Spektroskopi Ultra Violet UV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian non-eksperimental, karena di dalam penelitian ini tidak dilakukan manipulasi atau intervensi terhadap subjek uji.

B. Definisi Operasional

1. Identifikasi organoleptik dan makroskopik adalah cara untuk menentukan ciri khas simplisia yang dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap rasa, warna, bau, dan bentuk dari kecambah kedelai. 2. Uji buih adalah cara untuk mengetahui adanya saponin dengan menggojok ekstrak air dari kecambah kedelai dalam tabung reaksi sampai terbentuk busa yang mantap selama 10 menit. 3. Isolasi saponin kecambah kedelai adalah proses pengambilan saponin dari kecambah kedelai dengan cara kromarografi lapis tipis preparatif. 4. Karakteristik saponin kecambah kedelai secara KLT adalah hasil KLT yang didapatkan berupa warna bercak dan Rf saponin kecambah kedelai. 5. Karakteristik saponin kecambah kedelai secara spektroskopi UV adalah hasil spekra isolat saponin kecambah kedelai berupa serapan maksimum pada panjang gelombang tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian

a. bahan utama : kecambah kedelai varietas Galunggung yang bijinya diambil dari Balai Pengembangan dan Promosi Agribisnis Perbenihan Tanaman Pangan, Gunungkidul, Yogyakarta. b. bahan kimia yang digunakan, kecuali disebut lain, berderajat pro analisis, yaitu: aquadestilata diambil dari Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi USD, asam asetat anhidrida, asam sulfat, asam klorida, kloroform, metanol, n-butanol, etanol, natrium sulfat anhidrat, silika gel GF 254 , anisaldehid, Succus Liquiritae sebagai pembanding yang diambil dari Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi USD asal BRATACOpharmaceutical grade.

2. Alat Penelitian

Bakul bambu, neraca analitik Metler Toledo, kompor, alat hidrolisis pendingin balik, magnetic stirrer, oven, penangas air, atomizer, mikropipet, sinterred glass, lampu UV 254 nm, alat untuk fotografi, spektrofotometer UV- Vis Lambda 20 Perkin Elmer dan kuvet Quartz, serta peralatan gelas pipet, tabung reaksi, Erlenmeyer, corong pisah, gelas Baker, dan lain-lain.

D. Jalan Penelitian

1. Identifikasi Tanaman

Identifikasi tanaman dilakukan di Balai Pengembangan dan Promosi Agribisnis Perbenihan Tanaman Pangan di Gunung Kidul, Yogyakarta untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan untuk penelitian ini adalah benar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pengumpulan Bahan dan Proses Perkecambahan

Pengumpulan biji kedelai dilakukan dan diambil dari Balai Pengembangan dan Promosi Agribisnis Perbenihan Tanaman Pangan di Gunung Kidul, Yogyakarta. Kedelai yang digunakan adalah kedelai varietas Galunggung. Biji dipilih yang baik untuk dikecambahkan Proses pembuatan kecambah kedelai adalah dengan merendam biji kedelai dalam air secukupnya selama satu malam. Simpan biji kedelai di tempat yang gelap dan lembab dengan menggunakan bakul dari bambu. Usahakan biji tetap dalam keadaan lembab dengan menyiraminya setiap 5 jam sekali. Biji mulai berkecambah setelah 24 jam, dan kecambah siap dipakai setelah 3 hari Adisarwanto, 2005.

3. Pemeriksaan Organoleptik dan Makroskopik

Pemeriksaan organoleptik dan makroskopik dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap rasa, warna, bau, dan bentuk kecambah kedelai.

4. Uji Saponin

a. Uji buih Sebanyak 1 g kecambah yang akan diperiksa dihancurkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Terbentuk buih yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit Anonim, 1995 b. Reaksi Liebermann – Burchard Sejumlah 1 g bahan dipanasi dengan 1 ml asam asetat anhidrida, dinginkan, lalu ditetesi dengan asam sulfat pekat 2 tetes. Jika mengandung senyawa steroid akan terbentuk warna hijau biru, atau akan terbentuk warna merah muda sampai merah jika mengandung senyawa triterpenoid Bruneton, 1999. c. Reaksi Salkowski Sebanyak 1 g kecambah kedelai utuh dan kecambah kedelai yang telah dihancurkan, secara terpisah ditambah kloroform, kemudian ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat. Apabila terbentuk warna kuning yang lama-kelamaan berubah menjadi merah tua membuktikan adanya senyawa triterpenoid Paech and Tracey, 1955.

5. Hidrolisis Saponin Kecambah Kedelai dan Succus Liquiritae

Sejumlah 8 g kecambah kedelai dan 5 g Succus Liquiritae dihidrolisis secara terpisah dengan 50 ml HCl 1 M selama 2 jam dengan menggunakan pendingin balik kemudian didinginkan Harborne, 1987.

6. Ekstraksi Saponin Kecambah Kedelai dan Succus Liquiritae

Hidrolisat yang diperoleh dituang ke dalam Erlenmeyer bertutup, ditambahkan kloroform 30 ml dan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 30 menit. Fase kloroform yang terbentuk dipisahkan dengan corong pisah, larutan fase air asam diekstraksi ulang dengan kloroform sebanyak 3 kali. Fase kloroform yang diperoleh ditambah dengan natrium sulfat anhidrat lalu disaring. Filtrat yang diperoleh diuapkan di atas penangas air. Hasil yang diperoleh adalah fraksi kloroform kecambah kedelai dan Succus Liquiritae yang berisi saponin.