Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membatik Proses pembuatan batik

4. Jenis Byur, motif ini ditandai dengan penuhnya ornamen bunga-bungaan dan daun-daunan kecil yang mengelilingi ornamen pokok, sebagian contoh motif ini adalah: Karang Jahe, Mawar Sepasang, Dara Tarung, Banyak Angrum, dll. 5. Jenis Semarangan, motif ini menampilkan penataan secara ceplok-ceplok dengan ornamen yang sama atau motif ulang yang ditata agak renggang. Sebagian contoh motif ini adalah: motif Piring Selampad dan Kembang Kantil.

F. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membatik

1. Sehelai kain putih Pada awal kemunculannya, kain yang digunakan sebagai bahan batik adalah kain hasil tenunan sendiri. Kain putih import baru dikenal sekitar abad ke-19. Sekarang ini anda dapat dengan mudah mendapatkan kain putih dengan harga terjangkau. Jenis kain yang dapat digunakan pun beraneka ragam, dari jenis kain mori sampai jenis sutera. Ukuran pun tidak harus lebar, cukup dengan ukuran kecil. 2. Canting Canting berfungsi semacam pena, yang diisi lilin malam cair sebagai tintanya. Bentuk canting beraneka ragam, dari yang berujun satu hingga beberapa ujung. Canting yang memiliki beberapa ujung berfungsi untuk membuat titik dalam sekali sentuhan. Sedangkan canting yang berujung satu berfungsi untuk membuat garis, lekukan dan sebagainya. Canting PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1 pegangan canting terbuat dari bamboo, 2 mangkuk canting sebagai tempat lilin malam, dan 3 ujung canting yang berlubang sebagai ujung pena tempat keluarnya lilin malam. 3. Lilin malam dan pemanas Sebelum digunakan, lilin malam harus dicairkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan di atas kompor atau pemanas lain. Lilin malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain di bagian yang tidak dikehendaki. Sedangkan bagian yang akan diwarnai dibiarkan tidak ditutupi lilin. 4. Pewarna batik Pewarna batik yang digunakan setiap daerah berbeda-beda. Pewarna tersebut berasal dari bahan-bahan yang terdapat di daerah tersebut. Di Kebumen misalnya, pewarna batik yang digunakan adalah pohon tom, pohon pace, dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning. Di Tegal digunakan pace atau mengkudu, nila, dan soga kayu.

G. Proses pembuatan batik

1. Pemotongan bahan baku mori sesuai dengan kebutuhan. 2. Mengetel: menghilangkan kanji dari mori dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan: minyak kacang, soda abu, tipol, dan air secukupnya. Lalu mori diuleni setelah rata dijemur sampai kering lalu diuleni lagi dan dijemur kembali. Proses ini diulang-ulang sampai tiga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI minggu lamanya lalu di cuci sampai bersih. Proses ini dilakukan agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan sempurna. 3. Nglengreng: menggambar langsung pada kain. 4. Isen-isen: memberi variasi pada ornamen motif yang telah di lengreng. 5. Nembok: menutup ngeblok bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai. 6. Ngobat: mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna. 7. Nglorod: menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih.

H. Susunan Organisasi