Hidrolisis Saponin Kecambah Kedelai dan Succus Liquiritae

1 2 Gambar 10 : KLT pendahuluan Keterangan : A = fraksi kloroform Succus Liquiritae pembanding B = fraksi kloroform kecambah kedelai sampel Deteksi: 1 Dilihat dibawah sinar UV 254 nm 2 Deteksi dengan anisaldehid-asam sulfat, dipanaskan 110°C selama 5-10 menit, dilihat dengan sinar tampak Fase diam : silika gel GF 254 Fase gerak : kloroform:metanol 95:5 vv Jarak pengembangan : 10 cm Tabel II : Hasil kromatogram KLT pendahuluan dengan menggunakan fase diam silica gel GF 254 dan fase gerak kloroform:metanol 95:5 vv Nama bercak Nomor bercak Rf UV 254 nm Anisaldehid-asam sulfat A 1 2 3 4 5 6 0,25 0,32 0,38 0,49 0,65 0,92 Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Kuning Kuning Coklat pucat Biru-ungu - Coklat tua B 1 2 3 4 5 6 0,19 0,34 0,50 0,65 0,81 0,95 Ungu Ungu Ungu - Ungu Ungu - Coklat pucat Biru-ungu Coklat - Coklat tua Keterangan : A = fraksi kloroform Succus Liquiritae pembanding B = fraksi kloroform kecambah kedelai sampel Deteksi : 1 Dilihat dibawah sinar UV 254 nm 2 Pereaksi anisaldehid-asam sulfat, dipanaskan 110°C selama 5-10 menit Dari hasil kromatogram yang menghasilkan banyak bercak tersebut terdapat beberapa bercak yang mempunyai Rf dan warna yang sama. Bercak tersebut adalah A4 dengan Rf 0,49 dan B3 dengan Rf 0,50 yang berwarna biru– ungu, serta bercak A6 dengan Rf 0,92 dan B6 dengan Rf 0,95 dengan warna coklat tua. Menurut Stahl 1985, bercak asam glisiretinat yang merupakan saponin golongan triterpenoid berwarna biru-ungu dengan hRf sekitar 20-30 pada fase diam silica gel GF 254 asam yang dibuat dengan asam o-fosfat 0,25 sebagai pengganti air dan fase gerak kloroform:metanol 95 : 5 vv, pengembangan 2x suhu percobaan 20°C, dan deteksi dengan anisaldehid-asam sulfat dipanaskan selama 5 menit pada suhu 105°C. Maka kedua bercak A4 dan B3 yang mendekati referensi inilah yang selanjutnya akan diisolasi. Perbedaan Rf yang terjadi antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penelitian dengan literatur mungkin karena fase diam yang dipakai berbeda, juga kondisi percobaan yang berbeda karena pada penelitian suhu yang dipakai adalah suhu ruangan ± 25-27°C, sehingga memungkinkan terjadinya Rf lebih tinggi. Selain itu dari hasil penelitian sebelumnya tentang saponin, menyatakan bahwa hRf saponin triterpenoid golongan β-amirin sekitar 55 dengan warna kebiruan setelah dideteksi dengan anisaldehid-asam sulfat Yanuarsih, 2001.

H. Isolasi Saponin dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Isolasi dengan kromatografi lapis tipis preparatif dilakukan untuk memperoleh isolat yang mengandung saponin yang dimaksud. Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 pada plate kaca 20 x 20 cm. Fase gerak yang digunakan pada tahap pertama adalah kloroform:metanol 95:5 vv karena pada KLT pendahuluan menghasilkan pemisahan yang cukup baik. Setelah pengembangan berulang sebanyak 2x, hasil eluasi yang menunjukkan Rf yang sama dengan KLT pendahuluan kemudian dikerok dengan hati-hati menggunakan spatula dan dikumpulkan. Pengembangan berulang dimaksudkan untuk mencapai keefisienan pemisahan, karena semakin banyak dilakukan pengembangan berulang, pemisahan senyawa semakin baik. Dalam penelitian ini, 2x pengembangan sudah menghasilkan pemisahan yang cukup baik karena bercak yang didapat terlihat jelas dan tidak terlalu dekat satu sama lain, sehingga lebih mudah untuk dikerok. Hasil kerokan kemudian disaring dengan kloroform menggunakan sinterred glass lalu diuapkan. Jumlah fase diam yang digunakan pada isolasi ini sejumlah 5 plate dengan maksud agar isolat yang didapat lebih banyak. Jumlah kloroform yang digunakan untuk menyari adalah 5 x 20 ml