari 5 buah, putik 1 buah, dan tulang daun menyirip.

Sedangkan kacang tanah, buncis, dan kedelai termasuk ke dalam suku polong-polongan, karena memiliki ciri-ciri: buahnya berupa polong dan bunga berbentuk seperti kupu-kupu, akar tunggang, dan tulang daun menyirip. Putri malu, sengon, dan turi juga termasuk suku polong-polongan namun dengan bentuk bunga putri malu tersusun majemuk di atas suatu dasar bunga (bongkol) berbentuk bulatan, bunga tampak seperti bola berambut, daun sengon, putri maludan turi menyirip serta majemuk (Moch


(10)

Anshori dan Joko Martono dalam Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X halaman 166).

Jambu biji termasuk suku jambu-jambuan dengan ciri-ciri: berupa perdu (pohon berkayu), mahkota bunga kecil, benang sari banyak, tulang daun menyirip, akar tunggang.

VII. Kesimpulan

Berdasardasakan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri: biji keping satu, berakar serabut, batang tidak berkambium, tidak dapat membesar, dan tidak bercabang, tulang daun sejajar maupun melengkung, dan bunga kelipatan 3.

2. Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri: biji keping kedua, berakar tunggang, batang berkambium, dapat membesar, dan bercabang, tulang daun menjari maupun menjari, dan bunga kelipatan 2, 4, dan 5.

VIII. Daftar Pustaka

Anne Ahira. 2013. Pengertian Tumbuhan Dikotil dan Monokotil. Diunduh dari

http://www.anneahira.com/pengertian-dikotil-dan-monokotil.htm pada tanggal 24 September 2013.

Anshori Moch dan Joko Martono. 2008. Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Hafizul Hamdi. 2012. Ciri-ciri tumbuhan monokotil http://sibarasok.blogspot.com /2012/11/ciri-ciri-tumbuhan-monokotil.html pada tanggal 24 September 2013.


(11)

Iqlimah Dwi. 2012. Contoh Tumbuhan Dikotil dan Monokotil. Diunduh dari

http://iqlimahdwi.blogspot.com/2012/03/contoh-tumbuhan-dikotil-dan-monokotil.html pada 24 Desember 2013.

Jayanti Negara. Ciri-ciri Tumbuhan Monokotil dan Dikotil. Diunhttp://jayantihartini.blogspot.com/2013/03/ciri-ciri-tumbuhan-monokotil-dan-dikotil.html.

Priadi Arif. 2009. Biology 1 for senior High School Year X. Jakarta: Yudhistira. Suryandari Kartika Chrysti. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi 2013.

IX. Dokumentasi Praktikum

Macam-macam daun dan biji tumbuhan sebagai preparat basah penelitian


(12)

Membuka dan Menutup Stomata

I. Tujuan

Mengetahui letak stomata di daun serta cara membuka dan menutupnya stomata

II. Landasan Teori

Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, umumnya berwarna hijau karena mengandung klorofil dan berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis (Sutrian, 2004). Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimia.

A. Pengertian Stomata

Daun bertugas sebagai penghasil makanan bagi tumbuhan. Pada daun terdapat 3 lapisan yaitu epidermis atas, epidermis bawah, mesofil. Pada bagian epidermis bawah daun terdapat stomata. Stomata (tunggal: stoma) adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang mengelilingi pori-pori kecil yang disebut stoma dan yang berisi kloroplas serta mempunyai bentuk maupun fungsi yang berlainan dengan epidermis. Kata stomata berarti mulut di Yunani karena mereka mengijinkan komunikasi antara lingkungan internal dan eksternal tanaman.


(13)

Fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan gas seperti karbon dioksida, uap air dan oksigen untuk bergerak dengan cepat masuk dan keluar dari daun (Hidayat, 1995). Mereka terbentuk pada tahap awal perkembangan ini berbagai organ tanaman dan karena itu mencerminkan kondisi lingkungan di mana mereka tumbuh. Fungsi stomata selanjutnya adalah sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis dan sebagai jalan penguapan (transpirasi). Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.

C. Letak Stomata

Mayoritas dari tumbuhan memiliki letak stomata yang sejajar dengan sel epidermis. Contoh : Adam hawa ( Rhoeo discolor ). Epidermis ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya. Epidermis atas berfungsi untuk mengurangi penguapan air yang terlalu berlebihan pada daun. Epidermis bawah berfungsi untuk mengatur menutup dan membukanya stomata serta mengendalikan pertukaran gas. Beberapa stomata, dapat ditemui pada epidermis atas. Epidermis bawah memiliki banyak stomata.

D. Proses Membuka dan Menutupnya Stomata

Stomata merupakan lubang tempat keluar masuknya air dan udara pada tumbuhan. Keluar masuknya air dan udara ini dilakukan dengan cara osmosis atau difusi dimana ketika proses tersebut berlangsung keadaan sel


(14)

akan berubah sesuai dengan konsentrasi zat yang masuk atau keluar, baik zat pelarut pelarut maupun zat terlarut. Apabila konsentrasi air di luar sel lebih tinggi, maka air akan masuk ke dalam sel hingga keadaan sel menjadi turgid. Begitu pula dengan zat terlarut (misalnya garam) yang konsentrasinya lebih tinggi diluar sel, zat terlarut tersebut akan masuk kedalam sel. Akan tetapi, zat terlarut itu tidak akan membuat sel menjadi turgid atau kencang, namun menjadikan sel lembek atau flacid. Keadaan turgid dan flacidnya sel ini diindikasikan menjadi salah satu penyebab membuka dan menutupnya stomata. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, (Iserep, 1993).

Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya. Sel penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke arah luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang mengakibatkan stomata membuka ( Lakitan, 2007 ). Berikut hal-hal yang menyebabkan stomata membuka maupun menutup:

No Stomata Membuka Stomata Menutup 1. Air masuk kedalam sel Air keluar dari sel

2. Zat terlarut keluar dari sel Zat terlarut masuk ke dalam sel

3. Intensitas cahaya tinggi Intensitas cahaya rendah

4. Suhu tinggi Suhu rendah

5. Kelembaban udaa rendah Kelembaban udara tinggi

6. Ion kaliun terakumulasi kedalam sel Ion kalium keluar sel


(15)

sangat berperan merangsang masuknya ion kalium ke sel penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan kembali keluar sel penjaga.

Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba.

Mekanisme membuka dan menutupnya stomata

Terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat terlaksana (Salisbury dan Ross, 1995). Oleh karena itulah di lakukan pengujian terhadap daun Rhoeo discolor.

III. Alat dan Bahan

1. Mikroskop 2. Kaca lensa 3. Pipet tetes 4. Kaca penutup 5. Pinset


(16)

7. Daun Rhoeo discolor 8. Air

9. Garam

IV. Langkah Kerja

Mengetahui letak stomata

1. Ambil daun Rhoeo discolor, robeklah bagian permukaan bawah dan atas sehingga mendapatkan bagian yang tipis. Tandailah mana permukaan atas dan mana permukaan bawah.

2. Kedua bagian tipis tersebut diletakkan pada kaca benda dan ditetesi dengan air kemudian tutup dengan kaca penutup.

3. Letakkan di bawah mikroskop. Amati dengan perbesaran lemah. Kemudian ganti dengan perbesaran kuat.


(17)

4. Gambarlah pengamatanmu (permukaan atas adalah epidermis atas dan permukaan bawah adalah epidermis bawah.

Setelah stomata yang kamu temukan digambar, maka dilanjutkan dengan kegiatan berikut:

a. Dengan menggunakan pipet, teteskan air garam pada tepi kaca penutup.

b. Kemudian dengan kertas tisu isaplah air garam pada sisi yang berlawanan dengan air garam.

c. Amati dan tentukan mana sel penutup maupun stomata. Perhatikan apa yang terjadipada stomata dan sel penutup tersebut setelah bersentuhan dengan air garam dan gambarlah hasil pengamatanmu.

V. Hasil Pengamatan

Stomata pada daun Rhoeo Discolor sebelum ditetesi dengan air garam stomatanya akan membuka. Dan Stomata pada daun Rhoeo Discolor yang ditetesi dengan air garam stomatanya akan menutup.

a. Sebelum ditetesi garam


(18)

b. Setelah ditetesi garam

VI. P

e m b a h asan

Berdasarkan hasil percobaan di atas, terlihat bahwa stomata pada epidermis bawah lebih banyak dari pada epidermis atas. Sebelum ditetesi air garam stomata terbuka dan sel penutup mengembang. Tetapi setelah bersentuhan dengan air garam stomata menutup dan sel penutup mengempis.

Hali ini disebabkan karena adanya perubahan tekanan turgor yang terjadi pada sel epidermis.Menurut Goldsworthy dan Fitter (1992), perubahan dalam ukuran pori-pori stomata disebabkan oleh perubahan dalam keseimbangan tugor antara sel-sel penutup dan sel-sel epidermis yang berdekatan.Suatu kenaikan turgor dalam sel penutup atau suatu penurunan tugor dalam sel epidermis menghasilkan pembukaan stomata melalui gerakan-gerakan menjauhi dinding-dinding antiklinal sel penutup.

Stomata akan membuka jika tekanan tugor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan tugor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga.Proses masuknya air tersebut berasal dari tekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.Tinggi rendahnya potensial air ini bergantung pada jumlah bahan yang terlarut didalam cairan sel,semakin banyak jumlah bahan yang terlarut maka potensial osmotik akan semakin rendah.Semain rendah potensial osmotik sel maka semakin rendah pula turgiditas sel,jika sel bersifat kendor stomata akan menutup (Lakitan,2004).


(19)

Membuka dan menutupnya stomata penting bagi proses asimilasi CO2 dan juga keseimbangan air dalam tanaman. Membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata menutup. Mekanisme mebuka dan menutupnya stomata berdasarkan suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup (Salisbury dan Ross, 1995)

Jadi, mengenai tekanan turgor yang berpengaruh pada peristiwa membuka dan menutupnya stomata maka pengamat dapat menjelaskan bahwa pada saat daun Rhoe discolor ditetesi dengan larutan garam maka jumlah zat terlarut dalam sel jauh lebih banyak dari sebelumnya sehingga menyebabkan stomata menjadi menutup.

VII. Kesimpulan

1. Jumlah stomata pada epidermis bawah lebih banyak dari pada epidermis atas.

2. Sebelum ditetesi larutan garam, stomata membuka. Setelah ditetesi larutan garam, stomatanya lalu menutup.

VIII. Daftar Pustaka

Awal Barri. 2009. Membuka dan Menutupnya Stomata. Diunduh dari

http://awalbarri.wordpress.com/2009/02/26/membuka-%E2%80%93-menutupnya-stomata/ pada tanggal 24 Desember 2013.

Puri Maulana. 212. Letak dan Struktur Stomata pada Tumbuhan. Diunduh dari http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/struktur-dan-fungsi-stomata-mulut-daun-tumbuhan.html pada tanggal 24 Desember 2013.

Setiono. 2010. Mekanisme Membuka dan Menutupnya Stomata. Diunduh dari http://setiono774.blogspot.com/2010/11/mekanisme-membuka-dan-menutup-stomata.html pada tanggal 24 Desember 2013.


(20)

Suryandari Kartika Chrysti. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi 2013.

Tanri Alim. 2013. Pengertian Stomata. Diunduh dari http://www.biologi-sel.com/2013/02/stomata-pengertian-fungsi-dan-struktur.html pada tanggal 24 Desember 2013.

Zairif. 2012. Terkanan Turgor. Diunduh dari

http://zairifblog.blogspot.com/2012/05/mekanisme-membuka-dan-menutupnya.html pada tanggal 24 Desember 2013.

IX. Dokumentasi Praktikum

Daun Rhoeo discolor alat dan bahan praktikum

Menyayat bagian bawah dan atas Meletakkan pada kaca benda daun Rhoeo discolor

Epidermis atas daun Epidermis atas daun sebelum diberi NaCl sebelum diberi NaCl

Epidermis atas daun Epidermis atas daun setelah diberi NaCl setelah diberi NaCl

X. Pertanyaan

1. Apakah ada perubahan bentuk antara sel penutup, stomata dan sel epidermis lainnya?

2. Jelaskan perubahan yang terjadi pada sel penutup dan stomata setelah bersentuhan dengan air garam?


(21)

4. Buatlah kesimpulan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerja stomata?

 Jawaban :

1. Stomata yang berada di epidermis atas daun 2. Stomata banyak ditemukan dibagian bawah daun.

3. Ada perubahan bentuk yang terjadi pada sel penutup,stomata dan sel epidermis

4. Pada stomata dan sel penutup terjadi perubahan setelah bersetuhan dengan air garam yaitu stomata dan sel penutup menjadi menutup.

5. Kemampuan membuka dan menutup diatur oleh sel penjaga. Apabila tanaman mengalami kekurangan air, maka sel penjaga akan menutup stomata untuk mengurangi penguapan. Hal sebaliknya terjadi jika tanaman memiliki kandungan air cukup. Secara garis besar mekanisme kerja stomata bergantung pada tekanan air pada sel penjaga.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis : Karbondioksida(CO2),Cahaya,Suhu,Tekanan turgor, Kelembaban , Angin, Laju fotosintesis.

KEGIATAN 3

Mengamati Morfologi Jamur

I. Tujuan

Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur mikroskopis dan makroskopis.


(22)

A. Pengertian Jamur

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi (Gandjar, 1999). B. Struktur jamur

Tubuh jamur disusun oleh sel tunggal (uniselular) atau banyak sel (multiselular). Jamur adalah organisme eukariota, taitu organisme yang nukleusnya dikelilingi oleh membran. Tubuh jamur multiselular disusun oleh hifa, yaitu benang-benang halus (filamen) yang mengandung membran sel dan sitoplasma. Biasanya hifa dilapisi oleh dinding sel dari kitin (Arif Priadi dalam buku Biology 1 for senior High School Year X, 2009).

Kumpulan hifa disebut miselium yang berbentuk spserti benang kusut. Ada 2 macam miselium, yaitu miselium vegetatif dan miselium fertil.

1. Miselium vegetatif adalah miselium yang berfungsi menyerap nutrisi dari lingkungan.

2. Miselium fertil adalah miselium yang berfungsi dalam reproduksi. Pada kebanyakan jamur, sel-sel penyusun hifa dipisahkan oleh sekat yang disebut septa yang membentuk kompartemen atau sel. Septa dapat berlubang atau berpori. Sehingga sitoplasma akan mengalir dari satu ruangan sel ke ruangan sel yang lain. Jamur yang memiliki hifa bersekat disebut hifa septat sedangkan yang tidak bersepta disebut asepta (hifa senositik). Sebagian besarjamur, kecuali khamir yang uniselular, bersifat sebositik atau dalam sitoplasmanya mengandung banyak nukleus (multinukleus).

C. Cara Hidup jamur


(23)

seperti yang hewan lakukan, serta jamur tidak dapat membuat makanannya sendiri seperti tumbuhan. Jamur mendapatkan makanan dari penyerapan nutrisi lingkungan sekitarnya (Dwidjoseputro, 1978).

Untuk memenuhi kebutuhan makanan, jamur hidup sebagai saprofit, parasit atau melakukan simbiosis dengan tumbuhan, hewan dan protista. Salah satu bentuk simbiosis antara jamur dan organisme lain adalah lichen (lumut kerak).

Jamur yang termasuk organisme saprofit memperoleh makanan dari organisme mati. Adapun jamur parasit memperoleh makanan dengan cara menyerap sari-sari makanan dari organisme hidup lain. Beberapa jamur parasit membentuk struktur hifa khusus yang dinamakan haustoria. Haustoria menembus sel organisme inang dan menyerap sarisari makanan yang dihasilkan oleh inang

D. Reproduksi Jamur

Kebanyakan jamur bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi seksual umumnya lebih penting karena individu yang dihasilkan lebih banyak. Reproduksi seksual melibatkan penyatuan gamet jantan dan betina (melalui isogami, anisogami, dan oogami) dan pembentukan spora seksual. Ada beberapa jenis sporaseksual, yaitu askospora, basidiospora, dan zigospora (menurut Zoberi, 1972).

Ada tiga cara utama bagi jamur untuk bereproduksi secara aseksual. Pertama, Fragmentasi, stau bagian jamur akan patah dan individu lainnya akan tumbuh. Kedua, jamur bereproduksi dengan pembentukan tunas sebagai tunas kecil akan terlepas dari sel induk dan tumbuh menjadi individu baru. Ketiga dan yang paling sering dilakukan, jamur bereproduksi dengan pembentukan spora aseksual, misalnya: konidia dan sporangiospora.

E. Klasifikasi Jamur

Secara umum jamur diklasifikasi menjadi dua yaitu jamur mikroskopis dan jamur makroskopis.Jamur mikroskopis adalah jamur yang dapat dilihat dengan bantuan mikroskop ,contoh jamur mikroskopis adalah


(24)

Rhizopus orizae,Mucor mucedo dan Saccaromyces cereviseae , sedangkan jamur makroskopis adalah jamur yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa dengan bantuan mikroskop,contoh jamur mikroskopis adalah jamur kuping,jamur merang,dan jamur gada.Jamur diklasifikasikan lebih rinci menjadi 6 divisi (Arif Pribadi.2004 dalam biologi for senior high school 1) adalah sebagai berikut :

a. Myxomycota (Jamur lendir)

b. Oomycota (Saprolegnia sp.)

c. Zygomycota (Jamur Tempe)

d. Ascomycota (Sacharomyces cerevisae)

e. Basidiomycota (Jamur Kuping)

f. Deuteromycota ( Neurospora Sitophilla )

III. Alat dan Bahan

1. Mikroskop

2. Pisau

3. Roti berjamur

4. Agar berlendir dan berjamur

5. Gelas preparat

6. Air


(25)

IV. Cara Kerja

1. Mengamati di bwah mikroskop jamur pada roti, tempe dan agar dan Menggambarnya.

2. Mengamati bakteri pada agaryang berlendir dengan cara usapkan lendir dengan lidi pada gelas preparat dan melihatnya di bawah mikroskop.

V. Hasil Pengamatan

Jamur Mikroskopis

No Nama Jamur Gambar Keterangan

1. Jamur Tempe


(26)

Jamur Agar

Jamur Makroskopis

No Nama Jamur Gambar Keterangan

1. Jamur Kuping

2. Jamur Kayu

3. Jamur Tiram


(27)

5. Jamur Lepiota

VI. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan mengenai jamur mikroskopis dan jamur makroskopis dapat diketahui bahwa :

1. Jamur Mikroskopis

Dari hasil pengamatan yang termasuk jenis jamur mikroskopis adalah jamur tempe,jamur roti dan jamur pada agar-agar.Ketiga jenis jamur tersebut termasuk kedalam kelas Zygomycota ( bentuk spora berdinding tebal).Ciri –ciri dari kelas jamur zygomycota adalah ( Arif Pribadi.2004 dalam biologi for senior high school 1) :

 Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik ( mempunyi beberapa inti )

 Dindng sel tersusun dari kitin

 Reproduksi seksual dan aseksual

 Hifa berfungsi menyerap makanan yang disebut rhizoit.

Dibawah ini akan dibahas mengenai klasifikasi,ciri-ciri,manfaat serta kerugian dari masing-masing jamur yang telah diamati :

1. Jamur tempe (Rhizopus oryzae) a. Klasifikasi

 Kingdom : Fungi

 Divisio : Zygomycota

 Kelas : Zygomycetes

 Ordo : Mucorales

 Famili : Mucoraceae

 Genus : Rhizopus

 Spesies : Rhizopus oryzae b. Ciri-ciri


(28)

Rhizopus oryzae dapat berkembang biak secara aseksual.Prosesnya dimulai dengan spora yang berkecambah tumbuh menjadi hifa senositik yang bercabang-cabang, lalu pada empat hifa tertentu akan tumbuh sporangium yang disangga oleh sporangiofon. Di dalam sporangium terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar. Kumpulan sporangiofor ditunjang oleh rizoid yang menyerap makanan dan air dari substratnya.Hifa di antara dua kumpulan sporangiofor yang dinamakan stolon .Dinding sporangium yang sangat rapuh luluh ketika spora menjadi matang. Setelah sporangium pecah, spora akan bertebaran dibawa angin. Di tempat yang sesuai, spora tersebut akan berkecambah.

c. Manfaat : Pembuatan tempe

d. Kerugian : Pada saat spora tersebar di cuaca kering panas, mengandung protein alergis dengan 31 alergen yang berbeda, yang dapat menyebabkan gejala hidung pernapasan dan konsentrasi (batuk kronis, dispnea, sesak dada, dahak kronik, mendengus, rhinitis snizzle dan alergi).

2. Jamur Roti (Mucor mucedo)

a. Klasifikasi

 Kingdom : Fungi

 Divisio : Zygomycota

 Kelas : Zygomycetes

 Ordo : Mucorales

 Famili : Mucoraceae

 Genus : Mucor


(29)

b. Ciri-ciri : Mucor mucedo tidak mempunyai hifa dan tubuh buah,jamur dari ordo initerdiri dari miselium yang lebat serta hifa yang memiliki inti banyak,beberapa spesies rizoid yang berguna untuk berpegangan pada substrat, hidup saprofit misalnya pada roti atau kotoran hewan. Jamur ini mempunyai keturunan diploid yang lebih singkat dari Rhizopus pylobolus yang sering ditemukan tumbuh pada kotoran kuda mempunyai sporangium yang dapat menunjukkan gerak fototropi, yaitu gerak tumbuh membengkoknya sporangium ke arah datangnya cahaya.Sebagian besar anggotanya merupakan saproba atau parasit ringan pada tumbuhan.

c. Kerugian : Mucor kadang menyebabkan oportunistik, dan sering cepat menyebar, nekrosis infeksi yang dikenal sebagai zygomycosi.

3. Jamur lendir pada agar-agar

Lendir atau Myxomicota adalah sekelompok protista yang berpenampilan mirip jamur namun berperilaku menyerupai amoeba . Myxomycota berasal dari kata myxo yang artinya lendir, dan mykes yang artinya cendawan

.

Ciri umum myxomycota adalah memiliki fase soma berupa plasmodium. Plasmodium yang mengering membentuk sklerotum .Fase reproduktifnya berupa sporangium yang berisi

miksospora. Dindingsel sporangium disebut peridium Habitat cendawan ini adalah di tempat yang lembap, kayu busuk, daun mati, dan benda organik lainnya. Jamur lendir (slime mold) mempunyai pola pertumbuhan yang khusus. Jamur ini lebih mirip dengan protozoa, tetapi pada satu tahap perkembangannya jamur ini membentuk spora. Dalam skema klasifikasi, jamur lendir dikelompokan ke dalam Myxomycetes. Perkembangan jamur lendir bervariasi sesuai dengan jenisnya. Tahap plasmodium terdiri atas massa protoplasma bernukleus banyak. Pada tahap plasmodium ini jamur dapat bergerak pada substrat seperti amoeba dan melakukan ingesti terhadap bakteri maupun benda kecil. Jika kondisi


(30)

menjadi sel berinti yang berfungsi sebagai spora atau membentuk kantong (sporangium) tanpa tangkai yang berisi banyak spora. Jika kondisi menguntungkan lagi, spora akan memproduksi protoplas berflagela satu kemudian berpasangan, berfusi membentuk zigot yang berflagela dua. Zigot yang berflagela ganda ini kemudian melepaskan kedua flagelanya dan melakukan pembelahan sehingga terbentuk plasmodium.

2. Jamur Makroskopis

Dari hasil pengamatan yang termasuk jenis jamur makroskopis adalah jamur kayu, jamur kuping, jamur tiram,jamur beracun dan jamur lepiota.Ketiga jamur tersebut termasuk kedalam kelas Basidiomycota.Secara umum mempunyai ciri-ciri tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai tubuh buah (stipe), tudung (pileus), volva, dan bilah (lamella). Stipe merupakan suatu massa miselium yang tumbuh tegak. Pileus merupakan bagian yang ditopang oleh stipe.

1. Jamur kayu (Ganoderma applanatum) a. Klasifikasi

 Kingdom : Fungi

 Divisi : Basidiomycetes

 Kelas : Homobasidiomycetes

 Ordo : Hymenomycetales

 Familia : Polyporaceae

 Genus : Ganoderma

 Spesies : Ganoderma applanatum

b. Ciri-ciri : Ganoderma applanatum merupakan kelompok jamur yang termasuk family polyporaceae.memiliki tubuh buah berupa kipas,himenofora merupakan buluh –buluh (pori) yang dilihat dari luar berupa lubang.Lubang sisi dalam lubang – lubang itu dilapisi himenium.Sebagian hidup sebagai saprofit.Tubuh buah berbentuk setengah lingkara,banyak terdapat pada kayu – kayu yang telah lapuk. Ganoderma applanatum termasuk dalam ordo hymenomycetales yang secara umum mempunyai ciri-ciri: Basidium terkumpul merupakan himenium ika himenium sudah masak,kebnyakan


(31)

terletak bebas diatas tubuh buah (gimnokarp) Spora luar biasanya berguna banyak dan secara aktif dilemparkan oleh basidium.

c. Manfaat : Sebagai bahan dasar masakan dan makanan ringan. Kandungan antibiotiknya berguna untuk pencegahan penyakit anemia, menurunkan darah tinggi dan pencegahan penyakit kanker. Eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun.

2. Jamur Kuping

(

Auricularia polytricha

)

a. Klasifikas

 Kingdom : Fungi

 Divisi : Basidiomycota

 Kelas : Agaricomycetes

 Ordo : Auriculariales

 Famili : Auriculariaceae

 Genus : Auricularia

 Spesies : (Auricularia polytricha

b. Ciri- ciri :

Karakteristik dari jamur kuping ini adalah memiliki tubuh buah yang kenyal (mirip gelatin) jika dalam keadaan segar. pada keadaan kering, tubuh buah dari jamur kuping ini akan menjadi keras seperti tulang.Bagian tubuh buah dari jamur kuping berbentuk seperti mangkuk atau kadang dengan cuping seperti kuping, memiliki diameter 2-15 cm, tipis berdaging, dan kenyal.Warna tubuh buah jamur ini pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi adapula yang memiliki warna coklat tua.Jenis jamur kuping yang paling memiliki nilai


(32)

bisnis yang tinggi adalah yang memiliki warna coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil.Jamur kuping merupakan salah satu jamur konsumsi yang umum dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dengan air dalam waktu relatif singkat sehingga jamur ini akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya.Cara reproduksi vegetatif dari jamur kuping adalah dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi miselium. Sedangkan, reproduksi generatif jamur kuping adalah dengan menggunakan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang selanjutnya menghasilkan spora yang disebut basidiospora.

c. Manfaat :

 untuk mengurangi penyakit panas dalam dan rasa sakit pada kulit akibat luka bakar

 Kandungan senyawa yang terdapat dalam lendir jamur kuping juga efektif untuk menghambat pertumbuhan karsinoma dan sarkoma (sel kanker) hingga 80-90% serta berfungsi sebagai zat anti koagulan (mencegah dan menghambat proses penggumpalan darah).

 Manfaat lain dari jamur kuping dalam kesehatan ialah untuk mengatasi penyakit darah tinggi (hipertensi), pengerasan pembuluh darah akibat penggumpalan darah

 mengatasi kekurangan darah (anemia).

 mengobati penyakit wasir (ambeien) dan memperlancar proses buang air besar.


(33)

Kingdom : Fungi

Divisi : Basidiomycota

Kelas : Homobasidiomycetes

Ordo : Agaricales

Familia : Richolomataceae

Genus : Pleurotus

Spesis : Pleurotus ostreatus

b.

Ciri-ciri

Habitat ditemukan di hutan bawah pohon berdaun lebar/ dibawah tanaman berkayu,tubuh buah berwarna putih hingga krem.tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping. Morfologinya Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.Lamella merupakan lembaran-lambaran yang terdapat dibawah tudung.Tangkai merupan badan yang mendukung tudung/tubuh buah. Substrat adalah tempat hidup jamur. Anatomi Jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm.Miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat..Reproduksi Reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium.Secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot.


(34)

c.

Manfaat : Sebagai makanan,menurunkan kolestrol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematode.

4. Jamur Lepiota

a. Klasifikasi

 Kingdom: Fungi

 Division: Basidiomycota

 Class: Agaricomycetes

 Order: Agaricales

 Family: Agaricaceae

 Genus: Lepiota

 Species: L.aspera

Ciri-ciri : Lepiota aspera merupakan salah satu jamur makro dari ordo Agaricales dan family Agaricaceae. Spesies ini merupakan jamur beracun yang kadang- kadang dikenal sebagai Freckled Dapperling.Ciri-ciri jamur ini adalah tudung bagian atas yang berwarna kecoklatan dan tudung bagian bawahnya putih. Pada tudung yang berwarna kecoklatan terdapat tonjolan-tonjolan seperti kutil. Lepiota aspera merupakan jamur beracun yang ditandai dengan adanya cincin pada bagian stipe. Jamur ini muncul selama musim gugur dan biasa ditemukan di hutan atau pada batang pohon. Habitat : tumbuh liar di mana-mana,Aspera Lepiota muncul selama musim gugur, di hutan gugur, atau di taman-taman dan kebun mulsa yang telah


(35)

digunakan. Terdapat di daerah paling utara, Inggris, Eropa, dan Afrika Utara, Amerika Utara bagian timur.Biasanya pada serasah daun, kayu atau dekat puing-puing kayu,kadang-kadang juga tumbuh dari kayu membusuk mungkin secara luas.Jamur ini memiliki kandungan Kholin, Kholin dikenal sebagai senyawa racun yang paling berbahaya dan paling mematikan. Muskarin, juga racun jamur yang cukup berbahaya dan mematikan. Dengan takaran antara 0,003-0,005 gram sudah dapat membunuh manusia.

5. Jamur Beracun

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada jamur ke lima ini,pengamat dapat menyimpulkan bahwa jamur tersebut termasuk jenis jamur beracun,karena dari ciri-ciri fisik yang dapat dilihat jamur tersebut berwarna hitam kebiruan dan berbau sangat menyengat.Adapun ciri-ciri jamur beracun adalah sebagai berikut ( Wakhyu Yunita,2013) :

 Jenis jamur beracun pada umumnya mempunyai warna yang mencolok: merah-darah, hitam-legam, biru-tua, ataupun warna-warna lainnya. Walaupun ada pula jenis jamur beracun yang mempunyai warna terang (kuning muda) atau putih, dan jamur yang dapat dimakan berwarna gelap, misal coklat-tua

 Jenis jamur beracun dapat menghasilkan bau yang menusuk hidung, seperti bau telur busuk ataupun bau ammoniak.

 Jenis jamur beracun mempunyai cincin atau cawan. Walaupun ada yang sebaliknya, seperti jamur-merang mempunyai cawan dan jamur kompos mempunyai cincin, tetapi tidak beracun.

 Jenis jamur beracun umumnya tumbuh pada tempat yang kotor: tempat pembuangan sampah, kotoran kandang, dan sebagainya. dan pemeliharaan jamur


(36)

 Kalau jenis jamur beracun dikerat oleh pisau yang terbuat dari perak, atau dikerat oleh pisau biasa kemudian benda perak didekatkan kepada keratan tadi, maka pada benda perak terbentuk warna hitam atau biru, itu menandakan bahwa jamur tersebut beracun.. Senyawa beracun yang umum didapatkan pada jenis-jenis jamur, antara lain Adalah Kholin, yaitu racun yang paling berbahaya dan besar sekali daya mematikannya. Semua jenis jamur yang disebut "supa upas" (upas = racun) mempunyai senyawa ini, misal: Amanita, Lepoita, Russula, Collybia, dan Boletus. Muskarin, juga racun jamur yang cukup berbahaya dan mematikan. Dengan takaran antara 0,003-0,005 gramsudah dapat membunuh manusia.

VII. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

 Yang termasuk jamur mikroskopis adalah jamur tempe,jamur pada roti dan jamur lendir pada agar-agar.

 Yang termasuk jamur makroskopis adalah jamur kayu,jamur kuping,jamur tiram,jamur lepiota dan jamur beracun.

VIII. Daftar Pustaka

Aslam Purwanto. 2013. Klasifikasi Jamur. Diunduh dari

http://aslam02.wordpress.com/materi/biologi-kelas-x/fungi/ciri-dan-klasifikasi-jamur/ pada tanggal 30 Desember 2013.

Duwi Santosa. 2013. Struktur Jamur. Diunduh dari

http://www.galeripustaka.com/2013/09/bentuk-dan-struktur-jamur.html pada tanggal 30 Desember 2013.

Melda Yulia. 2010. Pengertian Jamur. Diunduh dari

http://meldayulia.wordpress.com/2010/12/15/pengertian-jamur/

pada tanggal 30 Desember 2013.

Puri Maulana. 2012. Reproduksi pada Jamur. Diunduh dari


(37)

perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/cara-reproduksi-fungi-Suryandari Kartika Chrysti. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi 2013.

IX. Dokumentasi Praktikum

Berbagai macam jamur makroskopis Roti berjamur

Agar berlendir Tempe


(38)

KEGIATAN 4

Daya Isap Daun

I.Tujuan

Untuk mengetahui naiknya air dari akar ke daun.

II. Landasan Teori

Daun yang umumnya tipis dan lebar juga menyebabkan tumbuhan mudah kehilangan air karena air yang ada di daun menguap. Pada saat penguapan banyak air yang hilang di daun ini akan menyebabkan tekanan pada daun menjadi rendah sehingga mengambil air di xilem dibawahnya. Isapan daun ini akan membuat air yang terdapat di akar naik ke atas. Pengangkutan pada akar dimulai dari masuknya air tanah ke dalam bulu akar secara osmosis. Proses ini terjadi karena cairan sel sebelah bulu akar lebing tinggi kadarnya


(39)

kadarnya sehingga air berpindah lagi ke arah sel yang mempunyai cairan yang lebih pekat (menurut weaver, 1972).

Pembuluh xilem pada berkas pengangkutan di dalam akar, batang dan daun sambung menyambung membentuk satuan pembuluh. Dengan hilangnya batas melintang secara vertikal antar sel pembuluh xilem maka pengangkutan air dari akar sampai ke daun dapat berlangsung cepat.

Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik ke atas. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain: terang teduhnya cahaya atau intensitas cahaya, banyak sedikitnya daun, kelembaban udara, dan cukupnya air tanah. Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan grafitasi. Beberapa teori yang menjelaskan kenaikan air dari akar ke daun yaitu : (Tim pembina fisiologi tumbuhan. 2011: 14)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Air. Penyerapan air oleh tumbuhan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar (lingkungan). Meskipun faktor lingkungan di atmosfer juga mempengaruhi, tetapi perannya dikalahkan oleh faktor tanah. Faktor dalam (disebut juga faktor tumbuhan) yaitu (menurut Moore, 1979):

1. Kecepatan transpirasi : penyerapan air hamper setara dengan transpirasi (penguapan lewat daun) bila penyediaan air tanah cukup. Hal ini terjadi karena adanya transpirasi menyebabkan daya hisap daun sebagai akibat kohesi yang diteruskan lewat system hidrostatik pada xilem. Kecepatan transpirasi antara lain ditentukan oleh banyaknya stomata dan keadaan permukaan daun.

2. Sistem perakaran : berbagai tumbuhan menunjukkan perakaran yang berbeda, baik pada pertumbuhan maupun kemampuannya menembus tanah. Karena penyerapan terutama berlangsung di bulu akar, maka jumlah bulu akar yang terutama terjadi akibat percabangan akar, menentukan penyerapan. Tumbuhan yang mempunyai akar dengan perakaran yang sempit disebut mempunyai perakaran intensif. Sebaliknya yang akarnya


(40)

sedikit tetapi tumbuhan memanjang dan masuk jauh kedalam tanah disebut perakaran ekstensif.

3. Pertumbuhan pucuk : bila bagian pucuk tumbuh baik, akan memerlukan banyak air, menyebabkan daya serap bertambah.

4. Metabolisme : karena penyerapan memerlukan tenaga metabolisme, maka kecepatan metabolisme terutama respirasi akan menentukan besarnya penyerapan. Metabolisme yang juga memungkinkan pertumbuhan akar lebih baik, sehingga makin banyak cabang akar/buluh akara yan terbentukan.

Beberapa faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya daya hisap daun dan daya tekan akar adalah sebagai berikut:

1. Tekanan akar: berdasarkan fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air di dalam selang itu akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar.

2. Kapilaritas: merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan benda padat dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk permukaan cairan yang semula datar, misalnya di dalam pipa yang kecil, permukaan cairan menjadi naik, karena cairan tersebut ditarik oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya adhesi

3. Sel pemompa: pergerakan vertikal air dari akar ke daun adalah karena adanya peranan sel-sel khusus yang berfungsi memompa air ke atas, hal ini dibuktikan dengan adanya hasil penelitian, dimana pergerakan vertikal air sebagian besar melalui bagian yang mati dari tanaman (pembuluh xilem dan dinding sel), bukan melalui bagian sel-sel yang hidup.

4. Kohesi: penyerapan vertikal air dalam tanaman dapat dijelaskan dengan tiga elemen atau konsep kohesi yaitu: adanya perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfer sebagai tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu mempertahankan molekul air terhadap gravitasi dan adanya gaya kohesi antara molekul air yang


(41)

Faktor dalam, meliputi :

o ukuran (luas) daun: Semakin luas ukuran daun, maka daya hisap daun akan semakin besar pula dan sebaliknya.

o tebal tipisnya daun: Semakin luas ukuran daun, maka daya hisap daun akan semakin besar pula dan sebaliknya.

o jumlah stomata: Semakin banyak stomata, maka daya hisap daun akan semakin besar pula dan sebaliknya.

o jumlah bulu akar (trikoma): Semakin banyak bulu akar, maka daya hisap daun akan semakin besar pula dan sebaliknya.

o jumlah daun: Semakin banyak jumlah daun, maka daya hisap daun akan semakin besar pula dan sebaliknya.

Tanaman yang berada pada daerah yang kondisi tanahnya kering atau memiliki kelembaban udara rendah akan mengalami transpirasi yang tinggi. Pada daerah ini fenomena tekanan akar tidak terlihat. Hal ini disebabkan karena air di dalam pembuluh xilem tidak dalam keadaan menerima tekanan, tetapi sebaliknya sedang mengalami tarikan (tension). Jadi air bergerak ke atas karena adanya tarikan akibat terjadinya transpirasi dari daun sehingga menimbulkan daya hisap daun (Lakitan, 2004).

III. Alat dan Bahan

1. Tumbuhan pacar air (2 buah) 2. Larutan eosin (KI)

3. Tabung reaksi 4. Air

IV. Cara Kerja

1. Pada tabung reaksi A yang berisi larutan eosin atau KI, Meletakkan tanaman pacar air pada air.


(42)

2. Pada tabung reaksi B yang berisi larutan eosin atau KI, Meletakkan tanaman pacar air yang telah dibuang daunnya pada air.

3. Menunggu kurang lebih selama 45 menit, kemudian mengamati kedua perangkat percobaan tersebut.

4. Berdasarkan hasil pengamatan pada perangkat percobaan, manakah air yang lebih cepat naik? Mengapa demikian? Mendiskusikan dan membuat laporannya.

V. Hasil Pengamatan

No Pohon Pacar Air

Ketinggian Air di Pohon Ketinggian Air di Toples

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1. Pohon Pacar Air A (Banyak Daun)

0 cm 21 cm 5 cm 4 cm

2. Pohon Pacar Air B (Tanpa Daun)

0 cm 17 cm 5 cm 4,5 cm

Dari hasil percobaan didapati tumbuhan pacar air berubah warna menjadi merah (karena warna tares merah), warna merah terlihat pada batang dan daun tumbuhan pacar air.

VI. Pembahasan

Tanaman yang kami pakai untuk mengamati daya isap daun adalah Impatiens balsamina (Pacar air). Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel membuktikan bahwa banyak daun mempengaruhi daya hisap tumbuhan. Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik ke atas. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain: terang teduhnya cahaya / intensitas cahaya, banyak sedikitnya daun, kelembaban udara, dan cukupnya air tanah. Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan grafitasi (Mudakir, 2004).


(43)

pada : Pada pohon pacar air A air lebih cepat naik daripada pohon pacar air B. Hal ini karena tanaman dalam pohon pacar air A masih terdapat banyak daun sehingga menyebabkan semakin banyaknya air yang diperlukan dalam proses transpirasi dan menyebabkan daya isap daun besar, yaitu yang sebelumnya ketinggian air di pohon pacar air 0 cm setelah ditunggu selama sehari ketinggian air naik menjadi 21 cm. Dan ketinggian air dalam toples yang semula 5cm setelah ditunggu selama sehari, tinggi air dalam toples berkurang menjadi 4cm.

Sedangkan dalam pohon pacar air B yang berisi tanaman yang sudah tidak mempunyai daun sehingga tidak membutuhkan banyak air untuk transpirasi sehingga daya isap daun kecil yaitu yang sebelumnya 0 cm setelah ditunggu selama sehari ketinggian air naik menjadi 17 cm. Dan ketinggian air dalam toples yang semula 5cm setelah ditunggu selama sehari, tinggi air dalam toples berkurang menjadi 4,5cm.

Dari keterangan hasil pengamatan diatas dapat terlihat jelas bahwa pohon pacar air A mempunyai daya serap air yang lebih banyak dari pada pohon pacar air B yaitu selisih sebanyak 4 cm.Hal ini karena tanaman pacar air A masih terdapat banyak daun sehingga menyebabkan semakin banyaknya air yang diperlukan dalam proses transpirasi dan menyebabkan daya isap daun besar. Sedangkan dalam tabung B berisi tanaman yang sudah tidak mempunyai daun sehingga tidak membutuhkan banyak air untuk transpirasi sehingga daya isap daun kecil

VII. KESIMPULAN

Dari kegiatan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Air naik dari akar ke daun, karena tumbuhan memiliki daya hisap daun.

2. Daya isap daun berhubungan dengan proses transpirasi.

3. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya isap daun adalah jumlah daun.


(44)

Semakin banyak daun maka daya isap semakin besar, sebaliknya semakin sedikit daun maka daya isap daun semakin kecil.

VIII. VIII. Daftar Pustaka

Moeluzie. 2012. Faktor Penentu Besar Kecilnya Daya Isap Daun. Diunduh dari http://moeluzie.blogspot.com/2012/01/daya-isap-daun. html

pada tanggal 25 Desember 2013.

Rokhland Rizal. 2013. Pengertian Daya Isap Daun. Diunduh dari http://blog-

rye.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-daya-isap-daun.html pada tanggal 25 Desember 2013.

Suryandari Kartika Chrysti. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi 2013.

Tias Rahayu. 2012. Praktikum Daya Isap Daun. Diunduh dari

http://dentinganwaktu.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo_1.html pada tanggal 25 Desember 2013. Via Devinta. 2012. Proses Penyerapan Air oleh Akar Tumbuhan. Diunduh

dari http://viadevinta.blogspot.com/2012/05/biologi-laporan-praktikum-proses.html pada tanggal 25 Desember 2013.

Vita Mustika. 2009. Hubungan Transpirasi dengan Daya Isap Daun pada Tumbuhan. Diunduh dari http://vitamustika.wordpress.com/ 2009/10/19/praktikum- transpirasi/ pada tanggal 25 Desember 2013.


(45)

Mengisi toples dengan air

Memberikan pewarna merah pada air dalam toples

Menghilangkan daun pada salah satu pohon pacar air, dan pohon air yang satunya lagi dibiarkan berdaun lebat, lalu meletakkan ke dalam toples berair

merah


(46)

KEGIATAN 5

Sistem Respirasi pada Tumbuhan

I.Tujuan

Mahasiswa dapat mengamati sistem respirasi.

II. Landasan Teori

A. Pengertian Respirasi

Dalam kehidupan sehari-hari, respirasi sering disamakan dengan proses pernapasan. Hal ini tidak sepenuhnya benar sebab proses respirasi mencakup hal yang lebih kompleks ketimbang pernapasan. Namun demikian, apa yang terjadi dalam proses pernapasan tercakup dalam respirasi.

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobic pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen akan menghasilkan energy karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Campbell, 2002).


(47)

Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O, yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan H2O.

B. Respirasi pada Tumbuhan

Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi, tumbuhan juga. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen akan menghasilkan energi. Karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (jasin, 1989).

Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak semua tumbuhan bernapas dengan menggunkan oksigen.Tumbuhan tak berklorofil benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan yang bernapas secara anaeraob mendapatkan energy dengan cara menguraikan bahan – bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses pernapasan aerob / anaerab.akan dihasilkan gas karbondioksida dan uap air. Gas dan uap air tersebut dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan dan karbondioksida yang dihasilkan masuk dan keluar dari tubuh secara difusi. Gas – gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada permukaan daun dan inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam tanah juga dapat melakukan proses keluar masuknya gas. Tumbuhan


(48)

yang hidup di daerah rawa/berlumpur mempunyai akar yang mencuat keluar dari tanah. Akar ini disebut akar napas. Kandungan katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari enzim atau mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim (Kimball, 1983).

Mahluk hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula pada tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energy kimiawi menjadi energy yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari, laju proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju respirasi. Hal itu menyebabkan seluruh karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi akan digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun. Reaksi yang terjadi pada proses respirasi sebagai berikut : C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O

Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Ketersediaan substrat

Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.

b. KetersediaanOksigen

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies. Bahkan, pengaruh oksigen berbedaan antara organ satu dengan yang lain pada tumbuhan yang sama.


(49)

Umumnya, laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10°C. Namun, hal ini tergantung pada masing-masing spesies.

d. Tipe dan umur tumbuhan

Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolism sehingga kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang tua (Ross, 1995).

III. Alat dan Bahan

1. Plastik bening 2. Lilin

3. Kecambah

IV. Langkah Kerja

1. Meletakkan kecambah kedalam 2 plastik bening 2. Melakukan percobaan pada kecambah plastik A

3. Menyalakan lilin kemudian membuka plasti A didepan lilin,mengamati apakah lilin masih tetap menyala atau tidak.

4. Melakukan percobaan pada kecambah plastik B setelah kecambah didiamkan dalam plastik selama 1 jam

5. Menulis hasil percobaan pada tabel pengamatan

V. Hasil Pengamatan

No. Tanaman Kecambah

Banyak uap air Lilin Jam ke 1. Sebelum

Pengamatan

Sedikit uap air di dinding plastik


(50)

2. Sesedah Pengamatan

Banyak uap air di dinding plastik

Mati

VI. Pembahasan

Tumbuhan adalah salah satu makluk hidup di bumi ini yang mempunyai suatu keistimewaan. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri dengan memanfaatkan sesuatu yang ada disekitarnya. Proses pembuatan makanan ini disebut fotosintesis.

Selain berfotosintesis tumbuhan juga melakukan proses respirasi seperti halnya mahluk hidup pada umumnya. Seperti yang sudah dipaparkan diatas bahwa Untuk membuktikan tumbuhan melakukan proses respirasi maka diperlukan suatu pengamatan, pengamatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan tumbuhan muda (kecambah) sebagai objek sebab proses pernapasannya sangat aktif karena bayaknya sel-sel muda pada jaringannya dan kecambah juga merupakan jaringan tumbuhan yang masih aktif membelah karena akan membentuk tumbuhan baru (Kimball, 1983).

Dari percobaan respirasi pada tumbuhan yang telah dilaksanakan di atas, dengan menggunakan bahan percobaan berupa kecambah yang dimasukkan ke dalam plastik yang plastik dan diikat, setelah kecambah dimasukkan kedalam plastik A (sebelum pengamatan) dan kemudian plastik A tersebut dibuka didepan lilin maka yang terjadi adalah lilin tetap menyala,sedangkan saat kecambah dimasukkan kedalam plastik B (sesudah pengamatan selama 1 jam) dan dilakukan pengamatan selama satu jam didalam plastik terdapat banyak segar terlihat adanya titik-titik air (Embun) serta terjadinya peningkatana suhu.

Dan ketika plastik B dibuka didepan lilin maka menyebabkan api pada lilin mati .Hal ini menunjukkan bahwa kecambah pada plastik A (sebelum pengamtan ) belum mengalami respirasi karena baru beberapa saat dimasukkan kedalam plastik sehingga belum menghasilkan hasil proses


(51)

didalam plastik dan ketika kecambah dalam plastik A tersebut dibuka didepan lilin tidak menyebabkan api pada lilin mati karena belum menghasilkan CO2.

Kecambah pada plastik B (sesudah pengamatan selama 1 jam) telah mengalami respirasi karena didalam plastik terdapat banyak uap air ( H2O) dan

ketika kecambah pada plastik B dibuka didepan lilin menyebabkan api pada lilin mati.

Indikasi ini menunjukkan bahwa respirasi pada tumbuhan menghasilkan uap air (H2O) dan CO2 (Syamsuri.2000)

VII. Kesimpulan

Respirasi pada tumbuhan menghasilkan uap air (H2O) dan CO2

VIII. Daftar Pustaka

Afif Lestiana. 2013. Pengertian Proses Respirasi pada Tumbuhan. Diunduh dari http://afiflestiana.blogspot.com/2013/ 05/respirasi-pada- tumbuhan_2.html pada tanggal 28 Desember 2013.

Ata Seulanga. 2011. Proses Respirasi pada Tumbuhan. Diunduh dari

http://ataseulanga.blogspot.com/2011/03/makalah-respirasi-pada-tumbuhan.html pada tanggal 28 Desember 2013.

Rendy Bambang Junior. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Respirasi. Diunduh dari http://tutorjunior.


(52)

blogspot.com/2009/10/faktor-yang-mempengaruhi-kecepatan.html pada tanggal 28 Desember 2013.

Suryandari Kartika Chrysti. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi 2013.

IX. Dokumentasi Praktikum

Kecambah dalam plastik, Berespirasi dengan adanya uap air H2O

Plastik yang berisi cambah yang telah berespirasi di buka di depan lilin yang menyala


(53)

KEGIATAN 6.1

Percobaan Sach

I. Tujuan

Untuk membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan karbohidrat.

II.Landasan Teori

Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan melakukan Fotosintesis. Fotosintesis adalah kemampuan tumbuhan yang mengubah bahan anorganik karbon dioksida dari udara dan air dari tanah diubah menjadi bahan organik glukosa dan oksigen. Glukosa


(54)

itu sebagai bahan organik kemudian di respirasikan dalam tubuhnya sehingga bisa menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas (Dwidjoseputro, 1986).

Menurut Sumarwan dkk, fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu cahaya, klorofil, suhu, ketersediaan karbondioksida dan air. Tumbuhan yang mampu melakukan fotosintesis termasuk tumbuhan dalam kelompok Autotrof yang artinya tidak tergantung mahkluk hidup lain karena mampu menyediakan bahan organik sendiri dari bahan anorganik.

Fotosintesis merupakan kemampuan tumbuhan yang mengubah bahan anorganik karbon dioksida dari udara dan air dari tanah diubah menjadi bahan organik glukosa dan oksigen. Glukosa itu sebagai bahan organik kemudian di respirasikan dalam tubuhnya sehingga bisa menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas.

Karena proses pengubahan itu memerlukan cahaya, maka asimilasi zat karbon disebut fotosintesis dimana energi cahaya akan dirubah menjadi energi kimia dengan bantuan klorofil pada daun (Kimball, 2002).

Cahaya

(air) + (karbondioksida) Klorofil + (glukosa) (oksigen)

Jadi fotosintesis adalah kemampuan tumbuhan yang mengubah bahan anorganik karbon dioksida dari udara dan air dari tanah diubah menjadi bahan organik glukosa dan oksigen.

Glukosa itu sebagai bahan organik kemudian di respirasikan dalam tubuhnya sehingga bisa menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas. Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida.


(55)

dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).

Karbohidrat yang dihasilkan diperlukan sebagai sumber energi utama bagi setiap organisme/ dirinya maka tumbuhan dalam rantai makanan sebagai produsen. Karbohidrat diperlukan sebagai sumber energi pokok untuk mendorong pertumbuhan dan menyusun dinding sel glikolipid dan glikoprotein pada membran sel. Tumbuhan memproduksi karbohidrat lebih banyak daripada kebutuhannya sehingga kelebihan hasil produksi disimpan dalam bentuk amilum atau pati (Syamsuri, 2000).

Julius Von Sachs (1860), membuktikan bahwa pada fotosintesis akan terbentuk karbohidrat (amilum). Dalam percobaannya, ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun itu direbus, dimasukkan ke dalam alkohol, dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas menandakan adanya amilum.

Julius Von Sachs

Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis. Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau yaitu kemampuan dalam menggunakan karbon dioksida dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta direspirasikan /dessimilasi bahan organik dalam tubuhnya sehingga zat organik itu bisa digunakan untuk aktivitas makhluk hidup (Malcome, 1990).


(56)

III. Alat dan Bahan

1. Daun ketela pohon 2. Beker gelas

3. Alkohol

4. Aluminium foil

IV. Cara Kerja

1. Pada sore hari tutuplah sebagian daun ketela pohon atau tumbuhan lain dengan menggunakan aluminium foil (AF).

2. Petiklah daun tersebut setelah cukup terkena sinar matahari.

3. Bukalah kertas karbon yang menutup daun kemudian guntinglah daun tersebut

4. Masukkan potongan daun tersebut ke dalam air panas sampai layu kemudian angkatlah.


(57)

Setelah diangkat

5. Masukkan daun yang sudah dipanaskan tersebut ke dalam beker kecil yang berisi alkohol 96%. Perhatian : Anda tidak boleh memanaskan beker gelas yang berisi alkohol dan daun tersebut secara langsung. Untuk memanaskan beker gelas tersebut masukkan ke dalam beker gelas yang lebih besar yang telah berisi air.

6. Ambillah daun tersebut kemudian tetesi dengan larutan KI atau lugol. Amati yang terjadi !

Selanjutnya ditetesi larutan lugol VI. Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Warna Daun

Tidak ditutup AF Ditutup AF

1. Sebelum di rebus Hijau segar Hijau layu

2. Direbus menggunakan air biasa Hijau cerah Hijau kecoklatan

3. Direbus menggunakan alkohol Hijau cerah Hijau pucat

4. Ditetesi KI Biru keungunan Hijau pucat


(58)

Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Kimball, 1992).

Menurut Haryanto(2007), fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Hasil fotosintesis makanan berupa karbohidrat akan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Makanan digunakan misalnya untuk tumbuh, berkembangbiak, dan sebagian disimpan sebagai cadangan makanan. Sedangkan oksigen dikeluarkan ke udara yang digunakan manusia dan hewan untuk bernapas.

Pada percobaan yang telah lakukan, daun ketela sebelum direbus dan ditutup dengan alumunium foil selama ± 24 jam warna daun ketela terlihat hijau layu sedangkan daun ketela yang tidak ditutup dengan alumunium foil terlihat hijau segar. Hal ini dikarenakan daun yang ditutup dengan alumunium foil tidak mengalami fotosintesis karena tidak terkena sinar matahari selama ± 24 jam sehingga warna daun ketela pohon terlihat hijau layu, berbeda dengan daun ketela yang tidak ditutup dengan alumunium foil warna daun terlihat hijau segar karna daun tersebut terkena sinar matahari dan mengalami fotosintesis.

Lalu, daun ketela yang ditutup dengan alumunium foil dan yang tidak ditutup dengan alumunium foil tersebut direbus dengan menggunakan air ± 100cc hingga daun ketela terlihat layu kemudian daun yang telah direbus tersebut diangkat.Setelah direbus daun yang sebelumnya ditutup dengan alumunium foil terlihat layu sedangkan daun yang sebelumnya tidak ditutup dengan alumuniu foil terlihat hijau kecoklatan.Indikasi tersebut menunjukkan bahwa daun yang sebelumnya ditutup dengan alumunium foil tersebut mengandung sedikit klorofil karena air bekas rebusan daun terlihat berwarna hijau pudar sedangkan pada daun yang seblumnya tidak ditutup dengan alumunium foil mengandung lebih banyak klorofil karen air bekas rebusan daun tersebut lebih berwarna hijau.Selanjutnya daun ketelah tersebut direbus dengan menggunakan alkohol 96%.


(59)

Selanjutnya terjadi perubahan warna pada daun yang telah direbus dalam alkohol setelah ditetesi larutan KI atau Lugol. Bagian daun yang tidak ditutupi aluminium foil (AF), daun berubah warna menjadi biru keungunan setelah ditetesi lugol dan hal ini membuktikan bahwa pada bagian daun tidak ditutupi aluminium foil (AF) itu terdapat amilum sebagai hasil dari peristiwa fotosintesis, dan sebaliknya pada bagian daun yang ditutupi aluminium foil (AF) akan berwarna hijau pucat setelah ditetesi lugol dan hal ini membuktikan bahwa pada bagian daun itu tidak terdapat amilum (karbohidrat), karena ketika proses fotosintesis terjadi, bagian daun tidak mendapat sinar matahari yang cukup dan tidak dapat memperoleh karbondioksida dari udara karena bagian daun tersebut tertutup rapat oleh aluminium foil (AF) sehingga tidak terjadi proses fotosintesis, karena tidak dapat memperoleh sinar matahari untuk proses fotosintesis. Dari percobaan tersebut terbukti bahwa fotosintesis menghasilkan amilum (karbohidrat).

VII. Kesimpulan

1. Fotosintesis memerlukan cahaya, buktinya bagian daun yang terbuka terkena cahaya matahari langsung terbentuk amilum dari hasil fotosintesis

2. Fotosintesis menghasilkan amilum, buktinya bagian daun yang ditutup aluminium foil (tidak terkena cahaya) berwarna pucat / tidak mengandung amilum karena tidak berlangsung fotosintesis

VIII. Daftar Pustaka

Bambang Pramana. 2011. Percobaan Sach. Diunduh dari

http://www.praktikumbiologi.com/2011/09/test-sach-untuk-membuktikan.html pada tanggal 25 Desember 2013.

Binar Candra Auni. 2008. Proses Fotosintesis. Diunduh dari


(60)

Sandra. Fotosintesis menghasilkan Karbohidrat. Diunduh dari

http://theotherofmyself.wordpress.com/2012/02/06/percobaan-sach/

pada tanggal 25 Desember 2013.

Suryandari Kartika Chrysti. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi 2013.

Wawang Armansyah. 2013. Penemuan Fotosintesis. Diunduh dari

http://www.biologisel.com/2013/01/penemuan-fotosintesis.html pada tanggal 25 Desember 2013.

IX. Dokumentasi Praktikum

KEGIATAN 6.2

Percobaan Ingenhouz

I. Tujuan

Untuk membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen.

II. Landasan Teori


(61)

karbondioksida berasal dari udara bebas hasil dari pernapasan organisme. Dengan bantuan cahaya matahari, fotosintesis berlangsung. Hasilnya berupa sari-sari makanan (dan oksigen).

Di dalam kloroplas air dan karbondioksida bergabung (bereaksi) membentuk gula. Energi untuk reaksi tersebut berasal dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil yang terdapat di dalam kloroplas. Energi tersebut digunakan untuk memecahkan molekul air menjadi oksigen dan hidrogen. Oksigen akan dilepas dari daun, sedangkan hidrogen bergabung menjadi molekul membentuk gula.

Glukosa hasil fotosintesis dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri, yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu sebagian glukosa diubah menjadi karbohidrat (zat tepung) yang disimpan di dalam akar, batang, buah atau biji sebagai cadangan makanan. Cadangan makanan inilah yang dimakan oleh manusia dan hewan.

Oksigen yang dilepas ke udara bebas, dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri dan organisme lain untuk pernapasan.

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).


(62)

Percobaan Ingenhousz

Jan Ingenhousz

III. Alat dan bahan

1. Tumbuhan Hydrilla 2. Beker gelas

3. Corong

IV. Langkah Kerja

1. Memasukkan tumbuhan hidrilla ke dalam beker gelas yang berisi air bersih.

2. Mengatur sedemikian rupa sehingga tumbuhan tersebut terdapat dibawah corong yang terpasang terbalik dengan menggunakan beberapa penyangga yang digantungkan pada dinding bejana. Merangkai alat percobaan seperti berikut.


(63)

3. Memasang tabung reaksi yang penuh berisi air secara terbalik untuk menutupi ujung corong yang menjulang diatas permukaan air. Tabung reaksi yang dipasang terbalik harus tetap penuh berisi air.

4. Meletakkan perangkat percobaan tersebut pada tempat yang terkena sinar matahari.

5. Mengamati gejala yang terjadi selama ± 15 menit. Jika proses fotosintesis terjadi maka akan terlihat gelembung udara yang naik mendesak air yang terdapat dalam tabung reaksi.

6. Setelah air yang berada dalam tabung reaksi banyak yang terdesak oleh gelembung udara, mengambil tabung reaksi tersebut dan memasukkan lidi yang membara. Mengamati perubahan bara lidi tersebut. Mengapa bara lidi menjadi lebih terang?


(64)

V. Hasil Pengamatan

No .

Pengamatan

Terkena Cahaya Matahari Tidak Terkena Cahaya Matahari 1. Banyak Uap Air Sedikit Uap Air 2. Banyak Rongga Udara Sedikit Rongga Udara 3. Banyak GelombangUdara Sedikit Gelombang

Udara

VI. Pembahasan

Tanaman hidrilla yang diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari selama sehari, tanaman tersebut mempunyai banyak gelembung udara, terdapat rongga udara dan juga terdapat banyak uap air,sedangkan tumbuhan hidrilla yang diletakkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung selama sehari, setelah dilakukan pengamatan diketahui bahwa tanaman tersebut terdapat rongga udara,gelembung udara dan juga uap air yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman hidrilla yang diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari langsung.

Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan yang terkena sinar matahari langsung menghasilkan oksigen lebih banyak sebagai hasil dari fotosintesis dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari langsung yang menghasilkan sedikit oksigen dari hasil fotosintesisnya. Berdasarkan dari hasil percobaan, suhu dan cahaya dapat mempengaruhi hasil fotosintesis. Pada tempat yang terkena cahaya matahari secara langsung, gelembung yang dihasilkan banyak. Sedangkan pada tempat yang teduh, gelembung yang dihasilkan sedikit. Hal ini membuktikan bahwa kadar O2 yang dihasilkan pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung lebih banyak daripada di tempat yang teduh. Begitu pula dengan suhu. Pada air hangat (suhu tinggi) gelembung yang dihasilkan lebih banyak. Sedangkan pada air (suhu rendah) tidak ada gelembung yang dihasilkan. Dengan demikian, dalam percobaan ini dapat dibuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan O2 dan intensitas cahaya serta suhu dapat mempengaruhi proses


(65)

Di tempat yang terkena cahaya matahari dihasilkan gelembung udara lebih banyak daripada di tempat teduh. Hal ini disebabkan karena dalam proses fotosintesis, matahari sangat diperlukan sebagai sumber energi. Makin tinggi intensitas cahaya, makin banyak aktivitas fotosintesis yang dapat dilakukan sehingga gelembung udara O2 lebih banyak dihasilkan.

Hasil Percobaan Ingenhousz

VII. Kesimpulan

Proses fotosintesis menghasilkan oksigen.

VIII. Daftar Pustaka

Deyas Madani. 2010. Laporan Praktikum Ingenhousz. Diunduh dari

http://www.deyasmadani.blogspot.com/2010/04/percobaan-ingenhousz.html pada tanggal 30 Desember 2013.

Dyah Kusumawardhani. 2012. Percobaan Ingenhousz. Diunduh dari

http://tugasbiologiaku.blogspot.com/2012/04/percobaan-ingenhousz.html

pada tanggal 30 Desember 2013.

Fitri Hidayanti. 2013. Percobaan Ingenhousz. Diunduh dari

http://fitribby.blogspot.com/2013/04/biologi-percobaan-ingenhousz.html

pada tanggal 30 Desember 2013.

Suryandari Kartika Chrysti. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi 2013.


(66)

Proses Praktikum


(1)

karbondioksida berasal dari udara bebas hasil dari pernapasan organisme. Dengan bantuan cahaya matahari, fotosintesis berlangsung. Hasilnya berupa sari-sari makanan (dan oksigen).

Di dalam kloroplas air dan karbondioksida bergabung (bereaksi) membentuk gula. Energi untuk reaksi tersebut berasal dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil yang terdapat di dalam kloroplas. Energi tersebut digunakan untuk memecahkan molekul air menjadi oksigen dan hidrogen. Oksigen akan dilepas dari daun, sedangkan hidrogen bergabung menjadi molekul membentuk gula.

Glukosa hasil fotosintesis dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri, yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu sebagian glukosa diubah menjadi karbohidrat (zat tepung) yang disimpan di dalam akar, batang, buah atau biji sebagai cadangan makanan. Cadangan makanan inilah yang dimakan oleh manusia dan hewan.

Oksigen yang dilepas ke udara bebas, dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri dan organisme lain untuk pernapasan.

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).


(2)

Percobaan Ingenhousz

Jan Ingenhousz

III. Alat dan bahan 1. Tumbuhan Hydrilla 2. Beker gelas

3. Corong

IV. Langkah Kerja

1. Memasukkan tumbuhan hidrilla ke dalam beker gelas yang berisi air bersih.

2. Mengatur sedemikian rupa sehingga tumbuhan tersebut terdapat dibawah corong yang terpasang terbalik dengan menggunakan beberapa penyangga yang digantungkan pada dinding bejana. Merangkai alat percobaan seperti berikut.


(3)

3. Memasang tabung reaksi yang penuh berisi air secara terbalik untuk menutupi ujung corong yang menjulang diatas permukaan air. Tabung reaksi yang dipasang terbalik harus tetap penuh berisi air.

4. Meletakkan perangkat percobaan tersebut pada tempat yang terkena sinar matahari.

5. Mengamati gejala yang terjadi selama ± 15 menit. Jika proses fotosintesis terjadi maka akan terlihat gelembung udara yang naik mendesak air yang terdapat dalam tabung reaksi.

6. Setelah air yang berada dalam tabung reaksi banyak yang terdesak oleh gelembung udara, mengambil tabung reaksi tersebut dan memasukkan lidi yang membara. Mengamati perubahan bara lidi tersebut. Mengapa bara lidi menjadi lebih terang?


(4)

V. Hasil Pengamatan No

.

Pengamatan

Terkena Cahaya Matahari Tidak Terkena Cahaya Matahari

1. Banyak Uap Air Sedikit Uap Air

2. Banyak Rongga Udara Sedikit Rongga Udara 3. Banyak GelombangUdara Sedikit Gelombang

Udara VI. Pembahasan

Tanaman hidrilla yang diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari selama sehari, tanaman tersebut mempunyai banyak gelembung udara, terdapat rongga udara dan juga terdapat banyak uap air,sedangkan tumbuhan hidrilla yang diletakkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung selama sehari, setelah dilakukan pengamatan diketahui bahwa tanaman tersebut terdapat rongga udara,gelembung udara dan juga uap air yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman hidrilla yang diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari langsung.

Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan yang terkena sinar matahari langsung menghasilkan oksigen lebih banyak sebagai hasil dari fotosintesis dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari langsung yang menghasilkan sedikit oksigen dari hasil fotosintesisnya. Berdasarkan dari hasil percobaan, suhu dan cahaya dapat mempengaruhi hasil fotosintesis. Pada tempat yang terkena cahaya matahari secara langsung, gelembung yang dihasilkan banyak. Sedangkan pada tempat yang teduh, gelembung yang dihasilkan sedikit. Hal ini membuktikan bahwa kadar O2 yang dihasilkan pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung lebih banyak daripada di tempat yang teduh. Begitu pula dengan suhu. Pada air hangat (suhu tinggi) gelembung yang dihasilkan lebih banyak. Sedangkan pada air (suhu rendah) tidak ada gelembung yang dihasilkan. Dengan demikian, dalam percobaan ini dapat dibuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan O2 dan intensitas cahaya serta suhu dapat mempengaruhi proses


(5)

Di tempat yang terkena cahaya matahari dihasilkan gelembung udara lebih banyak daripada di tempat teduh. Hal ini disebabkan karena dalam proses fotosintesis, matahari sangat diperlukan sebagai sumber energi. Makin tinggi intensitas cahaya, makin banyak aktivitas fotosintesis yang dapat dilakukan sehingga gelembung udara O2 lebih banyak dihasilkan.

Hasil Percobaan Ingenhousz

VII. Kesimpulan

Proses fotosintesis menghasilkan oksigen.

VIII. Daftar Pustaka

Deyas Madani. 2010. Laporan Praktikum Ingenhousz. Diunduh dari

http://www.deyasmadani.blogspot.com/2010/04/percobaan-ingenhousz.html pada tanggal 30 Desember 2013.

Dyah Kusumawardhani. 2012. Percobaan Ingenhousz. Diunduh dari

http://tugasbiologiaku.blogspot.com/2012/04/percobaan-ingenhousz.html

pada tanggal 30 Desember 2013.

Fitri Hidayanti. 2013. Percobaan Ingenhousz. Diunduh dari

http://fitribby.blogspot.com/2013/04/biologi-percobaan-ingenhousz.html

pada tanggal 30 Desember 2013.

Suryandari Kartika Chrysti. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi 2013.


(6)

Proses Praktikum